DBD Tak Boleh Disepelekan, Deteksi Dini Penting!

Penyebab Peningkatan Kasus DBD dan Pentingnya Deteksi Dini
Demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang sering muncul di musim hujan. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, yaitu penyebar virus DBD. Menurut dokter umum Rumah Sakit Siloam Purwakarta, Kharina Helhid, tren kasus DBD cenderung meningkat setiap musim hujan. Ia juga menyoroti bahwa banyak pasien menganggap remeh gejala awal demam berdarah, seperti demam biasa atau flu.
“Gejala awal DBD sering disalahartikan sebagai flu atau infeksi virus ringan. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi berat seperti syok dengue,” jelas Kharina dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 27 Juli 2025. Ia menambahkan bahwa anak-anak dan lansia adalah kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi DBD.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, hingga Mei 2025 tercatat lebih dari 55 ribu kasus DBD di seluruh Indonesia, dengan jumlah kematian mencapai 439 jiwa. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Wilayah dengan jumlah kasus tertinggi antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
Gejala Umum DBD yang Perlu Diwaspadai
Laman resmi Halodoc menjelaskan bahwa gejala DBD biasanya muncul empat hingga sepuluh hari setelah gigitan nyamuk. Berikut beberapa ciri-ciri demam berdarah yang perlu diwaspadai:
-
Demam tinggi
Demam yang tiba-tiba dan suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius merupakan gejala awal yang paling umum. Demam ini bisa disertai menggigil dan berlangsung selama 2 hingga 7 hari. -
Nyeri otot dan sendi
Banyak pasien mengalami nyeri otot dan sendi yang parah, sering disebut “demam bone-breaking”. Nyeri ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menjadi salah satu gejala yang sering dialami. -
Ruam kulit
Ruam kulit bisa muncul beberapa hari setelah demam. Ruam ini berupa bercak merah dan bisa menyebar ke seluruh tubuh. Tingkat keparahan ruam tergantung seberapa parah DBD yang dialami. -
Mual dan muntah
Mual dan muntah bisa menyebabkan dehidrasi. Meskipun gejala ini umum ditemukan pada penyakit lain, jika disertai demam tinggi, segera konsultasikan ke dokter. -
Gejala tambahan lainnya
Beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai termasuk sakit kepala, rasa sakit di belakang mata, kelenjar bengkak, nyeri perut, serta perubahan tekanan darah dan penurunan trombosit.
Pada anak-anak, gejala DBD bisa mirip dengan orang dewasa, tetapi mereka lebih cepat menunjukkan tanda-tanda peringatan seperti nyeri perut parah, muntah persisten, dan kelelahan berat.
Pencegahan dengan Metode 3M Plus
Kharina Helhid menekankan pentingnya metode 3M Plus untuk mencegah peningkatan kasus DBD. Metode ini meliputi:
- Menguras tempat penampungan air
- Menutup rapat tempat penyimpanan air
- Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk
Selain itu, ada tindakan tambahan seperti menabur larvasida, menggunakan kelambu, dan fogging.
Edukasi Masyarakat tentang DBD
Sebelumnya, sebuah seminar kesehatan bertema “Waspada Demam Berdarah: Cegah dan Tangani Sejak Dini” diselenggarakan oleh Holywings Peduli bekerja sama dengan Helen’s Night Mart Karangsari Bandung. Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta. Salah satu peserta, Lilis Kartika, merasa lebih paham tentang gejala awal DBD dan cara pencegahannya di rumah. “Saya sangat bersyukur bisa ikut seminar ini. Saya belajar bahwa ada cara lain yang lebih efektif seperti 3M Plus,” ujarnya.
Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group, berharap seminar ini menjadi pemicu kesadaran kolektif masyarakat terhadap DBD. “Edukasi adalah langkah awal yang paling efektif dalam mencegah berbagai penyakit,” kata Andrew.