Laporan FHI Philips: Indonesia Paling Percaya pada AI Kesehatan

Peran AI dalam Peningkatan Layanan Kesehatan di Indonesia
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, sektor kesehatan juga mengalami transformasi digital. Salah satu perusahaan yang memimpin inovasi di bidang ini adalah Royal Philips, yang baru-baru ini merilis laporan tahunan Future Health Index (FHI) ke-10. Laporan ini mencakup wawasan dari tenaga kesehatan profesional dan pasien di 16 negara, termasuk Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APAC). Temuan utama dari laporan ini menunjukkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, hasil perawatan, serta ketahanan sistem kesehatan secara keseluruhan.
Indonesia menempati posisi yang sangat optimis terhadap peran AI dalam layanan kesehatan. Namun, di balik optimisme tersebut, pentingnya kepercayaan, edukasi, dan desain inklusif menjadi faktor kunci untuk memastikan implementasi yang sukses dan merata.
Tekanan pada Sistem Kesehatan Indonesia
Sistem kesehatan di Indonesia terus menghadapi tantangan berupa peningkatan permintaan layanan dan kekurangan tenaga medis spesialis. Jumlah dokter spesialis yang dihasilkan setiap tahun hanya sekitar 2.700, sementara kebutuhan nasional diperkirakan mencapai 29.000. Hal ini menyebabkan dampak yang signifikan, terutama pada waktu tunggu pasien.
Menurut data, 77% pasien mengalami waktu tunggu yang lama untuk bertemu spesialis, sedangkan 33% pasien mengalami keterlambatan dalam mendapatkan perawatan umum. Lebih parah lagi, 51% pasien melaporkan kondisi kesehatan mereka memburuk karena tidak bisa segera mengakses layanan kesehatan, dan 45% harus dirawat di rumah sakit akibat hal tersebut.
AI sebagai Solusi untuk Tantangan Kesehatan
Meskipun menghadapi tantangan ini, baik tenaga kesehatan maupun pasien di Indonesia menunjukkan keyakinan kuat terhadap potensi AI dalam meningkatkan layanan kesehatan. Optimisme ini bahkan melampaui rata-rata di kawasan APAC dan global.
Survei menunjukkan bahwa 84% tenaga kesehatan dan 74% pasien percaya bahwa AI dapat meningkatkan layanan kesehatan. Di antara mereka, 85% tenaga kesehatan menyatakan bahwa analitik prediktif berbasis AI dapat membantu menyelamatkan nyawa dengan memberikan intervensi dini, sementara 73% percaya bahwa teknologi digital akan mengurangi rawat inap di masa depan.
Namun, laporan ini juga mengungkap tantangan dalam alur kerja. Lebih dari separuh (56%) tenaga kesehatan mengaku menghabiskan lebih sedikit waktu dengan pasien dan lebih banyak waktu untuk tugas administratif dibandingkan lima tahun lalu. Selain itu, 62% tenaga kesehatan mengatakan mereka kehilangan waktu klinis karena data yang terfragmentasi atau tidak dapat diakses. Seperlima (18%) tenaga kesehatan kehilangan lebih dari 45 menit per shift, yang berarti hampir satu bulan penuh (23 hari kerja) waktu klinis hilang per tahun.
Tanpa adopsi AI yang bermakna, 57% tenaga kesehatan memperkirakan akan terjadi penumpukan pasien yang semakin parah, 49% memperkirakan hilangnya peluang untuk intervensi dini, dan 46% memperkirakan tingkat kelelahan (burnout) yang lebih tinggi.
Mendorong Inovasi AI Secara Bertanggung Jawab
Indonesia memiliki posisi strategis untuk memimpin penerapan AI dalam layanan kesehatan. Dengan cakupan kesehatan yang hampir universal melalui JKN dan komitmen pemerintah melalui roadmap transformasi kesehatan digital Kementerian Kesehatan, Indonesia memiliki dasar yang kuat untuk mengadopsi inovasi teknologi.
Namun, yang paling penting saat ini adalah menyelaraskan inovasi dengan kebutuhan manusia melalui solusi yang inklusif, efektif, dan berskala besar dengan perlindungan yang kuat. Menurut Astri Ramayanti Dharmawan, Presiden Direktur Philips Indonesia, membangun kepercayaan pada AI bukan hanya tantangan teknologi, tetapi juga aspek manusia.
Ia menambahkan bahwa dengan memadukan inovasi dengan transparansi, desain yang berpusat pada manusia, kemitraan lintas sektor yang mendalam, dan kerangka regulasi yang jelas, kita dapat membangun sistem layanan kesehatan yang lebih cerdas dan tangguh. “Serta memberikan layanan yang lebih baik bagi lebih banyak orang,” katanya.
Untuk informasi lebih lanjut tentang metodologi Future Health Index dan akses ke laporan lengkap Future Health Index 2025, kunjungi situs resmi Philips.