Ramalan Harga Emas Pekan Ini, Tunggu Keputusan Suku Bunga The Fed 2025

Proyeksi Harga Emas yang Tengah Memecah
Harga emas kini sedang menghadapi proyeksi yang berbeda-beda dari para analis. Beberapa melihat tren negatif (bearish), sementara sebagian lainnya bersikap netral. Hal ini terjadi di tengah meredanya ketegangan akibat ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump.
Survei mingguan Kitco News menunjukkan bahwa para analis industri emas kini terpecah antara sikap bearish dan netral, sementara para investor ritel tetap optimis terhadap prospek emas dalam waktu dekat. Seorang analis senior dari Barchart.com, Darin Newsom, menyatakan bahwa harga emas akan bergerak sideways dalam waktu dekat. Meskipun tidak ada alasan kuat untuk emas anjlok saat ini, bisa saja harga melemah perlahan seiring pergeseran minat beli ke logam lain seperti perak dan tembaga.
Namun, Newsom menekankan bahwa alasan utama kekuatan emas sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian global masih tetap ada. Ia juga menyebut adanya spekulasi bahwa China telah membeli lebih banyak emas dari yang diperkirakan sebelumnya. “Saya tidak melihat pasokan itu akan membanjiri pasar dalam waktu dekat,” ujarnya.
Di sisi lain, analis dari Commerzbank menilai emas sedang mencari arah di tengah potensi tercapainya berbagai kesepakatan dagang yang secara bertahap mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman. Mereka mengambil posisi netral dalam jangka pendek dan menilai harga telah mencapai titik jenuh untuk saat ini.
Pergerakan Harga Emas
Harga emas di pasar spot tercatat melemah 0,38% dalam seminggu terakhir ke level 3.338,36 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka Comex di AS turun 0,68% ke level US$3.335,6 per troy ounce. Penguatan indeks dolar AS dari posisi terendah dalam lebih dari dua pekan membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.
Meski demikian, beberapa analis yakin bahwa harga emas akan naik pada pekan ini. Rich Checkan, Presiden dan COO Asset Strategies International, mengatakan bahwa penurunan harga pada pekan lalu justru menjadi fondasi untuk penguatan pekan ini. Ia memandang bahwa jika The Fed sesuai ekspektasi dan menahan suku bunga, emas dan perak akan terus naik. Jika The Fed memangkas suku bunga, keduanya akan melonjak lebih tinggi. Dalam kedua skenario, harga akan naik.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas
Analis Phoenix Futures, Kevin Grady, mencatat bahwa kabar positif terkait negosiasi tarif menekan harga logam mulia. Setiap kali muncul kabar baik—baik dari Jepang, Uni Eropa, Inggris, hingga India—emas sempat tergelincir, tapi lalu memantul kembali. Ia juga menyebut aktivitas perdagangan pada Jumat yang cenderung tipis membuat algoritma lebih sensitif terhadap berita. Saat saham naik, logam cenderung melemah. Hal tersebut menjadi pola yang dibaca oleh algoritma.
Grady menilai bahwa koreksi kali ini tidak akan terlalu dalam. “Mungkin akan mundur sedikit, tapi saya tidak memperkirakan harga akan jatuh ke US$2.700,” ujarnya.
Pada pekan ini, fokus utama pasar adalah pada pernyataan The Fed, data inflasi PCE, dan laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls. Seluruh sentimen tersebut akan mengindikasikan arah kebijakan September mendatang. Grady menilai bahwa dengan meredanya harga energi dan data inflasi yang relatif jinak, The Fed sebenarnya punya alasan untuk mulai melonggarkan kebijakan.
Kunci Keputusan The Fed
Menurutnya, intinya ada pada suku bunga. Meski ia tidak yakin The Fed akan langsung bertindak, pernyataan pasca-pertemuan Fed akan menjadi krusial. Akan ada perbedaan pendapat di internal The Fed karena alasan-alasan sebelumnya soal inflasi, harga energi, hingga tarif, seluruhnya belum benar-benar terjadi.
Grady menyimpulkan bahwa Powell setidaknya harus memberi sinyal dovish. Bahkan jika saham menguat karena sikap The Fed, bukan berarti emas tidak ikut reli. Ia juga menegaskan bahwa bank sentral dunia tetap akan membeli emas. “Mereka tahu apa yang mereka lakukan. Banyak yang ingin menjauh dari dominasi dolar AS, dan tren itu akan terus berjalan. Cukup lihat grafik — emas dan saham naik bersama, masing-masing karena alasan mereka sendiri,” pungkasnya.