Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Beri Penghargaan Transformasi Digital ke RS TK II Dustira

Featured Image

Transformasi Digital di Rumah Sakit TK II Dustira Kota Cimahi

Rumah Sakit TK II Dustira di Kota Cimahi menjadi salah satu contoh terbaik dalam penerapan transformasi digital di sektor kesehatan. Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan, melakukan kunjungan ke rumah sakit tersebut untuk memastikan bahwa proses transformasi digital berjalan dengan baik dan lancar. Dalam kunjungannya pada Jumat (25/07), ia meninjau berbagai fasilitas yang berkaitan dengan teknologi informasi, termasuk implementasi antrean online Mobile JKN, penggunaan fitur I-Care oleh dokter, serta sistem bridging Rekam Medis Elektronik (RME).

Edwin menyampaikan bahwa transformasi digital tidak bisa dilakukan tanpa dukungan dari pihak manajemen atas. Menurutnya, jika pemimpin tidak bergerak, maka seluruh organisasi akan sulit untuk berubah. Ia menekankan bahwa transformasi digital adalah langkah penting yang menuju ke arah yang lebih baik dan tidak akan kembali ke kondisi lama.

Penghargaan Bintang 5 untuk RS TK II Dustira

RS TK II Dustira mendapatkan penghargaan bintang 5 sebagai bentuk apresiasi atas komitmennya dalam menerapkan lima implementasi transformasi digital. Penghargaan ini diberikan karena rumah sakit telah berhasil menerapkan:

  1. Integrasi sistem antrean online Mobile JKN
  2. Integrasi sistem klaim
  3. Implementasi elektronik Surat Eligibilitas Peserta (SEP) seperti fingerprint dan Face Recognition Integrated System Hospital (Frista)
  4. Implementasi bridging farmasi
  5. Implementasi E-rekam medis

Penghargaan bintang 5 ini menunjukkan bahwa RS TK II Dustira telah melalui tahapan digitalisasi yang cukup tinggi. Ini juga menjadi penghargaan pertama yang diterima oleh rumah sakit milik TNI di Indonesia. Edwin menyatakan bahwa digitalisasi adalah sebuah kebutuhan yang tak terhindarkan dalam kehidupan modern.

Peran Masyarakat dalam Pemanfaatan Digitalisasi

Selama kunjungan, Edwin juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan pasien dan keluarga mereka yang menggunakan layanan antrean online Mobile JKN. Ia mengajak masyarakat untuk lebih memanfaatkan layanan digital ini agar dapat lebih mudah dan cepat dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Antrean online Mobile JKN bertujuan untuk mengurangi antrian fisik dan meningkatkan kenyamanan peserta JKN. Edwin mengapresiasi faskes yang mendukung inovasi ini. Ia menegaskan bahwa semakin banyak peserta JKN yang merasakan manfaat dari layanan digital, maka semakin besar pula potensi peningkatan kualitas layanan kesehatan.

Komitmen RS TK II Dustira dalam Digitalisasi

Kepala RS TK II Dustira, Kolonel (CKM) dr. Nursuandy Indra Djaya, menjelaskan bahwa saat awal implementasi antrean online Mobile JKN, pihak rumah sakit terus mencari kendala yang ada. Meski awalnya penggunaan layanan ini masih rendah, namun secara perlahan mulai meningkat seiring waktu.

RS TK II Dustira selalu berkomitmen untuk mengikuti setiap kebijakan dan perubahan yang diterapkan BPJS Kesehatan. Ia menekankan bahwa tujuan utama dari transformasi digital adalah meningkatkan kenyamanan peserta JKN saat berobat. Oleh karena itu, pihak rumah sakit tidak ingin menentukan alur sendiri, tetapi lebih fokus pada penerapan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Nursuandy juga menyampaikan rasa terima kasih kepada BPJS Kesehatan yang telah mempercayai rumah sakitnya untuk melayani peserta JKN. Ia bangga bahwa RS TK II Dustira mendapatkan penghargaan tertinggi bintang 5, yang diserahkan langsung oleh Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan. Penghargaan ini menjadi motivasi bagi rumah sakit untuk terus memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada seluruh peserta JKN.

Dengan komitmen dan kerja sama yang baik antara BPJS Kesehatan dan rumah sakit, diharapkan transformasi digital dapat terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.