AI dan Satelit Buka Era Baru Pemantauan Tanaman di Indonesia

Tantangan dan Solusi dalam Sektor Pertanian Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, dengan luas lahan yang mencapai 23,52 juta hektar atau sekitar 12,35% dari total wilayah negara. Namun, meskipun sumber daya melimpah, isu ketahanan pangan tetap menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian mendalam. Produksi beras, sebagai makanan pokok utama, masih mengalami ketergantungan pada impor. Pada tahun 2022, misalnya, Indonesia harus mengimpor sebanyak 507.000 ton beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Selain beras, komoditas seperti kedelai, gula, dan daging sapi juga sangat bergantung pada pasokan luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan lahan dan hasil panen masih perlu ditingkatkan. Selain itu, geografi yang terfragmentasi serta jumlah petani kecil yang cukup besar menjadikan produksi pertanian tidak stabil. Perubahan iklim yang semakin ekstrem, seperti kekeringan dan banjir, juga berdampak signifikan terhadap produktivitas tanaman.
Statistik menunjukkan penurunan indeks produksi tanaman pangan sebesar 2,61 poin dalam dua tahun terakhir. Angka ini setara dengan penurunan produksi sekitar 2,6 juta ton, yang menegaskan perlunya manajemen tanaman dan pengendalian hama yang lebih presisi.
Modernisasi Pertanian dan Teknologi AI
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah Indonesia aktif mendorong modernisasi pertanian dan inisiatif pertanian cerdas. Pemanfaatan teknologi seperti satelit, drone, dan artificial intelligence (AI) mulai diterapkan dalam manajemen lahan dan penilaian risiko tanaman. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian akibat ketidakefisienan dalam pertanian tradisional.
DATAYOO, sebuah perusahaan AI yang fokus pada pertanian cerdas, menjadi bagian dari gerakan ini. Bermarkas di Taiwan dan Singapura, DATAYOO berkomitmen untuk membantu petani menghadapi perubahan iklim dan mengelola area pertanian yang luas. CEO sekaligus pendiri perusahaan, Shaw Wu, menyatakan bahwa generasi baru pertanian cerdas harus bergerak menuju sistem tanpa sensor dan input manusia yang minimal. Dengan menggabungkan data spektral dari satelit dan model AI, perusahaan membantu pelaku pertanian memantau kondisi tanaman secara real-time.
FarmiSpace: Solusi Presisi untuk Pertanian
Produk unggulan DATAYOO, FarmiSpace, merupakan bentuk nyata dari visi tersebut. Sistem ini telah meraih penghargaan seperti juara Singapore AgriTech Challenge 2024 dan medali emas dalam Best AI Awards 2025. FarmiSpace menjadi salah satu solusi pertanian presisi yang paling dikenal di Asia-Pasifik.
Yang membedakan FarmiSpace dari solusi lainnya adalah kemampuannya dalam memproses data spektral kontinu dari satelit. Model AI berpaten yang digunakan dapat menafsirkan pantulan cahaya tanaman dan menghitung indikator penting seperti kadar air, klorofil, NDVI, hingga kandungan nitrogen pada tanah dan tanaman.
Petani dan perusahaan dapat memantau lahan secara jarak jauh setiap hari tanpa perlu memasang sensor di darat atau melakukan input manual. Hal ini memungkinkan pemantauan skala penuh dan analitik prediktif yang akurat.
Pengalaman di Karawang
Di Karawang, penyedia layanan pertanian menggunakan FarmiSpace untuk memantau penyakit blast pada tanaman padi. Laporan area kerusakan yang diberikan platform setiap minggu memiliki tingkat kecocokan sebesar 98% dengan hasil survei lapangan. Hal ini memungkinkan respons yang lebih cepat dan mengurangi kerugian panen.
Analisis jarak jauh dengan presisi tinggi sangat penting di Indonesia, mengingat geografi yang luas membuat pemeriksaan lahan secara manual menjadi sulit.
Kemitraan dengan Perusahaan Lokal
Untuk memastikan implementasi lokal yang sukses, DATAYOO menjalin kemitraan dengan perusahaan agri-teknologi Indonesia, yaitu Blessed Bentara Agri. Perusahaan ini telah lama mendukung pelaku pertanian lokal melalui penyemprotan drone dan sistem irigasi otomatis.
Pada Juli 2025, selama ITICF Summit di Batam, kedua perusahaan menandatangani perjanjian kemitraan strategis. Melalui kolaborasi ini, operator lahan pertanian dapat menggunakan FarmiSpace untuk mengidentifikasi zona risiko dan anomali pertumbuhan, lalu segera melakukan tindakan menggunakan teknologi drone dan irigasi dari Bentara untuk intervensi yang efisien dan tepat waktu.