3 Fakta Mengejutkan Usai Jokowi Diperiksa di Solo: Protes Roy Suryo dan Ijazah Teman Disita

Pemeriksaan Jokowi di Solo dan Fakta Terkini
Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), telah menjalani pemeriksaan oleh penyidik dari Polda Metro Jaya di Mapolresta Solo selama lebih dari tiga jam pada Rabu (23/7/2025). Dalam proses tersebut, Jokowi diberikan sejumlah pertanyaan yang mencakup berbagai aspek terkait kasus yang sedang ditangani. Berikut adalah beberapa fakta terkini setelah pemeriksaan tersebut.
Lima Ijazah Teman SMA Disita
Sigit Hariyanto, salah satu teman dekat Jokowi yang juga diperiksa oleh penyidik, menyatakan bahwa dirinya bersama tiga orang lainnya adalah rekan sekelas Jokowi sejak awal hingga lulus sekolah. Mereka mengaku mendapatkan 95 pertanyaan dari penyidik, yang sebagian besar berkaitan dengan kenangan masa sekolah dan status Jokowi sebagai siswa aktif.
"Kami berempat semua adalah teman sekolah SMA 6 atau SMPP saat itu," ujar Sigit. "Pertanyaannya seputar apakah kami mengenal Pak Jokowi, dan kami tentu menjawab sangat mengenal karena beliau adalah teman kami dan lulus bersama-sama."
Selain itu, penyidik juga menyita lima ijazah milik mereka sebagai bukti dalam penyelidikan. "Ijazah juga kemarin disita oleh penyidik. Ada lima ijazah sebagai bukti nantinya," tambah Sigit.
Penundaan Pemeriksaan Bukan Karena Sakit
Kuasa hukum Presiden Joko Widodo, Yakup Hasibuan, menepis isu bahwa kliennya mendapat perlakuan istimewa dalam proses pemeriksaan. Menurut Yakup, pemindahan lokasi pemeriksaan dari Jakarta ke Solo bukan atas inisiatif penyidik, melainkan permohonan resmi dari pihaknya.
Yakup menjelaskan bahwa penundaan pemeriksaan dilakukan karena Jokowi memiliki agenda yang tidak bisa ditinggalkan, bukan karena alasan kesehatan. "Bapak Jokowi sudah dipanggil hari Kamis (17/7/2025) kemarin, namun kami meminta penundaan secara resmi karena ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan," jelasnya.
Tanggapan Roy Suryo atas Pemeriksaan Jokowi
Roy Suryo, seorang pakar telematika, memberikan tanggapan terhadap pemeriksaan Jokowi di Polresta Solo. Ia menyoroti pentingnya persamaan hak di mata hukum bagi semua pihak.
"Semua orang harus sama di mata hukum. Tidak boleh ada yang dianggap istimewa," kata Roy kepada wartawan. Ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap cara penyidik menangani kasus ini.
Roy menyinggung soal ketidakhadiran Jokowi untuk diperiksa atas laporan yang dibuatnya pada Jumat, 18 Juli 2025 lalu. Namun, Jokowi terlihat hadir dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Jawa Tengah sehari setelahnya.
"Jika kubu Jokowi tidak hadir, langsung dianggap mangkir. Tapi jika ada alasan, maka harus didasarkan pada undang-undang," ujarnya. "Kita tahu dua atau tiga hari lalu, dia terlihat sehat dan bisa bergerak di acara kongres partai anaknya."
Proses Penyidikan yang Subjektif
Roy Suryo menilai proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya terkesan subjektif. Ia menegaskan bahwa ijazah asli harus disita dan diperiksa oleh polisi sebagai bagian dari proses penyelidikan.
"Pemeriksaan di Polda Metro Jaya masih tahap penyelidikan dan belum sampai ke tingkat penyidikan," jelas Roy. "Ini akan sangat jelek bagi citra kepolisian di mata masyarakat."
Roy Suryo sendiri merupakan tokoh publik yang sering muncul di media. Ia dikenal sebagai ahli telematika, multimedia, dan informatika. Nama lengkapnya adalah KRMT Roy Suryo Notodiprojo, lahir di Yogyakarta pada 18 Juli 1968.