Presiden Tokayev Undang Prabowo ke Kazakhstan

Perkembangan Hubungan Diplomatik Indonesia dan Kazakhstan
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kazakhstan semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Presiden Republik Kazakhstan, Bapak Kassym-Jomart Tokayev, telah mengundang Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke negara tersebut. Kunjungan ini diharapkan menjadi momen penting yang akan memperkuat kerja sama antara kedua negara di berbagai bidang.
Kazakhstan melihat Indonesia sebagai mitra strategis yang sangat penting di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, sebelumnya, Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Bapak Murat Nurtleu, juga mengundang Menteri Luar Negeri Indonesia, Bapak Sugiono, untuk berkunjung ke negara tersebut. Undangan serupa juga diberikan oleh Menteri Luar Negeri Tajikistan, Bapak Sirojuddin Muhidin, kepada Menteri Luar Negeri Indonesia untuk berkunjung ke Dushanbe.
Sejarah Hubungan Bilateral
Sejarah hubungan bilateral antara Indonesia dan Kazakhstan dimulai pada 28 Desember 1991 ketika Indonesia mengakui kemerdekaan Kazakhstan. Pada tanggal 2 Juni 1993, kedua negara secara resmi membuka hubungan diplomatik. Awalnya, misi diplomatik Indonesia untuk Kazakhstan ditangani oleh KBRI Moscow, Rusia (1993–2006) dan KBRI Tashkent, Uzbekistan (2007–2010). Setelah itu, pada 29 Desember 2010, KBRI Astana (Nur-Sultan/Astana) dibuka.
Kunjungan Tingkat Tinggi yang Penting
Kuatnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kazakhstan terlihat dari berbagai kunjungan tingkat tinggi yang pernah dilakukan. Presiden Soeharto mengunjungi Almaty pada 6–8 April 1995. Kemudian, Presiden Nursultan Nazarbayev mengunjungi Jakarta pada 22–26 Juni 1995. Pada 12–14 April 2012, Presiden Nursultan Nazarbayev kembali mengunjungi Jakarta. Tahun berikutnya, pada 1–3 September 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Astana.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga pernah melakukan kunjungan ke Astana pada 8 September 2017 untuk bertemu dengan Presiden Nursultan Nazarbayev dan Ketua Senat Kazakhstan, Bapak Kassym-Jomart Tokayev. Kunjungan balasan dilakukan oleh Ketua Senat Kazakhstan, Bapak Kassym Jomart Tokayev, pada 13 Maret 2018 ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Pada 2 Desember 2023, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Kassym-Jomart Tokayev di Dubai. Diikuti oleh pertemuan Menteri Luar Negeri RI, Bapak Sugiono, dengan Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Bapak Murat Nurtleu, di Jeddah pada 8 Maret 2025.
Peran KBRI Astana dalam Memperkuat Hubungan
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan, Dr. M. Fadjroel Rachman, menilai bahwa kunjungan Presiden Prabowo ke Kazakhstan sangat penting untuk memajukan hubungan diplomatik tingkat tinggi kedua negara. Menurutnya, kunjungan ini merupakan momen strategis untuk memperkuat kerja sama dan kemitraan strategis antara Indonesia dan Kazakhstan, yang merupakan negara terbesar dan terkaya di Asia Tengah.
KBRI Astana selama ini mendukung sepenuhnya program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Menlu Sugiono dalam kunjungan ke beberapa negara. Berbagai kunjungan tersebut sangat penting untuk memajukan hubungan antara Indonesia dengan negara sahabat, seperti Rusia, dalam aspek diplomatik, ekonomi, politik, hingga budaya. KBRI Astana juga memberi dukungan kepada Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat transit di Astana pada bulan Juli lalu.
Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-EAEU
Dubes RI Astana juga aktif dalam perundingan Indonesia-EAEU Free Trade Agreement (I-EAEU FTA) atau perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), yang secara resmi diluncurkan pada 5 Desember 2022. Perundingan ini sangat penting untuk memperluas pasar ekspor Indonesia ke negara-negara EAEU, termasuk Kazakhstan, Armenia, Belarus, Kyrgyzstan, dan Rusia.