Asal Usul Nama Tsunami, Bisa Ditebak Kedatangannya?

Apa Itu Tsunami?
Tsunami adalah serangkaian gelombang besar yang dapat terjadi akibat berbagai faktor alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, atau letusan gunung berapi. Meski relatif jarang terjadi dibandingkan bencana alam lainnya, ketika terjadi, tsunami bisa menyebabkan kerusakan yang sangat besar. Salah satu penyebab utama terjadinya tsunami adalah gempa bumi di dasar samudra. Ketika lempeng tektonik bergeser, air laut akan digerakkan dan membentuk gelombang raksasa yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Namun, tidak semua gempa bawah laut mampu memicu tsunami. Hanya gempa dengan kekuatan minimal magnitudo 7,0 yang memiliki potensi untuk menghasilkan tsunami.
Asal Usul Nama "Tsunami"
Istilah "tsunami" berasal dari Bahasa Jepang, yang terdiri dari dua kata: tsu yang berarti "pelabuhan" dan nami yang artinya "gelombang". Secara harfiah, tsunami berarti "gelombang yang menerjang pelabuhan". Kata ini pertama kali digunakan pada masa Edo (1603-1868) ketika para nelayan pulang dari laut dan menemukan pelabuhan yang hancur. Awalnya, mereka mengira gelombang terjadi hanya di tepi pesisir. Namun, seiring waktu, diketahui bahwa gelombang tsunami yang tercipta di lautan biasanya tidak lebih dari 80 sentimeter. Gelombang ini menjadi sangat besar ketika mencapai pesisir yang lebih rendah.
Bisakah Tsunami Diprediksi?
Meskipun tsunami bisa menyebabkan kerusakan masif, prediksi terhadapnya tetap sulit dilakukan. Bahkan jika gempa bumi terjadi di dasar laut, para nelayan tidak selalu menyadarinya. Namun, ada beberapa tanda yang bisa dikenali sebagai indikasi adanya tsunami. Tanda pertama adalah terjadinya gempa bumi besar yang membuat kita terjatuh, dengan durasi sekitar 20 detik. Setelah gempa mereda, tanda berikutnya adalah air laut yang mendadak surut atau mengalami kenaikan yang tidak biasa, diikuti dengan suara keras dari arah laut. Jika mengalami tanda tersebut, segeralah menjauh dari area pantai dan pergi ke dataran tinggi atau pegunungan. Jika tidak mungkin, carilah bangunan kokoh yang tinggi sebagai tempat berlindung. Selain itu, jangan lupa memberi peringatan kepada orang sekitar agar segera menyelamatkan diri.
Seberapa Sering Tsunami Terjadi?
Gempa bumi di bawah laut sering terjadi, namun tidak semua dari mereka memicu tsunami. Dalam satu tahun, tsunami yang merusak wilayah sekitar terjadi sekitar dua kali. Sementara itu, tsunami dengan jangkauan lebih dari 1.000 kilometer terjadi sekitar dua kali dalam sepuluh tahun. Wilayah yang berbatasan langsung dengan perairan memiliki risiko tinggi terkena tsunami. Negara-negara seperti Indonesia dan Jepang, yang berada di Cincin Api Pasifik, memiliki tingkat risiko lebih tinggi dibandingkan wilayah lain. Dari tahun 1990 hingga 2015, sekitar 78% dari semua tsunami terjadi di Samudra Pasifik, 8% di Samudra Atlantik dan Laut Karibia, 6% di Mediterania, dan 5% di Samudra Hindia.
Kesimpulan
Tsunami adalah bencana alam yang sangat mematikan dan sulit diprediksi. Meski manusia tidak bisa mencegahnya, pengetahuan tentang cara mengenali tanda-tanda tsunami serta persiapan dini sangat penting untuk menyelamatkan nyawa. Dengan informasi yang cukup, kita bisa menghadapi situasi darurat dengan lebih baik dan mengurangi dampak negatif dari bencana ini.