Kualitas MBG SDN Rawabuntu 03 Tangsel Disoroti Bubur Basi dan Tahu Berlendir

Kualitas MBG SDN Rawabuntu 03 Tangsel Disoroti Bubur Basi dan Tahu Berlendir

Masalah Kualitas Makanan Gratis di Sekolah Dasar

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diberikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rawabuntu 03, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kini menjadi perhatian masyarakat setelah ditemukan adanya makanan yang diduga tidak layak konsumsi. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran terkait standar kualitas dan keamanan makanan yang diberikan kepada anak-anak.

Salah satu orang tua murid, Shofi, mengungkap pengalamannya saat anaknya mendapatkan makanan berupa tahu isi daging olahan. Menurut Shofi, makanan tersebut memiliki aroma tidak sedap dan berlendir. Anaknya tidak memakan makanan tersebut dan membawanya pulang ke rumah.

“Tahu itu tidak dimakan oleh anak saya di sekolah. Dia membawanya pulang ke rumah,” ujar Shofi. Ia menjelaskan bahwa aroma asam dan tekstur lembek dari dalam tahu membuatnya meragukan kelayakannya. Meski makanan tersebut bisa dibawa pulang, ia mencoba mencicipinya dan merasa rasa yang aneh.

Shofi juga menyampaikan bahwa distribusi MBG di sekolah tersebut tampaknya dihentikan setelah kejadian tersebut. “Terakhir Kamis itu, setelahnya nggak ada lagi. Kayaknya distop. Anak saya biasanya dapat MBG, tapi Kamis terakhir itu nggak ada lagi sampai sekarang,” katanya.

Selain Shofi, Aisyah, seorang ibu lainnya, juga memberikan kesaksian serupa. Ia mengatakan bahwa program MBG pernah berjalan sebelumnya, namun kualitas makanan yang diberikan kurang memuaskan. Pada masa MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), anaknya mendapatkan makanan yang berlendir dan berbau asam. Ia juga menyebutkan bahwa pada waktu sebelumnya, anaknya diberi bubur kacang hijau dengan rasa hambar dan basi.

Aisyah menyarankan agar program MBG lebih melibatkan pelaku UMKM untuk menyediakan makanan segar dan layak konsumsi. Menurutnya, banyak katering kecil yang bisa dipercaya dan mampu memenuhi standar gizi yang baik.

Harapan untuk Program MBG yang Lebih Baik

Aisyah berharap agar program MBG benar-benar memenuhi prinsip gizi seimbang, terutama untuk anak-anak usia sekolah dasar. Ia menyarankan variasi makanan yang lebih bervariasi, seperti buah-buahan selain pisang, serta menghindari makanan pedas atau yang tidak disukai anak-anak.

“Kalau bisa, konsep empat sehat lima sempurna itu dijaga. Anak-anak jangan dikasih makanan yang pedas karena banyak yang nggak suka. Buahnya juga jangan cuma pisang terus. Bisa diganti anggur, jeruk mandarin, atau buah lain yang lebih bervariasi. Tomat juga anak-anak banyak yang nggak doyan, takutnya malah dibuang,” tutupnya.

Penjelasan dari Sekolah

Ketika ditanyai tentang program MBG, kepala sekolah enggan memberikan pernyataan lebih lanjut. Ia hanya menyebut bahwa masalah tersebut telah dianggap selesai. “Oh, sudah selesai. Sudah koordinasi juga. Maaf ya,” kata Amir Mahmud.

Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci apa hasil dari koordinasi tersebut. Hal ini memicu pertanyaan lebih lanjut mengenai transparansi dan tanggung jawab pihak sekolah dalam menjaga kualitas makanan yang diberikan kepada siswa.

Kesimpulan

Kejadian ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat terhadap program MBG, terutama dalam hal kualitas dan keamanan makanan. Diperlukan kolaborasi antara pihak sekolah, pemerintah, dan pelaku usaha lokal untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan makanan yang bergizi dan aman. Dengan langkah-langkah yang tepat, program MBG dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di lingkungan sekolah.