2,48 Persen dari Rp 83,38 Triliun: Penyaluran KUR BRI Triwulan II 2025 yang Macet

Penyaluran KUR BRI di Triwulan II 2025
Pada triwulan kedua tahun 2025, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 83,88 triliun. Angka ini mencerminkan realisasi sebesar 47,93 persen dari total alokasi KUR tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp 175 triliun. Meskipun demikian, sebanyak 2,48 persen dari total penyaluran KUR tersebut masuk kategori kredit macet atau Non Performing Loan (NPL). Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa tingkat NPL yang terjaga di level 2,48 persen menunjukkan pengelolaan risiko yang baik oleh bank.
Sektor pertanian menjadi salah satu sektor utama dalam penyaluran KUR BRI dengan realisasi sebesar 44,25 persen atau senilai Rp 37,11 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen BRI dalam mendukung sektor-sektor strategis yang berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat. Menurut Hery Gunardi, KUR memiliki peran penting dalam memperkuat kapasitas usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.
Peran KUR dalam Perekonomian Nasional
KUR bukan hanya sebagai instrumen pembiayaan, tetapi juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan daya saing pelaku UMKM. Dengan akses modal yang terjangkau, pelaku usaha dapat meningkatkan skala usaha dan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas. Program ini juga bertujuan untuk memperluas inklusi keuangan, terutama bagi pengusaha UMKM yang sebelumnya kesulitan dalam mengakses permodalan.
Selain itu, KUR mampu mendorong peningkatan produktivitas sekaligus menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor strategis. BRI percaya bahwa pembiayaan yang tepat sasaran akan memperkuat kontribusi sektor riil terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar dana KUR yang disalurkan dialokasikan ke sektor produksi, yaitu sekitar 63,63 persen dari total penyaluran. Sektor pertanian sendiri menjadi penyerap terbesar dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 37,11 triliun atau sekitar 44,25 persen dari total KUR yang telah disalurkan hingga akhir Juni 2025.
Karakteristik KUR BRI
KUR BRI memiliki beberapa karakteristik utama yang membuatnya menjadi solusi pembiayaan yang efektif bagi pelaku UMKM. Pertama, suku bunga yang rendah, biasanya sekitar 6 persen per tahun, menjadikannya lebih terjangkau dibandingkan jenis kredit komersial lainnya. Kedua, proses pengajuan yang relatif mudah, terutama melalui opsi pengajuan secara online, sehingga memungkinkan pelaku UMKM mengajukan pinjaman dengan lebih cepat dan efisien.
Ketiga, plafon pinjaman yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan usaha, mulai dari skala mikro hingga kecil. Keempat, program KUR didukung oleh pemerintah melalui penjaminan, sehingga risiko bagi bank lebih kecil dan peluang disetujuinya pengajuan pinjaman lebih besar. Dengan KUR BRI, pelaku UMKM dapat mengakses dana untuk berbagai keperluan seperti modal kerja dan investasi, termasuk membiayai operasional usaha sehari-hari, pembelian bahan baku, atau membeli peralatan baru.
Jenis-Jenis KUR BRI
KUR BRI terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain KUR Super Mikro, KUR Mikro, dan KUR Kecil. Masing-masing jenis memiliki plafond pinjaman yang berbeda. Plafond pinjaman KUR Super Mikro maksimal sebesar Rp10 juta, KUR Mikro sebesar Rp100 juta, dan KUR Kecil lebih dari Rp100 juta hingga Rp500 juta per debitur. Dengan adanya program ini, diharapkan UMKM dapat mengembangkan usahanya, meningkatkan daya saing, dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
BRI terus berupaya memberikan kemudahan akses KUR bagi UMKM, baik melalui layanan konvensional maupun digital. Dengan dukungan pemerintah dan komitmen BRI dalam memperkuat sektor riil, KUR BRI menjadi bagian penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.