Ucapan HUT Klaten Raksasa di Sawah, Ini Cara Membuatnya

Featured Image

Karya Seni Tanbo Art di Klaten yang Menarik Perhatian

Di tengah keindahan alam Klaten, sebuah karya seni unik muncul dari lahan pertanian. Saat pagi mulai menyibak kabut tipis, terlihat sesuatu yang tidak biasa dari kejauhan: ucapan ulang tahun raksasa yang dibentuk dari rumpun-rumpun padi berwarna kontras. Bukan baliho atau spanduk, melainkan karya seni tanbo art, teknik melukis di lahan pertanian yang berasal dari Jepang.

Karya ini dibuat oleh Prihatnyo Ruli Hermawan (38), seorang petani muda yang menjadi sosok di balik karya ini. Dengan bantuan mahasiswa KKN UIN Raden Mas Said Surakarta, ia berhasil mengubah sebidang sawah menjadi kanvas hijau-ungu berisi pesan spesial: ucapan selamat Hari Jadi ke-221 Kabupaten Klaten.

Proses pembuatan karya ini memakan waktu hampir 10 hari. Ruli dan timnya bekerja setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 11.00 WIB, mengatur tanaman demi tanaman hingga membentuk pola huruf yang terbaca dari ketinggian. Uniknya, proyek ini tidak direncanakan jauh hari. Ini terjadi secara insidental ketika ada teman-teman KKN datang dari UIN Surakarta. Setelah berdiskusi, mereka sepakat untuk membuat tanbo art.

Dua jenis padi ditanam khusus untuk menciptakan kontras warna: Black Madras, padi berwarna ungu tua yang berasal dari luar negeri, serta padi lokal Cibatu yang berwarna hijau cerah. Padi-padi ini sebenarnya sudah ditanam dua bulan sebelumnya—tanbo art ini justru memanfaatkan pertumbuhan yang sudah matang.

Strategi teknis yang digunakan adalah dengan mengurangi effort yang berlebih. Mereka hanya membentuk pola tanaman berbentuk huruf saja. Dibantu sepuluh mahasiswa, pola dibentuk dengan mencabut dan menata ulang rumpun padi, mengikuti sketsa yang telah disimulasikan sebelumnya.

Hasilnya? Ucapan ulang tahun Klaten yang bukan hanya terbaca, tapi juga menjadi objek swafoto dan decak kagum warga setempat. Di balik keindahan seni itu, Ruli juga menanam harapan. Padi Black Madras bukan hanya estetis, tapi juga punya nilai ekonomi tinggi dan kadar gula rendah, menjadikannya pilihan sehat sekaligus menjanjikan.

Padi Black Madras, merupakan padi yang berasal dari luar Indonesia. Ruli sendiri menanam padi tersebut, di lahan seluas 1.700 meter persegi. "Karena padi seperti ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi ketimbang padi biasa," ucapnya.

Apa Itu Tanbo Art?

Tanbo art, juga dikenal sebagai "rice paddy art" atau seni lukis sawah, merupakan bentuk seni monumental yang memanfaatkan tanaman padi berwarna-warni sebagai cat pada hamparan sawah. Kata “tanbo” dalam bahasa Jepang berarti sawah, sehingga tanbo art dapat diartikan sebagai seni lukis sawah.

Seni ini dibuat dengan menanam padi dari berbagai varietas dan warna secara presisi sehingga membentuk pola atau gambar tertentu ketika dilihat dari ketinggian. Biasanya, padi berwarna hijau dipadukan dengan varietas berwarna hitam, ungu, kuning atau merah untuk menciptakan kontras yang jelas.

Teknik ini berasal dari Desa Inakadate, Prefektur Aomori, Jepang, yang pertama kali digagas pada 1993 sebagai upaya revitalisasi wilayah pertanian yang mulai sepi. Namun, kini menjadi daya tarik wisata dan bentuk ekspresi budaya yang inovatif.

Selain sebagai karya estetis, tanbo art juga berfungsi sebagai strategi pemasaran agrikultur lokal, memperkenalkan varietas unggulan, sekaligus menarik wisatawan ke pedesaan. Kini, tanbo art mulai diadopsi di wilayah Indonesia, seperti yang terlihat di Klaten, Solo, dan Boyolali.

Lebih dari sekadar karya seni, tanbo art mencerminkan kolaborasi antara pertanian, kreativitas, dan teknologi pemetaan. Proses pembuatannya pun membutuhkan perencanaan yang matang, mulai dari desain pola, pengukuran lahan, hingga penanaman yang sangat presisi.