Siswa SDN 1 Karangjati Belajar di Tengah Bau dan Kebisingan Kelalawar

Featured Image

Kondisi Sekolah Dasar Negeri 1 Karangjati yang Mengkhawatirkan

Di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Karangjati, Blora, anak-anak tampak ceria saat bermain. Mereka berlarian sambil tertawa, seolah melupakan aroma tak sedap yang tercium di dalam ruangan kelas. Bau tersebut berasal dari kotoran kelelawar yang bersarang di beberapa ruangan. Meski dari luar bangunan terlihat megah, kondisi di dalamnya jauh berbeda.

Bangunan SDN 1 Karangjati terdiri dari dua lantai. Namun, di balik dinding-dinding yang kokoh, terdapat ruang kelas yang sangat rapuh. Beberapa ruangan bahkan tidak memiliki plafon karena ambrol. Sementara itu, ruangan lain justru menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar. Kotoran mereka menumpuk di lantai dan mengeluarkan aroma yang menyengat.

Gamelan berdebu menjadi tanda bahwa ruangan ini jarang digunakan. Menurut Sulistiningsih, guru Kelas 3 SDN 1 Karangjati, ruangan tersebut dulunya juga merupakan ruang kelas. Namun, setelah plafon ambrol dan banyak kelelawar yang bersarang, ruangan ini dibiarkan kosong hanya untuk menyimpan gamelan.

"Saat itu, ada guru yang tidak kuat dengan aroma tak sedap," ujarnya.

Lokasi SDN 1 Karangjati sebenarnya cukup strategis. Berada di pusat kota Blora dan hanya beberapa langkah ke utara dari kantor Dinas Pendidikan. Namun, kondisi sekolah ini seolah luput dari perhatian pihak terkait.

Sulistiningsih menjelaskan, dari empat ruang kelas di lantai dua, hanya tiga yang masih digunakan untuk belajar mengajar. Satu ruangan dibiarkan kosong karena menjadi rumah kelelawar. Bahkan, di ruang Kelas 3, kelelawar juga nyaman bersarang. Beberapa dari mereka bergelantungan di rangka plafon.

Setiap hari, Sulistiningsih harus datang lebih awal untuk membersihkan ruang kelas. Ia tak ingin kotoran kelelawar mengganggu proses belajar mengajar. "Dengan adanya plafon kelas yang ambrol, otomatis jika ada kotoran langsung jatuh ke lantai karena tidak ada sekat."

Ia juga pernah menghadapi situasi yang memprihatinkan, yaitu ketika ada kelelawar yang mati jatuh ke dalam kelas. Aroma tak sedap dari kotoran kelelawar ini sangat mengganggu aktivitas belajar mengajar. "Baunya sangat menyengat. Jika belum terbiasa, sangat tidak kuat. Tapi, karena sudah terbiasa, saya bisa menghadapinya."

Selain aroma, suara bising dari kelelawar juga mengganggu proses pembelajaran. Namun, menurut Sulistiningsih, anak-anak sudah terbiasa mendengar suara "cit-cit" kelelawar dari ruangan sebelah.

Pihak sekolah telah berupaya maksimal untuk mengusir ratusan kelelawar tersebut. "Kami sering mencoba mengusir kelelawar, tapi tidak berhasil. Mereka selalu kembali," ujarnya.

Laporan ke Dinas Pendidikan

Kepala SDN 1 Karangjati, Eko Hadi Sulistiyono, mengatakan bahwa kondisi ini sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Blora. "Kami sudah melaporkan ke Disdik. Katanya akan dianggarkan di APBD perubahan. Saya sebagai pelapor hanya bisa menunggu dan berharap."

Eko berharap, kondisi sebagian ruang kelas yang rusak dapat segera diperhatikan oleh Disdik Blora. "Mudah-mudahan segera diperhatikan dan dibenahi. Masalahnya, baunya sangat mengganggu dan membahayakan siswa."