Dituduh Telan Uang Sertifikat, Mantan Ketua RT Dianiaya Tetangga

Peristiwa Penganiayaan di Ciracas yang Menimpa Mantan Ketua RT
Seorang mantan Ketua RT 02/14 Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, berinisial HM menjadi korban penganiayaan oleh seorang pria berinisial H. Kejadian ini terjadi pada Rabu (23/7/2025) siang di rumah pelaku H yang berada di Jalan Abdurahman, Gang Nian, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas.
HM saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka serius di bagian wajah. Dari foto yang diterima redaksi, terlihat bahwa HM mengalami luka pada area bawah mata, pipi, hidung, dan dagu.
Putri korban, FA, menjelaskan kronologi kejadian yang bermula dari pertemuan antara H dan seorang terduga pelaku penipuan berinisial I di sebuah SPBU Vivo dekat rumah pelaku. H kemudian meminta I datang ke rumahnya untuk menyelesaikan persoalan lama. Meskipun awalnya enggan, I akhirnya bersedia datang ke rumah H.
“H awalnya memaksa agar diselesaikan di rumahnya. Akhirnya I ikut ke sana. Sesampainya di rumah, pintu dikunci sama H supaya I nggak bisa kabur,” ujar FA.
Sekitar pukul 09.30 WIB, FA sedang menyuapi anaknya di ruang tamu ketika pelaku H datang mengenakan kaos oranye dan langsung menanyakan keberadaan HM. “Dia datang petantang-petenteng sambil teleponan, masih pakai sandal, terus nanya: ‘Mana bapak?’ Saya jawab, bapak lagi mandiin burung di belakang, lagi libur kerja,” tutur FA.
H kemudian meminjam besi dari rumah HM dengan dalih akan digunakan di rumahnya. Tidak lama kemudian, H mengajak HM ke rumahnya dengan alasan sudah ada I di sana. Setelah HM masuk, pintu kembali dikunci dari dalam. FA menduga H sengaja mengunci rumah agar tidak ada warga yang bisa masuk atau menolong saat penganiayaan terjadi.
FA menyebut H menuduh ayahnya makan uang sertifikat tanah. Padahal, ayahnya hanya mengenalkan H ke I waktu masih jadi ketua RT. Uang dari H itu diserahkan langsung ke I, bukan ke ayahnya.
Lebih lanjut, FA menyebut H sempat menyuruh HM dan I untuk saling memukul sebagai bentuk penyelesaian masalah. Namun keduanya menolak, yang membuat H marah dan justru memukul keduanya menggunakan besi yang sebelumnya dipinjam dari rumah HM.
Akibatnya, I mengalami luka berat dengan pendarahan di hidung, mulut, dan kepala. Tangannya juga dikabarkan patah. HM pun mengalami memar dan pendarahan di wajah.
“Kenapa I lebih parah? Karena waktu dipukul, dia malah melindungi ayah saya. I bilang ke H: ‘Pak HM sudah tua, mukulin saya aja.’ Akhirnya dia dipukul berkali-kali pakai besi,” ungkap FA dengan suara bergetar.
Tak hanya itu, H disebut sempat mengancam akan membakar rumahnya bersama dua korban di dalam. Bahkan, ia disebut sudah menyiapkan bensin untuk itu. Menurut FA, H juga menyusun skenario agar seolah-olah HM dan I memang sedang berkelahi. Istri H disebut ikut merekam keduanya ketika dipaksa saling pukul agar rekaman tersebut bisa digunakan sebagai bukti bahwa mereka "berantem sendiri".
Meski HM sempat berteriak minta tolong, warga sekitar tidak ada yang berani membantu karena takut dengan H. HM kemudian sempat menelepon istrinya untuk memanggil Ketua RW, namun ponselnya direbut H dan panggilan terputus.
Ketua RW yang datang ke lokasi akhirnya memicu keramaian warga. Saat keluar rumah, H bahkan sempat menunjukkan video rekaman yang menampilkan HM dan I saling pukul. Beberapa saat kemudian, Bhabinkamtibmas dan Babinsa mendatangi lokasi dan sempat meminta ketiganya berdamai. Namun pihak keluarga HM menolak dan memilih menempuh jalur hukum.
“Kami tidak terima. Ayah saya sudah divisum, dan kami sudah buat laporan di Polsek Ciracas,” ujar FA.
Ia juga menyebut, setelah kejadian, pelaku H mengganti baju dari kaos oranye menjadi hijau. “Pas kejadian bajunya oranye. Tapi pas ramai di media, dia pakai baju hijau. Kayaknya karena bajunya yang oranye penuh darah,” pungkasnya.