Kasus HIV Baru Meningkat, IDI Sumsel Soroti Kekhawatiran

Kenaikan Kasus HIV/AIDS di Sumatera Selatan Mengkhawatirkan
Kasus baru infeksi HIV/AIDS di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terus meningkat setiap tahunnya, yang menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap penyebaran penyakit ini. Hal ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sumsel, dr Hj Abla Ghanie Sp. OG, yang menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam menghindari perilaku berisiko seperti seks bebas dan penggunaan narkoba secara tidak wajar.
Abla menjelaskan bahwa penyebaran HIV bisa terjadi melalui berbagai cara, termasuk hubungan seksual tanpa perlindungan dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Ia menekankan bahwa masyarakat perlu lebih waspada dengan menghindari tindakan yang dapat memicu penularan HIV. Dalam hal ini, pendidikan dan edukasi menjadi kunci utama untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Pencegahan
Selain itu, pemerintah daerah juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS. Menurut Abla, pemerintah harus aktif dalam menyebarkan informasi melalui berbagai saluran, termasuk program keagamaan dan sosial. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter dan akhlak masyarakat yang lebih baik agar mereka mampu menghindari risiko infeksi HIV.
Dari sisi medis, IDI juga rutin melakukan bakti sosial dan edukasi di berbagai wilayah, termasuk di Kambang Iwak. Program ini dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan sejak dini. Abla menekankan bahwa masyarakat harus lebih peduli terhadap kesehatan mereka sendiri dan tidak menunggu sampai terinfeksi sebelum mengambil tindakan.
Data Terbaru tentang Penyebaran HIV/AIDS di Sumsel
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, pada periode Januari hingga Juni 2025 tercatat 432 kasus baru HIV/AIDS di 17 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, 280 kasus adalah HIV dan 152 kasus AIDS. Sebaran kasus HIV terbanyak terjadi di Palembang dengan 150 kasus, diikuti oleh Lubuklinggau (19), Musi Banyuasin (18), Muara Enim (13), Ogan Komering Ilir (13), dan Musi Rawas (13).
Untuk kasus AIDS, Palembang masih menjadi wilayah dengan jumlah tertinggi yaitu 62 kasus, disusul oleh Musi Banyuasin (14), Lubuklinggau (13), OKU Timur (13), dan Muara Enim (9). Total jumlah ODHA di Sumsel dari tahun 1995 hingga Juni 2025 mencapai 7.388 orang, dengan 4.219 orang terinfeksi HIV dan 3.169 orang terinfeksi AIDS.
Langkah Kolaboratif untuk Mencapai Zero ODHA
Menurut Trisnawarman, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, upaya pencegahan HIV/AIDS tidak hanya tanggung jawab dinas kesehatan saja, tetapi juga melibatkan berbagai sektor lain seperti pendidikan, keluarga, PKK, dan swasta. Ia menegaskan bahwa semua pihak harus bekerja sama untuk mencapai target zero ODHA pada tahun 2030.
Trisnawarman menyarankan agar orang tua memperhatikan pendidikan anak baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan agama yang kuat juga diharapkan mampu membentuk moral dan akhlak yang baik, sehingga anak-anak lebih siap menghadapi risiko infeksi HIV. Dengan pendidikan yang tepat, masyarakat akan lebih sadar akan bahaya HIV/AIDS dan mampu menghindarinya.