Dosen Unimor Ciptakan Teknologi Produksi Bawang Merah Lokal Eban

Dosen Unimor Ciptakan Teknologi Produksi Bawang Merah Lokal Eban

Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Saenam dengan Teknologi Budidaya Bawang Merah Lokal Eban

Dosen dari Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan Universitas Timor (Unimor) mengadakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Desa Saenam, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi produksi bawang merah menggunakan True Shallot Seed (TSS) dan benih umbi melalui demplot atau area demonstrasi.

Sejumlah dosen yang terlibat dalam PkM ini antara lain; Anna Tefa, S.P, M.Si, Mardit Nikodemus Nalle, S.P, M.Si, Polikarpia Wilhelmina Bani, S.Pd., M.Sc, Syprianus Ceunfin, S.P, M.Sc dan Kristoforus Fallo, S.Kom., M.Kom. Mereka bekerja sama dengan berbagai kelompok tani di Desa Saenam seperti Kelompok Tani Karya Abadi, Biname Bersaudara, Tunas Muda, KWT Leolkase dan Taruna Tani Leosikun.

Selain dosen, beberapa mahasiswa Unimor juga turut serta dalam kegiatan ini. Mereka adalah Eugenius Yuven Nahak, Lidwina Maria Fransiska Kono, Antonius Kofi, Agnes T. Anone, Dina Yulinarti Banani, Maria Yolanda Tmaneak (Prodi Biologi Sains), Geralda Maumabe (prodi Biologi Sains) dan Odilia Luruk (prodi Biologi Sains).

Ketua Tim PkM, Anna Tefa, S.P, M.Si menyampaikan bahwa Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh dosen. Dalam kegiatan ini, para dosen Unimor memperkenalkan teknologi budidaya bawang merah lokal Eban yang masuk kategori langka. Saat ini, bawang merah lokal Eban nyaris punah.

Budidaya bawang merah lokal Eban ini dilakukan dengan menggunakan umbi dan benih biji atau yang disebut dengan (TSS). Tujuan utama dari pengenalan teknologi ini adalah agar masyarakat setempat dapat melakukan budidaya bawang merah Lokal Eban secara berkelanjutan dan masif agar tidak mengalami kepunahan. Varietas bawang ini merupakan kekayaan lokal daerah yang perlu dilestarikan.

Kegiatan ini akan berlangsung selama 3 bulan sejak akhir Juli hingga awal Oktober 2025. Sebelum pelaksanaan, para dosen melakukan sosialisasi, survei dan identifikasi lahan di lapangan. Mereka melakukan budidaya di atas lahan seluas 10 are. Anggota kelompok tani dilibatkan dalam setiap proses budidaya bawang merah lokal.

Teknologi yang ditawarkan oleh para dosen Unimor adalah penggunaan pupuk hayati atau plant growth promoting rhizobacteri (PGPR). Pupuk hayati ini berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan membantu menjaga tanaman dari serangan penyakit.

Anna berharap para petani bisa menerapkan teknologi produksi bawang merah lokal Eban yang ditawarkan oleh dosen. Petani juga diharapkan secara berkelanjutan melakukan budidaya bawang merah varietas lokal Eban. "Supaya kita tidak tergantung pada benih produksi dari luar. Tetapi kita bisa mempertahankan tanaman-tanaman lokal yang sudah membudaya di wilayah Kecamatan Miomaffo Barat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Saenam, Fransiskus Xaferius Nofu menyampaikan terima kasih kepada para dosen dan mahasiswa Universitas Timor yang rela menempuh perjalanan jauh untuk melaksanakan kegiatan PkM bagi para petani di Desa Saenam. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena membantu mereka keluar dari praktek pertanian konservatif.

Fransiskus berharap, kegiatan ini bisa membawa dampak positif kepada para petani di Desa Saenam secara khusus dalam produksi bawang merah Lokal Eban.