Terbukti, Rasa Syukur Bisa Panjang Umur? Ini Temuan Baru

Featured Image

Rasa Syukur Bisa Memperpanjang Usia, Studi Baru Menunjukkan

Bersyukur tidak hanya menjadi cara untuk menjaga kesehatan mental, tetapi juga bisa berdampak positif pada umur seseorang. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan Juli 2024 di JAMA Psychiatry. Penelitian ini menganalisis data dari 49.275 wanita lansia yang terlibat dalam Nurses’ Health Study di Amerika Serikat.

Studi ini menemukan bahwa peserta dengan tingkat rasa syukur tinggi memiliki risiko kematian 9% lebih rendah dibandingkan mereka yang memiliki tingkat rasa syukur rendah. Temuan ini menunjukkan bahwa rasa syukur bisa menjadi faktor penting dalam memengaruhi usia seseorang.

Hubungan antara Rasa Syukur dan Tingkat Kematian

Ini merupakan studi pertama yang secara langsung menghubungkan rasa syukur dengan tingkat kematian. Salah satu peneliti, Prof. Tyler VanderWeele, menyatakan bahwa mereka terkejut karena belum ada penelitian sebelumnya yang membahas dampak rasa syukur terhadap mortalitas.

Pada tahun 2016, para partisipan diminta menjawab kuesioner enam poin tentang rasa syukur. Mereka menilai seberapa besar mereka merasa bersyukur terhadap kehidupan mereka. Empat tahun kemudian, peneliti mencatat data kematian dan penyebabnya, termasuk penyakit jantung, kanker, penyakit saraf, infeksi, dan cedera.

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang berada dalam sepertiga teratas skor rasa syukur mengalami penurunan risiko kematian sebesar 9%. Bahkan setelah mempertimbangkan faktor kesehatan fisik, ekonomi, dan mental lainnya, dampak positif ini tetap terlihat. Rasa syukur memberikan perlindungan terhadap berbagai penyebab kematian, terutama penyakit kardiovaskular.

Mengapa Rasa Syukur Berdampak Positif?

Meskipun angka 9% terdengar kecil, menurut Prof. VanderWeele, manfaatnya sangat signifikan karena semua orang bisa melatih rasa syukur. Tidak perlu biaya mahal, cukup mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita.

Rasa syukur diyakini dapat meningkatkan motivasi untuk menjaga kesehatan, hadir di janji medis, berolahraga, serta memperkuat hubungan sosial—semua faktor yang berdampak baik terhadap kesehatan dan usia.

Kelebihan dan Keterbatasan Studi

Sebagai studi observasional, hasil penelitian ini tidak bisa membuktikan hubungan sebab-akibat langsung, hanya menunjukkan adanya korelasi. Selain itu, semua partisipan adalah wanita lansia dengan status sosial ekonomi tinggi dan mayoritas berkulit putih. Hal ini menjadi batasan dalam hal keberagaman partisipan.

Namun, ukuran sampel yang besar dan data yang mendetail menjadi keunggulan studi ini. Peneliti bisa menyesuaikan berbagai variabel untuk memastikan keakuratan temuan mereka.

Tips untuk Lebih Bersyukur

Jika merasa sulit untuk bersyukur hari ini, berikut beberapa pertanyaan yang bisa membantu memicu rasa syukur:

  • Apa hal baik yang terjadi hari ini?
  • Apa yang selama ini saya anggap biasa padahal patut disyukuri?
  • Siapa saja orang dalam hidup saya yang layak saya syukuri kehadirannya?
  • Buku, film, atau konten apa yang terakhir membuat saya tersentuh?
  • Apa hal yang saya tunggu-tunggu minggu atau bulan ini, dan mengapa itu penting?
  • Apa kebaikan terakhir yang orang lain berikan kepada saya?

Cara Praktis Melatih Rasa Syukur

Latihan sederhana bisa dilakukan sehari-hari, seperti menyebutkan hal yang disyukuri saat makan malam keluarga atau menulis surat terima kasih. Menurut VanderWeele, menulis surat syukur membuat kita memikirkan hal positif lebih dalam dan memperkuat hubungan sosial.

Ada juga latihan "savoring" atau menikmati momen. Cukup berhenti sejenak, melihat sekitar, dan menikmati hal baik yang ada. Dari situ, rasa syukur pun muncul dengan sendirinya.