7 Fakta Menarik Kuil Bersejarah Wat Thammikarat di Kota Kuno Ayutthaya

Featured Image

Lokasi yang Strategis dan Menarik

Wat Thammikarat terletak di kawasan pusat kota tua Ayutthaya, Thailand. Letaknya tidak jauh dari beberapa kuil terkenal seperti Wat Ratchaburana dan Wat Mahathat. Kuil ini berada di Jalan U Thong dalam kawasan Ayutthaya Historical Park yang telah diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1991. Akses ke kuil ini cukup mudah, baik dengan sepeda maupun tuk-tuk dari pusat kota modern. Keberadaannya yang tidak terlalu ramai menjadikannya pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana kuil tanpa keramaian.

Lingkungan sekitar kuil masih terasa sejuk dan teduh karena banyaknya pepohonan yang tumbuh di area kompleks. Dari luar, kuil ini tampak seperti reruntuhan biasa, namun saat masuk ke dalam, pengunjung akan disambut oleh elemen-elemen arsitektur yang penuh makna simbolis.

Sejarah yang Kaya dan Bersejarah

Wat Thammikarat diyakini dibangun pada masa awal Kerajaan Ayutthaya, sekitar abad ke-14. Meskipun begitu, beberapa bukti menunjukkan bahwa fondasinya mungkin sudah ada sejak era Sukhothai. Nama kuil ini berasal dari seorang biksu atau pemuka agama bernama Thammikarat yang dianggap berjasa besar dalam perkembangan ajaran Buddha di wilayah ini.

Dulu, kuil ini pernah menjadi tempat penting bagi kegiatan keagamaan dan pendidikan agama. Bahkan, dipercaya bahwa para anggota keluarga kerajaan pernah menggunakan kuil ini sebagai tempat berdoa sebelum atau setelah peristiwa penting kenegaraan. Meski banyak bagian dari kuil ini telah runtuh akibat perang dan waktu, struktur aslinya masih dapat dikenali dan memberikan gambaran kuat mengenai kejayaannya di masa lalu.

Gaya Arsitektur yang Unik dan Simbolis

Wat Thammikarat menampilkan gaya arsitektur khas Ayutthaya dengan struktur utama yang didominasi oleh bata merah tanpa plester. Bentuk bangunannya cukup monumental dengan chedi besar sebagai pusat utama, dikelilingi oleh sisa-sisa viharn (ruang ibadah), pilar batu, dan fondasi bangunan tambahan lainnya.

Motif ukiran pada beberapa bagian masih terlihat, meskipun telah termakan usia. Motif ini menunjukkan pola-pola lotus, naga, dan singa yang merupakan simbol perlindungan dalam ajaran Buddha. Chedi utamanya berbentuk bulat dengan dasar segi delapan, mirip telur besar, yang mencerminkan kekuatan dan kesuburan. Keunikan inilah yang membedakannya dari banyak chedi lain di Ayutthaya yang cenderung berbentuk lonceng.

Patung Singa yang Mengelilingi Chedi

Salah satu daya tarik utama Wat Thammikarat adalah deretan lebih dari 50 patung singa batu yang mengelilingi bagian dasar chedi utamanya. Patung-patung ini berbaris rapi seolah menjaga stupa dari berbagai arah. Dalam kepercayaan Buddhis, singa melambangkan kekuatan, keberanian, dan penjaga ajaran Buddha. Itulah sebabnya keberadaannya di sini menjadi sangat simbolis.

Beberapa patung masih dalam kondisi baik, sementara yang lain telah rusak akibat usia dan cuaca. Uniknya, tidak semua singa memiliki bentuk yang sama, beberapa memiliki ekspresi wajah yang berbeda, dan beberapa tampak seperti makhluk campuran antara singa dan naga.

Patung Buddha yang Masih Terawat

Di area dalam viharn kuil, terdapat patung Buddha berukuran besar yang dilapisi warna emas. Patung ini masih terawat dengan baik dan menjadi pusat pemujaan utama bagi umat Buddha yang datang berkunjung. Posisi patung dalam keadaan duduk dengan sikap tangan Dhyana Mudra, simbol meditasi dan pencapaian spiritual.

Meski berada di dalam kawasan reruntuhan, patung ini justru terlihat mencolok dengan kilauan warnanya yang kontras dengan bata merah di sekitarnya. Banyak umat yang datang untuk berdoa dan membawa persembahan seperti dupa, bunga teratai, dan lilin.

Tradisi Persembahan Patung Ayam Jago

Hal menarik lainnya dari Wat Thammikarat adalah keberadaan ratusan patung ayam jago dari berbagai ukuran di pelataran kuil. Tradisi ini berasal dari legenda seorang pangeran yang pernah bernazar kepada dewa kuil bahwa jika ayam jagonya menang dalam sabung ayam kerajaan, ia akan memberikan persembahan berupa ayam jago sebagai bentuk syukur. Sejak saat itu, ayam jago dianggap sebagai simbol kemenangan, keberanian, dan pengabdian, dan menjadi persembahan khas di kuil ini.

Patung-patung tersebut diletakkan dengan rapi dan terus bertambah jumlahnya seiring berjalannya waktu, karena pengunjung percaya bahwa mempersembahkan ayam jago akan membawa keberuntungan. Beberapa patung ayam terbuat dari semen, keramik, hingga bahan logam ringan. Warna-warnanya yang cerah seperti merah, kuning, dan hijau membuat area ini tampak semarak meski dikelilingi reruntuhan.

Fungsi sebagai Tempat Ibadah Hingga Saat Ini

Meskipun sebagian besar struktur kuil telah runtuh akibat perang dan usia, Wat Thammikarat tetap berfungsi sebagai tempat ibadah hingga saat ini. Area viharn utamanya telah ditutup sebagian dan digunakan oleh umat Buddha lokal untuk kegiatan keagamaan seperti sembahyang, meditasi, dan persembahan.

Beberapa bagian kuil telah diperkuat atau direnovasi untuk menjaga struktur agar tidak semakin rusak, sehingga tetap mempertahankan bentuk aslinya. Pemerintah Thailand bersama UNESCO dan badan kebudayaan lainnya terus mengawasi pelestarian situs ini sebagai bagian dari pelestarian sejarah Ayutthaya.

Aktivitas keagamaan di kuil ini berlangsung berdampingan dengan kunjungan wisata. Tidak jarang pengunjung akan menemukan biksu sedang duduk bermeditasi atau memimpin doa di tengah-tengah area kuil.

Melalui arsitekturnya yang unik, patung-patung penjaga yang kokoh, dan praktik keagamaan yang masih hidup, kuil ini menjadi ruang sakral yang menyatukan masa lalu dan masa kini. Bagi pengunjung yang ingin merasakan sisi spiritual dan historis Ayutthaya secara bersamaan, kuil ini layak untuk disinggahi. Tak hanya memberikan pengetahuan, pengalaman menyusuri Wat Thammikarat juga bisa membawa refleksi pribadi yang dalam. Jika kamu berkesempatan ke Ayutthaya, jangan lewatkan untuk menyusuri lorong-lorong sunyinya dan menyapa keheningan yang penuh makna di Wat Thammikarat.