Perang Batas, Tentara Thailand dan Kamboja Bertempur

Featured Image

Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja Memanas

Pada hari Kamis, konflik antara pasukan militer Thailand dan Kamboja kembali memuncak di wilayah perbatasan yang menjadi sengketa. Insiden ini terjadi setelah hubungan diplomatik kedua negara menurun secara drastis dalam beberapa bulan terakhir. Wilayah yang menjadi sengketa adalah kawasan kuil kuno Prasat Ta Muen Thom, yang berada di sepanjang perbatasan provinsi Surin di Thailand dan provinsi Oddar Meanchey di Kamboja.

Video yang diunggah oleh pihak Thailand menunjukkan warga setempat berlarian untuk mencari perlindungan di bunker beton saat ledakan terdengar berkali-kali. Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya tembakan. Pihak Thailand mengklaim bahwa tentara Kamboja mulai melepaskan tembakan tanpa pemberitahuan, sedangkan pihak Kamboja menyatakan bahwa mereka hanya bertindak untuk membela diri.

Pada hari yang sama, Kamboja mengumumkan penurunan hubungan diplomatik dengan Thailand ke tingkat terendah. Hal ini dilakukan dengan cara mengusir duta besar Thailand dari Phnom Penh serta menarik seluruh staf Kamboja dari kedutaan besar mereka di Bangkok. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap tindakan Thailand yang menutup perbatasan timur laut dengan Kamboja dan menarik duta besarnya dari Phnom Penh.

Insiden awalnya bermula dari ledakan ranjau darat yang melukai lima tentara Thailand. Menurut laporan militer Thailand, dua ranjau anti-personil ditemukan di wilayah perbatasan Provinsi Ubon Ratchathani. Mereka menuding bahwa ranjau tersebut dibuat oleh Rusia dan bukan jenis yang digunakan oleh militer Thailand sendiri. AD Thailand juga meminta Kamboja bertanggung jawab atas insiden tersebut karena dianggap membahayakan perdamaian di kawasan perbatasan.

Tindakan Diplomasi yang Diambil

Pemerintah Thailand mengumumkan akan menutup perlintasan perbatasan dengan Kamboja dan menarik duta besarnya dari Phnom Penh. Langkah ini diambil setelah seorang tentara Thailand kehilangan satu kakinya akibat ledakan ranjau darat di daerah perbatasan. Selain itu, lima tentara lainnya juga terluka dalam insiden serupa.

Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri akan mengirimkan protes resmi kepada pemerintah Kamboja. Ia juga menyebutkan bahwa langkah-langkah lanjutan akan dipertimbangkan, termasuk pengusiran duta besar Kamboja dari Bangkok.

Beberapa hari sebelum insiden terbaru, tiga tentara Thailand juga terluka akibat menginjak ranjau darat di wilayah perbatasan. Satu di antaranya kehilangan kakinya. Sementara itu, pihak Kamboja menolak tuduhan Thailand dan menuduh bahwa ranjau darat yang meledak berada di wilayah mereka sendiri. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata, menyatakan bahwa Thailand telah melanggar perjanjian tahun 2000 tentang penggunaan jalur patroli yang disepakati bersama.

Sejarah Ketegangan Antara Thailand dan Kamboja

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja sudah berlangsung cukup lama. Konfrontasi militer terjadi pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam pertempuran di wilayah perbatasan. Setelah kejadian tersebut, banyak pos pemeriksaan perbatasan ditutup atau dioperasikan secara terbatas.

Upaya untuk meredakan situasi terhambat oleh semangat nasionalis yang berkobar di kedua negara. Meski demikian, Kamboja membantah klaim bahwa mereka baru saja memasang ranjau di sepanjang perbatasan. Mereka menyatakan bahwa banyak ranjau yang belum meledak merupakan sisa-sisa dari konflik antara kedua negara pada 1970 hingga 1998.

Sejak konflik tersebut berakhir, sekitar 20 ribu warga Kamboja tewas dan sekitar 45 ribu lainnya terluka akibat ranjau yang tersisa. Namun, jumlah korban jiwa telah menurun secara signifikan seiring waktu. Tahun lalu, hanya terdapat 49 kematian akibat ranjau darat.