Apakah Ammonite, Rahasia di Ujung Tata Surya?

Featured Image

Penemuan Objek Luar Angkasa yang Menarik Perhatian Dunia Astronomi

Para astronom baru-baru ini mengumumkan penemuan objek luar angkasa yang sangat jauh dan memiliki orbit tak biasa. Benda langit yang diberi nama sementara 2023 KQ14, atau dijuluki Ammonite, ini termasuk dalam kelompok langka yang disebut sednoid. Hingga kini, hanya ada empat sednoid yang diketahui, dan Ammonite menjadi anggota terbaru yang menarik perhatian dunia astronomi.

"Signifikansi penemuan Ammonite jauh melampaui sekadar menambahkan satu objek baru yang jauh," ujar Shiang-Yu Wang, peneliti utama dari Academia Sinica Institute of Astronomy and Astrophysics di Taiwan. “Orbit Ammonite memberi tahu kita bahwa sesuatu telah membentuk tata surya luar pada masa-masa awal. Apakah itu bintang yang lewat atau planet tersembunyi, penemuan ini membawa kita lebih dekat ke kebenaran.”

Apa Itu Sednoid dan Mengapa Ammonite Istimewa?

Sednoid adalah benda kecil yang mengorbit Matahari sangat jauh, bahkan ketika berada pada titik terdekatnya (perihelion). Orbit mereka sangat lonjong dan tidak terpengaruh oleh gravitasi planet raksasa seperti Neptunus. Ammonite memiliki perihelion sejauh 66 satuan astronomi (AU)—lebih dari dua kali jarak Pluto dari Matahari. Sementara itu, sumbu semi-mayor orbitnya mencapai 252 AU.

Sebagai perbandingan, satu AU adalah jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari, sekitar 149 juta kilometer. Orbit ini membuat Ammonite sangat sulit diamati dan menjadi bagian penting dalam studi pembentukan Tata Surya.

Tersingkap Lewat Survei FOSSIL dan Data Arsip

Ammonite pertama kali diamati menggunakan Teleskop Subaru sebagai bagian dari proyek FOSSIL (Formation of the Outer Solar System: an Icy Legacy). Observasi lanjutan dilakukan dengan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii pada Juli 2024. Menariknya, tim peneliti juga berhasil melacak Ammonite hingga 19 tahun ke belakang dengan menemukan jejaknya dalam data arsip dari berbagai observatorium.

"Butuh waktu sekitar setahun untuk memastikan apakah orbit suatu objek mirip dengan Sedna atau tidak," jelas Scott Sheppard, astronom dari Carnegie Institution for Science. Namun, dengan metode retroaktif, tim berhasil menyusun kembali lintasan orbit Ammonite dari data yang sangat lama.

Dampaknya Terhadap Teori Planet Sembilan

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berspekulasi tentang keberadaan Planet Sembilan—planet besar yang tak terlihat namun memengaruhi orbit benda-benda jauh seperti sednoid. Teori ini muncul karena orbit sednoid tampak teratur, seolah ditarik oleh massa yang besar namun belum ditemukan.

Namun, orbit Ammonite berbeda drastis dari tiga sednoid lainnya. Perbedaan ini, menurut Yukun Huang dari National Astronomical Observatory of Japan, "menurunkan kemungkinan keberadaan Planet Sembilan sebagaimana yang diprediksi saat ini." Meski demikian, simulasi menunjukkan bahwa orbit Ammonite sekitar 4,2 miliar tahun lalu mirip dengan sednoid lainnya. “Ada kemungkinan bahwa dahulu pernah ada planet yang kemudian terlempar keluar dari Tata Surya, menyebabkan orbit-orbit aneh yang kita lihat sekarang,” tambah Huang.

Tata Surya Luar yang Lebih Rumit dari Dugaan

Penemuan Ammonite menggarisbawahi bahwa bagian luar Tata Surya jauh lebih kompleks dari yang selama ini diperkirakan. Objek-objek dengan orbit lonjong dan jarak perihelion yang besar menandakan bahwa peristiwa luar biasa pernah terjadi di masa purba.

"Keberadaan objek-objek seperti ini, di mana pengaruh gravitasi Neptunus sangat kecil, menyiratkan bahwa sesuatu yang luar biasa terjadi saat 2023 KQ14 terbentuk," kata Fumi Yoshida, ilmuwan planet dari Chiba Institute of Technology dan pemimpin proyek FOSSIL. Menurut Yoshida, memahami evolusi orbit dan karakteristik fisik objek-objek jauh seperti Ammonite sangat penting untuk menggali kisah penuh pembentukan Tata Surya.

Ammonite bukan sekadar batu ruang angkasa yang jauh dari Matahari. Ia adalah petunjuk sejarah kosmik, bukti bahwa masa lalu Tata Surya kita penuh misteri dan dinamika yang belum sepenuhnya terungkap. Dengan teknologi observasi yang semakin canggih dan analisis data arsip yang teliti, kita mungkin berada di ambang penemuan besar lain yang bisa merevolusi pemahaman kita tentang tempat kita di alam semesta ini.