Panggilan Perubahan Pasca Kematian Peserta WHV Indonesia di Australia

Featured Image

Mimpimu Tertunda: Kehilangan Kakak dan Keinginan untuk Pergi ke Australia

Robby Yahya Bachtiar awalnya sangat antusias untuk mengikuti jejak kakaknya, Armitha Safitri, yang pergi ke Australia melalui program Work and Holiday Visa (WHV). Namun, mimpinya harus tertunda setelah Armitha meninggal dalam kecelakaan mobil di tahun 2023. Robby mengungkapkan bahwa ia merasa terpukul dengan kejadian tersebut.

Orang tua Robby juga mengalami trauma, hingga sempat melarangnya pergi ke Australia. “Mereka trauma, ‘Anaknya kok tinggal satu aja?’” ujarnya. Meskipun demikian, orang tuanya masih sering bercerita tentang Armitha untuk mengenangnya.

Armitha pernah bekerja di perusahaan kebun jeruk di wilayah negara bagian Australia Selatan. Mobilnya menabrak sebuah pikap di Karoondah Highway. Pihak koroner Australia Selatan masih menyelidiki kematiannya. Namun, sebuah email dari kepolisian Australia Selatan yang diberikan kepada Robby menyatakan bahwa Armitha "melakukan kesalahan saat mengemudi dan kesalahan tersebut mengakibatkan ia kehilangan kendali atas kendaraannya."

Robby mengatakan bahwa kakaknya belum terbiasa mengemudi saat kecelakaan terjadi. Ia meminta pemerintah Australia untuk "memperketat" aturan SIM bagi warga negara lain. Meskipun Indonesia memiliki persyaratan mengemudi yang berbeda dengan Australia, mereka yang datang dari Indonesia masih dapat mengemudi di Australia menggunakan SIM internasional.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengungkapkan bahwa setidaknya sembilan warga negara Indonesia meninggal dunia dan 10 lainnya luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas pada tahun 2023 dan 2024. Semua korban merupakan peserta WHV. Di antara mereka adalah Sophie Florence dan David Lim yang tewas dalam kecelakaan di New South Wales, serta Rosanti Dwi Septiyani dan Fina Febriyanti yang tewas dalam kecelakaan di Australia Barat.

Tahun ini, dua peserta WHV asal Indonesia mengalami luka-luka dalam dua kecelakaan mobil. Kecelakaan lalu lintas terjadi saat jumlah peserta WHV asal Indonesia meningkat drastis, setelah pemerintah Australia menambah kuota WHV untuk warga negara Indonesia sejak tahun 2020.

Masalah Keselamatan Berkendara di Australia

Kecelakaan lalu lintas di Australia yang berujung kematian memberikan dampak besar pada masyarakat Indonesia, baik yang ada di dalam maupun luar Australia. Hal ini memicu seruan agar peserta WHV diberikan dukungan transportasi dari tempat kerja.

Kepala Eksekutif Migrant Workers Centre, Matt Kunkel, mengatakan bahwa keamanan mengemudi di jalanan Australia menjadi masalah bagi banyak pemegang visa sementara. Risikonya dinilai sangat tinggi bagi mereka yang bekerja di sektor pertanian dan regional.

“Tidak seorang pun seharusnya kehilangan nyawanya dalam perjalanan ke tempat kerja,” katanya. “Mereka adalah anak muda yang punya keluarga, impian, dan masa depan. Sudah saatnya kita memperlakukan mereka lebih dari sekadar statistik.”

Kasus Lius Chandra: Vonis dan Pesan untuk Warga Indonesia

Pada tahun 2024, Lius Chandra, 24 tahun, dijatuhi hukuman 18 bulan penjara atas kecelakaan di dekat Gunnedah, New South Wales, pada bulan Desember 2023. Ia mengaku bersalah atas tiga tuduhan mengemudi dengan lalai, yang menyebabkan kematian dan satu tuduhan yang menyebabkan cedera tubuh yang parah.

Lius mengemudi mobil yang ditumpangi empat temannya ke tempat kerja di sebuah peternakan unggas pada suatu pagi, ketika ia kehilangan kendali kendaraan di jalan yang basah. Pengadilan di Gunnedah mengatakan kecelakaan yang "mengerikan dan tragis" itu terekam kamera dasbor seorang pengemudi yang melaju dari arah berlawanan. Tiga penumpang tewas. Seorang penumpang perempuan dan Lius terluka tetapi selamat. Mereka semua adalah peserta WHV.

Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, Lius mengimbau warga Indonesia untuk berhati-hati ketika berkendara di Australia, terutama ketika melaju dengan kecepatan tinggi saat kondisi jalan basah. “Jalanan licin dengan kecepatan tinggi akan sangat bahaya,” katanya. “Jadi, kita harus memperhatikan ini dengan kurangi kecepatan, jaga jarak dengan kendaraan di depan, hindari gerakan mendadak karena mengerem mendadak atau belok cepat bisa bikin kendaraan langsung selip dan nyalain lampu.”

Edukasi dan Dukungan Transportasi

Presiden Asosiasi Perempuan Multikultural di Gunnedah, Lisanty Evans, yang juga warga negara Indonesia, mendampingi Lius di pengadilan dan keluarga korban setelah kecelakaan tersebut. Asosiasi tersebut baru-baru ini mengadakan seminar untuk komunitas multikultural di Tamworth yang mencakup sesi tentang keamanan mengemudi di jalan raya Australia.

“Kami selalu melihat kebutuhan edukasi tentang mengemudi di wilayah ini, karena di Gunnedah sendiri juga terdapat banyak migran,” ujarnya. Lisanty mengatakan siapapun yang datang ke Australia harus "beradaptasi dengan aturan di sini." Namun, ia mengatakan perusahaan juga perlu menjalankan program orientasi, termasuk informasi berkendara yang aman, bagi pekerja dari luar Australia. Sebagai alternatif, perusahaan dapat menyediakan layanan jemputan atau wujud transportasi lain untuk pekerja mereka.

Kekurangan Data dan Perbedaan Aturan

Sulit untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang berapa banyak peserta WHV yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Australia. Departemen Dalam Negeri Australia telah memberikan 234.556 WHV dari Juli 2023 hingga akhir Juni 2024. Beberapa departemen dan otoritas pemerintah federal, termasuk Departemen Dalam Negeri dan Departemen Luar Negeri, menyatakan mereka tidak mengumpulkan atau menyimpan data kematian pemegang visa liburan kerja di Australia.

Pakar keselamatan dari National Transport Research Organisation (NTRO) David McTiernan mengatakan tidak ada pendekatan nasional atau data jumlah pengemudi yang menggunakan SIM internasional yang dikumpulkan. “Jadi, kami tidak dapat mengukur jumlah kecelakaan yang menggambarkan seberapa umum masalah yang mungkin dihadapi pengemudi SIM internasional, dibandingkan dengan populasi umum,” ujarnya.

Kembali ke Indonesia

Meskipun kakaknya meninggal di Australia, biaya hidup tinggi dan gaji rendah di Indonesia membuat Robby tetap ingin ke Australia untuk bekerja. Ia mengatakan berencana untuk mengemudi, tetapi sejak kakaknya meninggal, fokus untuk menambah jam terbang mengemudi. “Sebelumnya sempat ditahan sama orangtua, baru akhir tahun kemarin itu sudah mulai, 'ya udah enggak apa-apa kalau mau,'” katanya. “Diberi izin lagi sama orangtua.”