Dunia Sepekan: Sengketa Perbatasan Kamboja-Thailand dan Kasus Blackmore

Perang Batas Antara Kamboja dan Thailand Memuncak
Peristiwa yang terjadi dalam seminggu ini menghadirkan berita penting tentang perang batas antara Kamboja dan Thailand. Kedua negara yang merupakan anggota ASEAN ini memiliki perselisihan lama mengenai wilayah perbatasan mereka. Pekan ini, ketegangan mencapai puncaknya setelah terjadi bentrokan bersenjata di wilayah tersebut.
Dalam perbandingan kekuatan militer, Thailand lebih unggul dibandingkan Kamboja. Thailand memiliki senjata yang lebih canggih, jumlah personel yang lebih besar, serta anggaran yang lebih besar untuk pertahanan. Hal ini memberikan keuntungan signifikan bagi Thailand dalam situasi konflik seperti ini.
Pada hari Kamis, 24 Juli 2025, sebuah jet tempur F-16 dari Thailand mengebom sejumlah target di wilayah Kamboja. Menurut laporan militer Thailand, enam jet F-16 yang disiagakan di perbatasan kian memperburuk situasi. Salah satu dari jet tersebut digunakan untuk menyerang target militer di Kamboja. Sementara itu, Kamboja merespons dengan menembakkan roket dan artileri.
Perselisihan perbatasan antara dua negara ini telah berlangsung selama ratusan tahun. Wilayah sengketa utama adalah Segitiga Zamrud, di mana perbatasan antara Thailand, Kamboja, dan Laos bertemu. Di wilayah ini juga terdapat beberapa kuil kuno yang menjadi titik perselisihan.
Gugatan terhadap Blackmores Menghebohkan Australia
Selain konflik militer, berita lain yang menarik perhatian adalah gugatan terhadap perusahaan suplemen ternama, Blackmores. Seorang pria bernama Dominic Noonan-O'Keeffe mengaku mengalami gejala serius setelah mengonsumsi suplemen Blackmores pada Mei 2023. Ia mengklaim bahwa produk magnesium yang dikonsumsinya mengandung vitamin B6 dalam kadar yang berpotensi "beracun."
Gejala yang dialaminya termasuk kelelahan, sakit kepala, kejang otot, jantung berdebar-debar, dan kehilangan sensasi. Pengacaranya, Polaris, menyebutkan bahwa kondisi ini bisa sangat berbahaya jika tidak segera ditangani. Blackmores kini menghadapi potensi gugatan class action dari para konsumennya.
Kematian Pangeran Arab Saudi yang Mencengangkan
Berita lain yang mencuri perhatian adalah kematian Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, yang dikenal sebagai "Pangeran Tidur." Ia meninggal dunia pada usia 36 tahun setelah koma selama 20 tahun. Pangeran Al-Waleed koma akibat kecelakaan mobil pada 2005 saat ia masih belajar di sebuah perguruan tinggi militer di London. Saat itu, ia baru berusia 15 tahun.
Kesepakatan Data Pribadi Warga Indonesia dengan Amerika Serikat
Di sisi lain, ada kabar kontroversial mengenai pengelolaan data pribadi warga Indonesia oleh Amerika Serikat. Dalam kesepakatan ekonomi bilateral antara kedua negara, salah satu poin penting adalah transfer data pribadi warga Indonesia ke AS. Dokumen resmi Gedung Putih menyebutkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memberikan kepastian hukum mengenai kemampuan mentransfer data keluar dari wilayahnya ke Amerika Serikat.
Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangan timbal balik antara Indonesia dan AS. Namun, banyak pihak khawatir tentang privasi data dan dampaknya terhadap keamanan informasi pribadi warga.