Anda Telah Mengetahui Pentingnya Guru Sebagai Contoh Teladan

Pemahaman Guru sebagai Teladan dalam Pembelajaran Sosial Emosional
Sebagai seorang pendidik, guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi teladan dalam membentuk karakter siswa. Hal ini sangat penting terutama dalam konteks pembelajaran sosial emosional, di mana nilai-nilai seperti empati, mindfulness, kasih sayang (compassion), dan kemampuan berpikir kritis (critical inquiry) menjadi fondasi utama dalam menciptakan suasana belajar yang sehat dan bermakna.
Dalam modul pembelajaran PSE Topik 2: "Guru Sebagai Teladan", peserta didik diharapkan mampu memahami peran guru sebagai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, melalui rencana pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai tersebut, guru dapat menumbuhkan kesadaran sosial peserta didik dan memperkuat hubungan antarpersonal di lingkungan sekolah.
Contoh Rencana Pembelajaran Sosial Emosional Terintegrasi Nilai Keteladanan Guru
Berikut adalah contoh rencana pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajarkan pentingnya menjadi teladan:
Tema:
Menumbuhkan Kepedulian Sosial di Lingkungan Sekolah
Jenjang:
SMP/MTs (Kelas 8)
Durasi:
2 x 40 menit
Mata Pelajaran:
PPKn atau IPS (dapat disesuaikan)
Tujuan Pembelajaran:
- Peserta didik mampu menunjukkan empati terhadap kondisi sosial teman sebaya.
- Mengembangkan kesadaran diri dan kesadaran sosial melalui praktik mindfulness.
- Menerapkan sikap kasih sayang (compassion) dalam interaksi sehari-hari.
- Mengajukan pertanyaan kritis terkait isu sosial di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pembukaan (10 menit)
- Guru memulai dengan latihan mindfulness singkat (2 menit: fokus napas dan kesadaran kehadiran).
- Guru memberi contoh refleksi pribadi tentang pentingnya menjadi teladan dalam sikap peduli dan menghargai perbedaan.
- Ice breaking singkat: siswa menyebutkan satu tindakan baik yang mereka lihat dari teman/guru hari itu.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Empathy & Compassion (20 menit)
- Siswa menonton video pendek tentang siswa yang mengalami kesulitan sosial di sekolah.
- Diskusi kelompok: Bagaimana perasaanmu jika berada di posisi tokoh utama? Apa yang bisa dilakukan untuk membantinya?
- Guru menegaskan pentingnya compassion sebagai bentuk kepedulian aktif, bukan hanya merasa kasihan.
b. Critical Inquiry (20 menit)
- Siswa diminta mengidentifikasi masalah sosial nyata di lingkungan sekolah (misalnya: perundungan, diskriminasi, pengucilan).
- Siswa menyusun pertanyaan kritis: Mengapa hal ini bisa terjadi? Siapa yang paling terdampak? Apa solusi jangka panjangnya?
c. Proyek Mini Kolaboratif (20 menit)
- Tiap kelompok merancang satu aksi kecil berbasis compassion (misalnya: program sahabat baru, pos curhat kelas, papan pujian harian).
- Guru memfasilitasi diskusi sambil memberikan umpan balik yang mencerminkan mindful listening.
3. Penutup (10 menit)
- Refleksi individu tertulis: “Hari ini saya belajar…” dan “Besok saya akan mencoba…”.
- Guru menutup dengan kutipan inspirasional dan menegaskan pentingnya menjadi teladan dalam hal kebaikan dan kepedulian.
Penilaian
- Kognitif: Pertanyaan kritis yang disusun.
- Afektif: Partisipasi dalam diskusi empati dan refleksi.
- Psikomotor: Rencana aksi berbasis compassion yang dirancang siswa.
Catatan untuk Guru (Role Model)
- Guru secara sadar menunjukkan sikap penuh perhatian dan kasih sayang dalam interaksi.
- Gunakan bahasa tubuh dan kata-kata yang menunjukkan empati dan menghargai pendapat siswa.
- Tunjukkan kehadiran penuh dalam mendengarkan siswa sebagai bentuk mindfulness nyata.