TABIAT Musrika, Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo Tanpa Rasa Menyesal, Sering Menganiaya Mbah Nortaji

TABIAT Musrika, Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo Tanpa Rasa Menyesal, Sering Menganiaya Mbah Nortaji

Kehidupan Nenek Nortaji yang Menyedihkan di Probolinggo

Di Desa Jambangan, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terjadi peristiwa yang sangat menyedihkan. Seorang nenek bernama Nortaji dianiaya dan diusir oleh anak kandungnya sendiri, Musrika. Kejadian ini menimbulkan reaksi dari masyarakat luas, terutama setelah video kejadian tersebut viral di media sosial.

Nenek Nortaji ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan. Saat itu, ia sedang tidur di pinggir sawah, sebagaimana diketahui oleh Arief Camra, seorang tiktoker yang menemukannya. Video yang diunggah oleh Arief menunjukkan bagaimana Musrika menganiaya ibunya hingga membuatnya tersungkur. Nenek Nortaji tampak menangis kesakitan, tetapi beruntung ada tetangga yang melihat dan menghentikan aksi tersebut.

Arief Camra kemudian memutuskan untuk mengevakuasi nenek Nortaji ke Griya Lansia Husnul Khatimah. Ia menjelaskan bahwa kejadian ini benar-benar terjadi, dan tidak hanya sekadar gosip. “Saya bergegas menkonfirmasi apakah berita ini benar atau enggak, dan ternyata berita itu benar,” ujar Arief.

Setelah ditemukan, nenek Nortaji dalam kondisi lemah dan butuh perawatan. Arief dan timnya langsung membersihkannya sebelum membawanya ke ambulans. Di panti jompo, nenek Nortaji mendapatkan tempat yang layak dan bersih. Namun, kehidupan yang dialaminya tidak lagi sama seperti dulu.

Di tempat lain, Arief bertemu dengan Musrika. Dalam percakapan tersebut, Musrika menunjukkan sikap dingin terhadap ibunya. “Ini saya bawa ke panti, kalau meninggal gak saya kabari ya,” kata Arief. Musrika menjawab dengan tenang, “Iya gak usah gak apa-apa.” Hal ini menunjukkan bahwa Musrika tidak memiliki rasa kasihan terhadap ibu kandungnya.

Pemerintah Desa Jambangan juga memberikan penjelasan tentang kejadian ini. Perangkat desa, Edy, mengatakan bahwa pertengkaran antara Nortaji dan Musrika memang benar terjadi. Meskipun telah dilakukan mediasi oleh pihak dinas sosial, situasi tidak kunjung membaik. Musrika tetap ingin mengusir ibunya dari rumahnya, bahkan tidak peduli ke mana nenek Nortaji akan tinggal.

Menurut Edy, nenek Nortaji memiliki kebiasaan tidur di mana saja ketika merasa lelah. Pada saat kejadian, ia tertidur di pinggir jalan karena kelelahan. Meskipun begitu, kejadian penganiayaan dan pengusiran yang terjadi sekitar sebulan lalu tetap menjadi masalah serius.

Nenek Nortaji adalah salah satu dari tiga bersaudara. Anak pertama tinggal di Kecamatan Besuk, sementara anak kedua bekerja di Bali. Sebelum diusir, nenek Nortaji sempat tinggal bersama anak sulungnya, tetapi akhirnya pulang ke Jambangan karena rindu rumah.

Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan terhadap lansia, terutama dari keluarga sendiri. Tidak hanya sebagai bentuk kekerasan fisik, tetapi juga kekerasan emosional yang bisa menyakitkan. Dengan adanya kejadian seperti ini, diharapkan masyarakat lebih sadar akan pentingnya kasih sayang dan tanggung jawab terhadap orang tua.