Stunting Riau Naik, BKKBN dan Baznas Berikan Bantuan

Stunting Riau Naik, BKKBN dan Baznas Berikan Bantuan

Peningkatan Angka Stunting di Riau Menjadi Perhatian Serius

Angka stunting di Provinsi Riau mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru, tingkat stunting meningkat dari 13,6 persen pada 2023 menjadi 20,1 persen di tahun 2024. Kondisi ini menarik perhatian berbagai pihak dan menjadi fokus utama dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Rakorda yang diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi Riau ini digelar di Pekanbaru pada Kamis (24/7/2025). Acara tersebut dihadiri oleh berbagai unsur seperti Forkopimda, mitra strategis, serta pemangku kepentingan dari berbagai daerah. Rakorda dibuka secara resmi oleh Gubernur Riau yang diwakili oleh Kepala Dinas P3AP2KB Riau, Hj Fariza SH MH.

Dalam forum tersebut, BKKBN memfokuskan pembahasan pada langkah terpadu untuk menghadapi lonjakan kasus stunting dan memperkuat ketahanan keluarga menuju Indonesia Emas 2045. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Irzal SE ME, menjelaskan bahwa kenaikan angka stunting belum mencakup data dari tiga kabupaten, termasuk Kampar. Ia meyakini bahwa jika data dari daerah tersebut dimasukkan, maka angka stunting mungkin tidak setinggi saat ini.

Meskipun demikian, Irzal menegaskan bahwa BKKBN tetap fokus pada penurunan angka stunting di Riau. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah kerja sama dengan Baznas Riau untuk menyalurkan bantuan bahan makanan kepada keluarga berisiko stunting. “Dengan intervensi seperti ini, kita harapkan angka stunting bisa ditekan,” ujarnya.

Dalam acara Rakorda ini, BKKBN bersama Baznas Riau juga menyalurkan bantuan Program Orang Tua Asuh Cegah Stunting kepada 100 keluarga berisiko stunting. Bantuan diberikan kepada 50 keluarga di Indragiri Hilir dan 50 keluarga di Kuantan Singingi. Total bantuan mencapai Rp 270 juta dengan nominal Rp 450 ribu per keluarga per bulan selama enam bulan.

Wakil Ketua Baznas Riau, Jamaluddin SAg M.Sy, menyampaikan bahwa bantuan tersebut berupa bahan makanan dan merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap keluarga rawan stunting. Ia juga menyatakan bahwa Baznas berkomitmen memperluas program ini ke seluruh kabupaten/kota di Riau.

Dalam sambutannya, Irzal menyampaikan bahwa Rakorda ini menjadi momen penting untuk menyatukan strategi daerah dan nasional. “Tahun 2025 merupakan awal pelaksanaan RPJMN 2025–2029, dengan fokus utama penguatan SDM, ketahanan keluarga, dan penurunan stunting,” kata Irzal.

Sebagai bentuk respons cepat, BKKBN melalui Kemendukbangga menetapkan lima program Quick Wins yang berbasis data, yakni: Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) dan Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA). Selanjutnya, Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya, dan Super Apps Layanan Keluarga Indonesia. Kelima program tersebut menjadi strategi kunci percepatan pembangunan keluarga berkualitas yang mendukung target Indonesia Emas 2045 dan Riau Bedelau (Berbudaya Melayu, Dinamis, Ekologis, Agamis, dan Maju).

Dalam sambutan tertulis Gubernur Riau yang dibacakan Hj Fariza, pemerintah mengapresiasi kontribusi BKKBN dan seluruh mitra dalam pembangunan keluarga. Namun ia juga menyoroti bahwa lonjakan angka stunting mengindikasikan pendekatan yang selama ini dilakukan belum maksimal.

Sekretaris Utama Kemendukbangga/BKKBN, Budi Setiyono, menyampaikan bahwa pembangunan SDM menjadi kunci keberhasilan Indonesia saat memasuki usia 100 tahun kemerdekaan. Ia menyebut standar hidup layak di Riau adalah Rp 30 juta per orang per tahun. Menurut Budi, kapitalisasi bonus demografi harus disiapkan melalui peningkatan kerja formal hingga 80 persen, partisipasi kerja perempuan di atas 50 persen, serta penduduk bersertifikat profesi di atas 75 persen.

Rakorda ini menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh unsur—pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media—untuk membangun keluarga sebagai fondasi menuju Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan.