Rumor Deretan Perusahaan Bakal Go Public, Termasuk Orang Tua Group dan Griya Idola

Featured Image

Potensi IPO di Pasar Modal Indonesia pada Semester II Tahun 2025

Pasar modal Indonesia siap menghadapi gelombang penawaran umum perdana saham (IPO) dari sejumlah perusahaan besar lintas sektor pada semester kedua tahun 2025. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat adanya lima perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Dari jumlah tersebut, satu perusahaan termasuk dalam kategori aset menengah, sementara empat lainnya memiliki aset di atas Rp250 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan bahwa satu perusahaan memiliki aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, sedangkan empat perusahaan lainnya memiliki aset skala besar dengan nilai di atas Rp250 miliar. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan pasar modal yang signifikan.

Perusahaan yang Diperkirakan Melakukan IPO

Dalam unggahan Kiwoom Sekuritas, terdapat beberapa nama perusahaan yang dirumorkan akan melantai di BEI. Beberapa perusahaan berasal dari sektor perbankan, properti, energi, hingga layanan video on demand. Berikut adalah beberapa perusahaan yang disebut-sebut akan melakukan IPO:

Sektor Properti

Salah satu perusahaan yang disebut adalah PT Griya Idola milik PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Perusahaan ini dikenal memiliki lahan seluas 1.200 hektare di Subang dan proyek pengembangan kawasan hunian di Tangerang. Namun, Corporate Communication Group Barito Pacific Angelin Sumendap menjelaskan bahwa hingga saat ini, Griya Idola belum memiliki rencana IPO dan masih fokus pada strategi pengembangan bisnis.

Selain itu, rumor juga menyebutkan bahwa perusahaan tambang emas di bawah naungan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) akan melantai di bursa. Namun, hingga saat ini, tidak ada rencana resmi untuk IPO.

Sektor Perbankan

Dari sektor perbankan, BLU BCA Digital dengan kepemilikan 99,96% oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) serta Bank Jakarta yang 99,98% sahamnya dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta juga disebut-sebut akan melakukan IPO. Direktur Utama Bank Jakarta Agus H. Widodo menyatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan proses IPO secara internal. Meskipun demikian, pelaksanaannya sangat bergantung pada kondisi pasar saat itu.

“Mungkin awal-awal tahun depan [2026], tapi saya tidak bisa menjanjikan. Pokoknya kalau situasi pasar mendukung, kami siap,” katanya.

Sektor Energi

Di sektor energi, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pertamina International Shipping (PIS) disebut memiliki potensi untuk menggelar IPO. PHE berhasil membukukan laba bersih sebesar US$3,12 miliar hingga akhir 2024, sementara PIS mencetak laba senilai US$558,60 juta.

Sebelumnya, BEI sempat berencana memberikan relaksasi ketentuan free float kepada PHE karena memiliki emisi bernilai jumbo. Namun, IPO PHE batal dilaksanakan pada 2023 karena Kementerian BUMN menilai momentum pasar saat itu belum ideal.

Sektor Media Digital dan Ritel

Dari sektor media digital, PT Vidio Dot Com sebagai anak usaha PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) disebut menjadi salah satu calon emiten potensial. Berdasarkan riset J.P Morgan pada September 2024, Vidio telah meningkatkan pangsa pasar menjadi platform streaming terkemuka. Jumlah pelanggan Vidio telah mencapai 4 juta orang hingga akhir tahun 2023.

Sementara itu, perusahaan ritel dan FMCG PT Orang Tua Group juga masuk radar IPO. Produsen Tango dan Teh Gelas ini menyebutkan bahwa rencana IPO masih dalam tahap persiapan. Head of Corporate and Marketing Communication Orang Tua Group Harianus Zebua menyebutkan bahwa persiapan mencakup kelengkapan dokumen, struktur keuangan, kesiapan manajemen, hingga valuasi perusahaan.

Kesimpulan

Banyak perusahaan besar di berbagai sektor mulai menyiapkan langkah IPO pada semester kedua tahun 2025. Meskipun beberapa perusahaan masih dalam tahap persiapan atau belum memiliki rencana resmi, potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia tetap menjanjikan. Investor perlu memantau perkembangan lebih lanjut dan mempertimbangkan kondisi pasar sebelum membuat keputusan investasi.