7 Fakta Menarik Gurun Putih Mesir, Mirip Permukaan Planet Mars!

Featured Image

Lokasi Unik dan Keindahan Alam Gurun Putih di Mesir

Gurun Putih di Mesir, atau White Desert, adalah salah satu tempat yang menawarkan pemandangan luar biasa, seolah berasal dari planet lain. Berada di tengah lanskap gersang Afrika Utara, gurun ini menawarkan pemandangan yang tidak biasa berupa bukit kapur putih yang membentuk bentuk-bentuk seperti jamur, ayam, hingga bentuk-bentuk fantastis lainnya. Di malam hari, keindahan alam ini terlihat lebih menakjubkan lagi karena cahaya yang memantul dari permukaan putihnya.

Namun, di balik keindahannya, Gurun Putih menyimpan kisah geologi yang menarik dan petunjuk penting tentang masa lalu Bumi. Inilah mengapa banyak orang ingin mengetahui lebih dalam tentang tempat unik ini.

Letak dan Akses ke Gurun Putih

Gurun Putih terletak di Provinsi New Valley, Mesir. Secara administratif, wilayah ini berada di bagian barat Mesir, tepatnya di dalam Farafra Depression yang termasuk dalam Gurun Barat Mesir. Lokasinya berjarak sekitar 500 kilometer dari Kairo dan berada di antara dua oasis terkenal yaitu Bahariya dan Farafra. Sebagai titik pemberhentian populer bagi para penjelajah padang pasir, akses ke gurun ini bisa dilakukan melalui jalur darat menggunakan kendaraan 4WD.

Karena medan yang masih berupa pasir dan batu, akses ke kawasan ini cukup terbatas. Namun, sebagai bagian dari Taman Nasional Gurun Putih, kawasan ini dilindungi dan diawasi oleh otoritas lingkungan Mesir untuk menjaga kelestariannya.

Bentuk Batuan Kapur yang Unik

Gurun Putih dikenal dengan formasi batuan kapur putih yang luas. Area ini mencakup sekitar 3.000 kilometer persegi, menjadikannya salah satu bentang gurun paling khas di dunia. Formasi unik seperti "Mushroom Rock" (batu berbentuk jamur) dan "Chicken Rock" (batu menyerupai ayam) terbentuk dari proses pelapukan angin dan badai pasir selama jutaan tahun.

Batu kapur yang menjadi bahan utama formasi ini berasal dari sedimen laut yang mengeras ketika kawasan ini masih berada di bawah laut jutaan tahun lalu. Perbedaan tingkat kekerasan antara bagian bawah dan atas batuan juga menyebabkan bentuk jamur muncul ketika bagian yang lebih lunak terkikis lebih cepat.

Iklim Arid dan Curah Hujan Rendah

Sebagai bagian dari Gurun Sahara, Gurun Putih memiliki iklim arid dengan suhu yang bisa berubah drastis antara siang dan malam. Di siang hari, suhu bisa melonjak hingga lebih dari 40°C, namun saat malam turun drastis hingga mendekati titik beku, terutama di musim dingin. Curah hujan sangat rendah, bahkan bisa tidak turun sama sekali selama bertahun-tahun.

Angin kencang yang sering bertiup terutama antara bulan Maret hingga Mei menciptakan badai pasir yang dapat berlangsung berjam-jam. Cuaca ekstrem ini sangat memengaruhi bentuk lanskap dan mempercepat proses pelapukan batuan kapur.

Sejarah Lautan Purba

Meski kini kering dan panas, Gurun Putih dulunya adalah bagian dari dasar lautan purba yang disebut Laut Tethys. Buktinya dapat dilihat dari banyaknya fosil kerang, amonit, dan organisme laut lainnya yang tersebar di permukaan tanah kapur.

Endapan kapur putih yang mendominasi gurun berasal dari sisa-sisa cangkang organisme laut mikroskopis yang mengendap di dasar laut selama jutaan tahun. Ketika Laut Tethys surut akibat pergeseran lempeng tektonik, dasar laut ini terangkat dan membentuk dataran tinggi yang perlahan tererosi menjadi lanskap gurun saat ini.

Badai Debu dan Fenomena Unik

Salah satu fenomena langka di Gurun Putih adalah chalk storm, yaitu badai debu yang terdiri dari partikel kapur halus. Tidak seperti badai pasir biasa, chalk storm menghasilkan kabut putih yang mengurangi jarak pandang dan membuat lanskap tampak seperti dunia lain.

Badai ini terjadi ketika angin kencang mengangkat partikel kapur dari permukaan dan melemparkannya ke udara. Warna putih cerah dari partikel ini membuat suasana menjadi seperti berkabut susu, dan bisa berlangsung selama beberapa jam.

Fenomena Fluoresensi Fosil

Keunikan Gurun Putih tidak berhenti pada bentuk batuannya. Beberapa fosil laut yang ditemukan di area ini menunjukkan sifat fluoresen, yaitu mampu memancarkan cahaya ketika terkena sinar ultraviolet. Ini disebabkan oleh kandungan mineral tertentu dalam fosil yang bereaksi terhadap cahaya UV, seperti kalsit atau aragonit.

Ketika disinari dengan lampu UV di malam hari, fosil-fosil tersebut tampak bersinar dalam warna biru atau hijau terang, menciptakan efek visual yang menakjubkan. Fenomena ini sangat jarang ditemukan di gurun lain dan menjadikan Gurun Putih sebagai lokasi yang menarik bagi ahli paleontologi maupun pecinta geosains malam hari.

Analog Mars dan Simulasi Eksplorasi Luar Angkasa

Gurun Putih sering disebut sebagai analog Mars karena memiliki kemiripan dalam hal suhu ekstrem, kelembapan rendah, medan tandus, dan batuan putih yang kontras dengan langit biru gelap. NASA dan badan antariksa lainnya bahkan memasukkan gurun ini sebagai salah satu situs pelatihan dan simulasi misi Mars.

Beberapa studi dilakukan untuk memahami bagaimana robot penjelajah (rover) dapat bergerak di medan tak stabil serta menguji peralatan eksplorasi yang dirancang untuk kondisi ekstrem. Permukaan kapurnya yang rapuh dan bentuk-bentuk aneh dari batuan juga menyerupai medan vulkanik atau sedimentasi yang mungkin ditemukan di Mars. Simulasi ini juga mencakup eksperimen tentang kelangsungan mikroorganisme, teknik pemurnian air, dan struktur tempat tinggal portabel.