Bobby Nasution Buka Suara Soal Air Danau Toba yang Keruh: Tidak Ada Pihak yang Bersalah

Penyebab Air Danau Toba Keruh Dicari Klarifikasi
Belakangan ini, fenomena air Danau Toba yang menjadi keruh berwarna kecoklatan viral di media sosial. Video yang menunjukkan kondisi tersebut diunggah oleh akun Jelajah Sumut di Facebook pada 16 Juli 2025. Lokasi pengambilan video berada tepat di belakang patung Yesus Kristus di Bukit Sibea-bea, Desa Harian Boho, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.
Menanggapi hal ini, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pengambilan sampel air untuk memastikan penyebab dari fenomena tersebut. Ia menyampaikan bahwa hasil penelitian masih dalam proses dan belum dapat dipastikan secara pasti.
"Air Danau Toba untuk hari ini, sampai dengan hari ini kita lagi nunggu penelitian, airnya sampel airnya sudah diambil," ujar Bobby usai meninjau Stadion Utama Sumut di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025). Ia juga menambahkan bahwa hingga saat ini, penyebab utamanya belum diketahui karena ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.
Salah satu kemungkinan yang disampaikan Bobby adalah adanya zat kimia yang tersebar di danau. "Apakah memang karena ada zat kimia yang tersebar di situ? Apapun kegiatan di atas Danau Toba, ini kita nunggu hasil lab-nya," jelasnya.
Selain itu, Bobby juga menyebutkan kemungkinan lain yang muncul dari diskusi dengan para ahli. "Dari diskusi dengan beberapa ahli, ada salah satu kemungkinan, tapi sambil menunggu hasil lab, kemungkinannya karena menurunnya muka air Danau Toba. Makanya kita sampaikan, kalau karena pengaruh alam atau cuaca, ini nggak ada yang bisa disalahkan," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu, juga memberikan penjelasan mengenai fenomena ini. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah faktor alam. "Itu faktor alam ya karena beberapa minggu terakhir ini angin sangat kencang dan menyebabkan ombak di perairan Danau Toba itu meningkat,” kata Edison dalam video yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
Adanya pengambilan sampel dan penelitian yang sedang dilakukan, diharapkan dapat segera mengidentifikasi penyebab dari fenomena ini. Di sisi lain, fenomena alam air keruh di perairan Danau Toba di Samosir menyebabkan kerugian bagi masyarakat peternak ikan pada keramba jaring apung (KJA). Lokasi yang terdampak air keruh ini adalah sepanjang pantai Waterfront City Pangururan hingga Desa Tanjung Bunga, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Bupati Samosir mengundang peneliti dari Universitas Sumatera Utara (USU) untuk meneliti penyebab air keruh tersebut. Lembaga Peneliti USU bersama tim melakukan pengambilan sampel air di kawasan Water Front Pangururan, dan termasuk nantinya di kawasan perairan Sibeabea.
Ahli Limnologi dari USU, Prof. Ternala Alexander Barus, menjelaskan bahwa penyebab kekeruhan air Danau Toba kemungkinan dikarenakan adanya perputaran air akibat angin kencang yang menyebabkan air di dasar beserta endapannya naik ke permukaan. "Di dasar sudah terjadi pembusukan yang bisa menghasilkan amoniak, H2S, belerang yang toksin. Dan ketika naik, yang ke permukaan menyebar menyebabkan ikan mati karena Kandungan oksigen sudah sangat rendah dibawah 2 mg/ liter," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sampel air akan dibawa ke laboratorium USU untuk dianalisis. "Sampel air yang sudah diambil dari beberapa titik ini sudah dibawa ke laboratorium USU untuk dianalisis selanjutnya," sambungnya.
Untuk penanganan selanjutnya, Bupati Samosir berharap uji laboratorium yang dilakukan pihak USU dapat segera keluar sehingga Pemkab Samosir dapat melakukan langkah-langkah penanganan kedepan. "Kami harap masyarakat dapat bersabar, kita tunggu hasilnya jika sudah keluar nantinya Pemkab Samosir akan berusaha maksimal dalam penanganan lebih lanjut," terangnya.