Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Membara, Apakah Mengancam Indonesia?

Kondisi Perbatasan Thailand-Kamboja yang Memanas
Kondisi di perbatasan antara Thailand dan Kamboja kini semakin memanas. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi warga setempat, terutama mereka yang tinggal di dekat wilayah perbatasan. Rekaman video menunjukkan warga Thailand berlarian mencari perlindungan saat bentrokan meletus. Mereka mengungsi ke bawah struktur beton atau melintasi lingkungan pedesaan sambil mendengar suara ledakan dan tembakan.
Penduduk di provinsi Surin, Thailand, juga merasakan ketakutan akibat konflik ini. Beberapa dari mereka bahkan melarikan diri dari rumah mereka karena khawatir akan keselamatan mereka. Seorang petani di Kamboja, Chhan Rorn Yon, mengatakan bahwa ia mendengar ledakan sejak pagi hari. Ia sangat khawatir dengan ancaman bom dan peluru yang bisa membahayakan keluarganya. Ia memilih untuk tetap tinggal di desa meski banyak tetangganya mencari perlindungan di sebuah pagoda.
Selain itu, Noun Hean, seorang pengemudi tuk tuk, mengatakan bahwa penembakan masih berlangsung. Desa tersebut kini sangat sepi, dan orang-orang berlarian mencari tempat aman. Ia mengatakan bahwa ia telah membawa beberapa orang ke lokasi yang jauh dari daerah konflik agar mereka bisa aman.
Di provinsi Surin, Thailand, Komsan Jaipeng mengatakan bahwa ketika bentrokan dimulai, banyak anak sekolah bergegas melarikan diri. Ia sedang membuka bengkel motornya ketika pertama kali mendengar suara ledakan. Atasannya menyuruhnya dan staf lainnya untuk mengungsi. Ia memperkirakan bahwa rumahnya berjarak sekitar 7-8 kilometer dari perbatasan. Ia sudah menyiapkan tas kecil yang berisi pakaian ganti dan alat pengisi daya ponsel selama lebih dari sebulan. Ia juga mengikuti grup obrolan Line yang dibuat oleh kepala desa untuk menerima informasi penting jika terjadi bentrokan.
Penutupan Perbatasan oleh Thailand
Thailand akhirnya memutuskan untuk menutup perbatasannya dengan Kamboja karena meningkatnya konflik antara kedua negara. Laksamana Muda Surasant Kongsiri, juru bicara Pusat Ad Hoc untuk Situasi Perbatasan Thailand-Kamboja, mengatakan bahwa pihaknya telah meningkatkan tindakan ke level 4, yang mencakup penutupan total semua pos pemeriksaan perbatasan. Menurutnya, Thailand merasa "wajib dan terpaksa" untuk melakukan tindakan ini karena situasi yang semakin memburuk.
Kekerasan yang Mengakibatkan Korban Jiwa
Konflik antara Thailand dan Kamboja telah menyebabkan sedikitnya 12 korban jiwa. Mayoritas dari mereka adalah warga sipil Thailand. Bentrokan ini menandai meningkatnya pertikaian antara dua negara yang telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun. Artileri dan roket ditembakkan dari Kamboja, sementara Thailand mengerahkan jet tempur untuk menghadapi ancaman ini.
Pejabat di Bangkok menyalahkan serangan ini pada agresi Kamboja. Namun, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengatakan bahwa Thailand melancarkan serangan yang sebelumnya telah dimediasi. Kedua negara tetangga ini kini saling menyalahkan atas insiden yang terjadi.
Upaya De-Eskalasi oleh Negara Tetangga
Negara-negara tetangga seperti Malaysia juga turut mengkhawatirkan situasi ini. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan kedua negara dalam waktu dekat untuk mencari solusi damai. Dengan situasi yang semakin memburuk, upaya de-eskalasi menjadi sangat penting agar tidak ada lagi korban jiwa dan kerusakan yang terjadi.