Gas dan Lumpur Menggelegar, Pipa Pertamina Bocor di Tukdana Indramayu

Featured Image

Semburan Gas dan Lumpur di Indramayu, Ternyata Ini Penyebabnya

Di Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terjadi kejadian semburan gas dan lumpur yang menarik perhatian masyarakat. Kejadian ini berlangsung pada Kamis (24/7/2025) sekitar pukul 17.30 WIB. Petugas Pertamina berhasil menangani semburan tersebut, sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih besar.

Semburan gas dan lumpur seperti ini sering kali terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk kasus Lapindo di Sidoarjo. Namun, dalam kejadian di Indramayu, penyebabnya ternyata berbeda. Lurah Desa Pagedangan, Didi Asmadi, menjelaskan bahwa semburan ini disebabkan oleh kebocoran pada pipa milik Pertamina EP di wilayah setempat.

Didi mengatakan bahwa awalnya warga melaporkan adanya kebocoran pada pipa, dan setelah dicek, benar ada kebocoran. Ia juga menegaskan bahwa kejadian ini bukanlah ledakan, tetapi hanya kebocoran biasa. Selain itu, ia meminta masyarakat agar tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas atau belum terverifikasi.

Dalam hal ini, Didi menyampaikan bahwa kejadian kebocoran di wilayahnya sudah terjadi dua kali. Meskipun ia tidak ingat kapan kejadian pertama terjadi, namun yang terbaru terjadi pada Rabu (23/7/2025). Ia mengapresiasi respon cepat dari petugas Pertamina dalam menangani kebocoran tersebut.

Menurut Didi, semburan gas dan lumpur hanya berlangsung sekitar 15 menit dan tidak sampai mengganggu rumah-rumah warga. Hanya pepohonan dan jalan di dekat titik kebocoran yang terkena dampaknya. Ia juga meminta kepada petugas untuk lebih waspada agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

Faktor Penyebab Munculnya Semburan Gas dan Lumpur

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan semburan gas dan lumpur, baik secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Berikut penjelasannya:

  • Faktor Geologi Alami (Tekanan Tinggi di Bawah Permukaan)
    Formasi sedimen lunak di bawah permukaan bumi, terutama di daerah cekungan atau delta sungai, sering kali mengandung air dan gas seperti metana. Tekanan tinggi dari lapisan batuan di atas dapat menciptakan tekanan yang sangat besar. Jika terdapat celah atau rekahan di lapisan batuan penutup, gas dan air akan keluar bersama dengan sedimen lunak.

  • Aktivitas Pengeboran (Manusia)
    Pengeboran minyak dan gas bumi memiliki risiko kehilangan kontrol sumur. Hal ini bisa terjadi jika tekanan formasi lebih tinggi dari yang diperkirakan atau jika casing atau semen yang digunakan gagal menahan tekanan. Kesalahan dalam prosedur pengeboran juga bisa memicu semburan tak terkendali.

  • Gempa Bumi (Faktor Alami Pemicu)
    Meskipun bukan penyebab langsung, gempa bumi bisa menjadi pemicu semburan gas dan lumpur. Getaran gempa bisa menciptakan rekahan baru atau memperluas rekahan yang sudah ada. Selain itu, gempa juga bisa mengubah distribusi tekanan di bawah permukaan, membuat gas dan fluida mudah keluar.

Kejadian semburan gas dan lumpur di Indramayu menunjukkan pentingnya pengawasan terhadap infrastruktur energi dan pemahaman tentang risiko geologis. Dengan tindakan cepat dan pengelolaan yang tepat, dampak dari semburan semacam ini bisa diminimalisir.