13 Zona Megathrust di Indonesia Berpotensi Gempa Besar hingga Magnitudo 9,2

Zona Megathrust di Indonesia: Ancaman yang Tidak Boleh Diabaikan
Indonesia, yang terletak di sekitar lempeng tektonik aktif, memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi besar. Salah satu ancaman utama adalah zona megathrust, yang disebut sebagai wilayah potensial untuk menghasilkan gempa berkekuatan sangat besar. BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) telah memberi peringatan bahwa ancaman ini sudah mendekati titik kritis.
Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, yaitu daerah di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya menunjam ke bawah lempeng lainnya. Proses ini menciptakan penumpukan energi yang dapat dilepaskan dalam bentuk gempa besar. Kata "megathrust" sendiri merujuk pada patahan besar yang terbentuk di batas antar-lempeng. Fenomena ini tidak hanya berpotensi memicu gempa, tetapi juga bisa menyebabkan tsunami jika terjadi di laut.
BMKG melalui akun Instagram resmi mereka, @infobmkg, mengunggah informasi tentang sebaran zona megathrust di Indonesia. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa ada sejumlah zona megathrust yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Berikut adalah daftar 13 zona megathrust beserta potensi magnitudonya:
- Megathrust Aceh-Andaman: Magnitudo 9,2
- Megathrust Nias-Simeulue: Magnitudo 8,7
- Megathrust Batu: Magnitudo 7,8
- Megathrust Mentawai-Siberut: Magnitudo 8,9
- Megathrust Mentawai-Pagai: Magnitudo 8,9
- Megathrust Enggano: Magnitudo 8,4
- Megathrust Selat Sunda: Magnitudo 8,7
- Megathrust West-Central Java: Magnitudo 8,7
- Megathrust East Java: Magnitudo 8,7
- Megathrust Sumba: Magnitudo 8,5
- Megathrust North Sulawesi: Magnitudo 8,5
- Megathrust Philippine: Magnitudo 8,2
- Megathrust Papua: Magnitudo 8,7
Potensi Gempa dan Peringatan Ilmiah
Istilah “tinggal menunggu waktu” digunakan oleh BMKG bukan untuk menimbulkan kepanikan, tetapi sebagai pernyataan ilmiah. Artinya, zona-zona tersebut memiliki potensi besar untuk memicu gempa besar, namun tidak berarti akan terjadi secara langsung. Istilah ini muncul berdasarkan data sejarah dan geologi, sehingga menjadi bentuk kewaspadaan bagi masyarakat.
Salah satu contohnya adalah Segmen megathrust di Selat Sunda, yang terakhir kali melepaskan gempa besar pada tahun 1757. Fenomena ini dikenal sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang lama tidak melepaskan energi dan memiliki potensi besar untuk menghasilkan gempa besar. Meski saat ini belum terjadi gempa besar, kemungkinan terjadinya tetap nyata dan harus diwaspadai.
Persiapan Menghadapi Gempa Megathrust
Meskipun gempa bumi masih sulit diprediksi, BMKG menyarankan beberapa persiapan penting yang dapat dilakukan:
- Kenali potensi gempa bumi di lingkungan sekitar
- Pahami langkah-langkah sebelum, saat, dan sesudah terjadi gempa
- Pelajari jalur dan rambu evakuasi, serta titik kumpul darurat
- Bangun rumah sesuai standar tahan gempa
- Ikuti informasi dari kanal resmi BMKG
Dengan persiapan yang tepat, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa megathrust. Pemahaman akan bahaya dan langkah mitigasi merupakan kunci utama untuk mengurangi risiko dan kerugian yang mungkin terjadi.