Perumahan Subsidi Bekasi Sering Banjir, AMDAL Dikritik

Featured Image

Perumahan Subsidi The Arthera Hill 2 di Bekasi Terus Dilanda Banjir

Perumahan subsidi The Arthera Hill 2 yang berada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus menjadi sorotan karena sering dilanda banjir. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai keabsahan perizinan, dokumen lingkungan, serta Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dimiliki oleh pengembang, yaitu PT Prisma Inti Propertindo.

Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Industri dan Lingkungan dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Tasdiyanto, menyampaikan bahwa setelah melakukan peninjauan langsung ke lokasi, ditemukan adanya potensi risiko banjir akibat tanggul yang jebol. Oleh karena itu, pihaknya meminta pengembang segera menyerahkan dokumen perizinan dan lingkungan secara lengkap.

Pemanggilan tersebut akan dilaksanakan pada Senin, 28 Juli 2025, pukul 09.00 WIB, di kantor Kementerian PKP yang berlokasi di Wisma Mandiri 2, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Pengembang diminta membawa dokumen AMDAL dan dokumen perizinan lainnya, termasuk informasi terkait konsultan penyusun kajian lingkungan proyek.

Tasdiyanto menegaskan bahwa pengembang harus bisa membuktikan bahwa pembangunan telah memenuhi semua ketentuan hukum, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

Tuntutan Warga untuk Ganti Rugi

Ketua Paguyuban Warga Arthera Hill 2 Extension, Gervirio Ezra Lolowang, menyampaikan tuntutan tegas dari warga terkait ganti rugi dan pengembalian dana. Ia menjelaskan bahwa warga sudah enam kali mengalami banjir sejak tinggal di sana. Yang paling utama, mereka menuntut ganti rugi penuh atas semua kerugian yang dialami, mulai dari barang elektronik, kasur, hingga kerusakan rumah.

Gervirio menegaskan bahwa belum ada kompensasi sama sekali dari pengembang, baik dari banjir pertama sampai kelima. Hal ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab dari pihak pengembang terhadap kondisi yang terjadi di perumahan tersebut.

Video Viral Menunjukkan Kerugian yang Diderita

Banjir di Perumahan The Arthera Hill 2 juga pernah viral di media sosial Instagram melalui akun @todobandss. Dalam video tersebut, nampak kompleks perumahan yang lumpuh akibat banjir besar yang melanda Bekasi pada 4 Maret 2025 pagi. Para penghuni terlihat sedang mengeluarkan perabotan dari rumah untuk dibersihkan atau dibuang.

Todo, pemilik akun Instagram tersebut, mengaku bahwa rumah yang ada dalam video adalah rumah pertamanya. Meskipun banjir kerap melanda kompleks perumahannya, biasanya tidak separah yang terjadi terakhir kali. Banjir pada awal Maret itu bahkan merendam rumah hingga kanopi atau sekitar 3 meter.

Meskipun saat itu rumah dalam keadaan kosong karena belum sepenuhnya dihuni, Todo tetap mengalami kerugian seperti lantai dan tembok yang retak, serta plafon rumah yang berlubang. Selain itu, mesin cuci baru yang baru saja dibeli ikut menjadi korban banjir.

Sebagai upaya pertanggungjawaban, pengembang memberikan bantuan berupa tempat pengungsian, makanan, pakaian, pengecatan ulang rumah, dan pembersihan lumpur. Selain itu, pengembang juga akan merekonstruksi tanggul dan membantu warga melakukan pengajuan penangguhan cicilan kepada pihak bank.

Proyek Tanggul Kali Bekasi dan Penertiban Tanah

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan membangun Tanggul Kali Bekasi sepanjang 19,4 kilometer. Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti menyatakan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah Rp 3,6 triliun. Proses penlok (penetapan lokasi) akan selesai pada bulan April, dan pembebasan lahan akan selesai pada akhir Mei, sehingga pembangunan tanggul dapat dimulai pada Juni.

Selain itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menjelaskan bahwa ada 124 bidang tanah dan bangunan di bantaran Kali atau Sungai Bekasi yang akan ditertibkan. Ada dua skema penertiban, yaitu pendekatan "manusiawi" untuk bangunan tanpa SHM dan penggantian rugi untuk bangunan dengan SHM.

Selain penertiban, akan dilakukan revitalisasi situ yang punah dan telah diklaim sebagai tanah timbul, serta revitalisasi irigasi dan bendungan. Sebanyak 32 situ di kawasan Bekasi dan Bogor yang sudah punah akan direvitalisasi.