Bukan Hanya Lari, Rupiah Borobudur Playon 2025 Dorong UMKM dan Wisata Digital

Featured Image

Rupiah Borobudur Playon 2025: Lari untuk Berbagi

Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, kembali menjadi pusat perhatian dengan penyelenggaraan acara istimewa bertajuk Rupiah Borobudur Playon (RBP) 2025: Lari untuk Berbagi. Acara tahunan ini tidak hanya sekadar ajang lari, tetapi juga menjadi momentum penting dalam mendorong perekonomian lokal, meningkatkan literasi keuangan, serta mempercepat proses digitalisasi sistem pembayaran.

Tahun ini, panitia mengklaim bahwa perputaran uang di sekitar Candi Borobudur dan wilayah sekitarnya mencapai sekitar Rp 7 miliar. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang tercatat sekitar Rp 5 miliar. Uang tersebut berputar di sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menyatakan bahwa peningkatan ini sangat mungkin terjadi.

Peningkatan jumlah peserta juga menjadi indikator utama keberhasilan acara ini. Tahun lalu, ada sekitar 3.500 pelari yang ikut serta. Tahun ini, jumlahnya naik menjadi lebih dari 4.000 peserta. Sejak pertama kali digelar pada 2023 dengan hanya 2.000 pelari, RBP terus menarik perhatian dan kini menjadi agenda resmi sport tourism Jawa Tengah.

Di balik lomba lari sejauh 5 km dan 10 km, acara ini memiliki misi yang lebih besar. Asisten Daerah Setda Provinsi Jateng, Sujarwanto, menjelaskan bahwa RBP bertujuan untuk memperkuat literasi cinta, bangga, dan paham rupiah; mendorong transaksi digital melalui QRIS; serta mendukung UMKM. Harapan besar adalah agar pariwisata bisa hidup kembali, uang berputar, dan UMKM serta pelaku usaha dapat berkembang.

Biaya registrasi peserta, yang mencapai Rp 175.000 untuk jarak 5 km dan Rp 225.000 untuk jarak 10 km, sepenuhnya dialokasikan untuk pengembangan sarana dan prasarana kesejahteraan masyarakat sekitar Candi Borobudur. Dana yang terkumpul dari ribuan peserta mencapai Rp 612 juta, seluruhnya digunakan untuk membantu warga sekitar.

Selain lomba lari, RBP 2025 juga menyajikan berbagai acara pendukung seperti pameran UMKM, edukasi perlindungan konsumen, hingga sosialisasi penggunaan QRIS. Di sini, inovasi baru seperti QRIS Tap yang menggunakan teknologi NFC memungkinkan pembayaran hanya dengan "tap" dan transaksi langsung selesai. Selain itu, ada QRIS Cross-Border yang memudahkan wisatawan dari negara mitra seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura untuk bertransaksi di Indonesia menggunakan aplikasi pembayaran negara asal mereka.

Tidak hanya lomba lari dan pameran UMKM, acara ini juga menyelenggarakan Awarding Ceremony Jasirah Race 2025. Perlombaan ini memberikan pengalaman unik bagi 20 tim peserta yang menyelesaikan tantangan di lima kota – Semarang, Tegal, Purwokerto, Solo, dan Yogyakarta – dengan menggunakan kereta api. Menggabungkan wisata sejarah, digitalisasi, dan sistem pembayaran modern, kegiatan ini dimulai pada 25 Juli 2025 dan dibuka langsung oleh Gubernur Jateng bersama Kepala Perwakilan BI serta sejumlah pejabat daerah.

Kemeriahan Jasirah Race 2025 bahkan membuahkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Kunjungan Wisata Sejarah Menggunakan Kereta Api Menempuh Jarak Terpanjang, lebih dari 600 km. Keberhasilan ini didukung oleh kolaborasi luas dengan PT Kereta Api Indonesia, GoTo Indonesia, Garuda Indonesia, pelaku UMKM, hotel, hingga komunitas lokal.

Program literasi juga diperluas lewat peresmian Nota Kesepakatan baru yang memasukkan materi edukasi rupiah dan sistem pembayaran ke kurikulum SD dan SMP di delapan daerah. Program yang dimulai 2024 di tingkat SMA/SMK/SLB ini kini diperluas agar literasi keuangan bisa ditanamkan sejak dini.

Rahmat menambahkan, kegiatan ini selaras dengan target Bank Indonesia untuk mendorong pembayaran non-tunai dan membangun generasi muda yang cakap keuangan digital. Di samping aspek ekonomi, RBP 2025 juga mengusung semangat sosial. Sejak awal, semangat “Lari untuk Berbagi” menjadi jantung kegiatan ini. Setiap langkah ribuan pelari bukan hanya demi kebugaran, tetapi juga memberi dampak langsung untuk kesejahteraan masyarakat sekitar Borobudur.

Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, sektor swasta, dan masyarakat mampu menciptakan manfaat berkelanjutan. Bukan hanya mendorong angka pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat ekosistem pariwisata, memajukan UMKM, dan memasyarakatkan transaksi digital.

Dengan semangat “ayo belanja, ayo berolahraga, dan ayo sukseskan pemulihan ekonomi”, Rupiah Borobudur Playon 2025 menjadi lebih dari sekadar ajang lari. Menurut Bank Indonesia, acara ini menjadi wujud nyata cinta terhadap rupiah, kebanggaan pada budaya, dan upaya memahami pentingnya perputaran ekonomi untuk masa depan bersama.