Gubernur Sulsel Andi Sudirman: Rektor Bahas Poligami ke Saya

Gubernur Sulsel Andi Sudirman: Rektor Bahas Poligami ke Saya

Peresmian Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, memberikan pernyataan yang menarik perhatian saat meresmikan Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar. Acara ini berlangsung di Jl Sultan Alauddin, Kota Makassar, pada Kamis (24/7/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan sambutan yang tidak hanya menggambarkan kebanggaannya terhadap pembangunan rumah sakit baru, tetapi juga memberikan klarifikasi mengenai topik poligami.

Andi Sudirman Sulaiman awalnya menyapa Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dan Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi. Saat ia menyampaikan sambutannya kepada Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis, ia langsung memberikan penjelasan terkait isu poligami yang sempat disebutkan dalam pidato rektor tersebut.

“Tadi Pak Rektor (Hamdan Juhannis) bicara tentang poligami langsung melihat ke saya, maksudnya apa pak? Saya itu cuman satu, yah cukup,” ujarnya sambil tersenyum. Pernyataan ini membuat para tamu dan akademisi tertawa. Video dari peristiwa ini kemudian viral melalui akun YouTube UIN Alauddin Makassar.

Sebelum sambutan Andi Sudirman Sulaiman, Hamdan Juhannis sempat menyentil soal pelayanan rumah sakit. Ia mengatakan bahwa belum semua keluarga dan istri-istri pegawai negeri sipil (ASN) mendapatkan layanan kesehatan yang memadai. Ia juga meminta agar masalah ini tidak dikembangkan lebih jauh, termasuk mengenai istri, anak-anak, dan tetangga.

Andi Sudirman Sulaiman saat ini memiliki istri bernama Naoemi Octarina. Lahir di Bone pada 25 September 1983, ia tumbuh dari keluarga sederhana sebagai anak seorang prajurit TNI berpangkat kopral. Sebagai lulusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin, ia memulai karier sebagai insinyur profesional di berbagai proyek industri berskala internasional.

Ia dipercaya untuk mendampingi Nurdin Abdullah sebagai Wakil Gubernur Sulsel dari tahun 2018 hingga 2021. Akhirnya, pada Maret 2022, ia dilantik menjadi Gubernur Sulsel definitif di usia 38 tahun—sebagai gubernur termuda di Indonesia saat itu.

Secara garis keturunan, Andi Sudirman masih memiliki hubungan darah dengan Raja Bone ke-23, La Tenri Tappu yang bergelar Sultan Ahmad Saleh, melalui jalur La Pawawoi Arung Sumaling, anak keempat dari raja tersebut.

Dari kecil, Andi Sudirman menunjukkan kecerdasan dan jiwa kepemimpinan yang menonjol. Pendidikan dasarnya ia tempuh di SD Inpres 10/73 Mappesangka (1989–1995), kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Lappariaja (Ujung Lamuru) (1995–1998), dan menyelesaikan sekolah menengah atas di SMU Negeri 1 Watampone (1998–2001).

Selama masa sekolah, ia dikenal aktif di berbagai organisasi seperti OSIS, Pramuka, dan bahkan menjadi inisiator terbentuknya organisasi Rohani Islam (ROHIS) di sekolahnya. Setelah lulus, ia melanjutkan studi di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Hebatnya, ia mampu menyelesaikan studi kurang dari empat tahun dan berhasil meraih beasiswa prestisius "Thiess Undergraduate Scholarship Program", yang membawanya bergabung dengan perusahaan multinasional PT Thiess Contractors Indonesia.

Rumah Sakit Modern dengan Nilai Tradisional

Pada kesempatan tersebut, dalam sambutannya, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa RS UIN Alauddin memiliki posisi strategis, bukan hanya secara geografis, tetapi juga secara konseptual. Menurutnya, rumah sakit ini memiliki keistimewaan karena mengusung pendekatan holistik yang memadukan ilmu pengobatan modern dengan nilai-nilai tradisional dan spiritual.

“Kami ingin rumah sakit ini menjadi unggul karena mampu menggabungkan metode pengobatan ilmiah dengan kearifan lokal. Dulu, masyarakat Nusantara hidup bersahabat dengan alam tanpa rumah sakit, tapi tetap sehat,” jelasnya. “Kini, kita ingin menghadirkan kembali keharmonisan itu, selaras antara sains, spiritualitas, dan alam,” tambah Nasaruddin, yang juga menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta.

Ia mengajak seluruh sivitas akademika UIN Alauddin dan pengelola rumah sakit untuk mengelola fasilitas ini secara komprehensif, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan dalam setiap layanan yang diberikan.

Sebagai rumah sakit pendidikan di bawah naungan perguruan tinggi keagamaan, RS UIN Alauddin diharapkan mampu menjadi model rumah sakit integratif yang menjawab kebutuhan masyarakat modern, sekaligus merawat akar-akar budaya dan spiritual bangsa.

Hamdan Juhannis mengatakan, rumah sakit ini adalah rumah sakit yang mudah dijangkau. “Inilah rumah sakit paling besar, jadi kita siap menampung dari Selatan. Dari arah utara ada tol turun maka ketemu rumah sakit,” katanya. Menurutnya, RS UIN Alauddin merupakan rumah sakit yang didirikan Kementerian Agama.