Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo: Kekayaan Ekologi dan Religi Manggarai Barat
Festival Golo Koe 2025: Menyatukan Nilai Ekologi dan Religi di Labuan Bajo
Festival Golo Koe 2025 yang digelar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menunjukkan komitmen kuat terhadap nilai-nilai ekologi dan religi. Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga sebagai wadah untuk menyampaikan pesan penting tentang keberlanjutan lingkungan dan penghargaan terhadap nilai-nilai spiritual.
Festival yang diselenggarakan oleh Keuskupan Labuan Bajo ini mengutamakan inklusi dan partisipasi berbagai pihak. Dalam penyelenggaraannya, acara ini menyajikan berbagai konten yang mencerminkan keragaman masyarakat. Salah satu bagian utama adalah prosesi patung Maria Assumpta Nusantara, yang menjadi simbol keimanan dan ketekunan masyarakat Katolik. Di sisi lain, festival ini juga memberikan ruang bagi UMKM untuk memperkenalkan produk kreatif mereka serta menunjukkan upaya penataan pariwisata yang ramah lingkungan.
Fokus pada Keberlanjutan Lingkungan
Menurut Romo Richard Manggu, yang menjabat sebagai Ketua Festival Golo Koe 2025, salah satu tujuan utama dari acara ini adalah memperkuat kesadaran akan perlindungan bumi. Ia menjelaskan bahwa keberlangsungan alam merupakan tanggung jawab bersama, termasuk dalam peran gereja dalam mendorong kesadaran tersebut.
Dalam rangkaian acara, terdapat hari ekologi yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pada hari tersebut, dilakukan kegiatan pengumpulan sampah yang diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi masyarakat. Selain itu, ada pula gerakan seperti penanaman pohon dan penggunaan produk lokal yang bertujuan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
Partisipasi Lintas Agama dan Masyarakat
Selain fokus pada lingkungan, festival ini juga menampilkan partisipasi lintas agama. Berbagai komunitas seperti Muslim, Buddha, dan Hindu turut serta dalam merayakan kebhinekaan. Hal ini menunjukkan bahwa festival tidak hanya menjadi ajang keagamaan, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat persatuan antar umat beragama.
Romo Richard juga menyebutkan bahwa selama bulan Juli 2025, prosesi patung Maria Assumpta Nusantara sedang berlangsung di berbagai wilayah paroki. Prosesi ini menjadi bagian dari ritual tahunan yang diharapkan dapat memperkuat rasa kebersamaan dan keimanan masyarakat.
Rute dan Pengamanan Selama Festival
Puncak dari Festival Golo Koe 2025 akan diadakan dari tanggal 10 hingga 15 Agustus 2025. Dalam evaluasi sebelumnya, panitia menemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, khususnya terkait rute prosesi. Tahun ini, rute prosesi mengalami perubahan, yaitu keluar dari Waterfron dan masuk ke Jalan Soekarno Hatta, serta menghindari area Puncak Waringin. Rute baru ini dirancang agar lebih efisien dan aman selama pelaksanaan acara.
Untuk memastikan kelancaran acara, panitia juga bekerja sama dengan aparat kepolisian dan TNI setempat. Kolaborasi ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama festival berlangsung.
Kesimpulan
Festival Golo Koe 2025 bukan hanya sekadar acara budaya, tetapi juga menjadi wadah untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang keberlanjutan lingkungan dan persatuan antarumat beragama. Melalui berbagai aktivitas dan kolaborasi, festival ini membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan kebersamaan dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.