Mengolah Sampah: Pelajaran dari Korea Selatan

Gedung yang Menjadi Simbol Kreativitas dan Lingkungan di Busan
Di tengah pusat industri Saenggok, Busan, terdapat sebuah gedung yang menarik perhatian. Di luar bangunan ini terpajang patung-patung unik yang terbuat dari besi bekas, seperti robot-robot kecil yang tampak hidup. Gedung ini adalah kantor dari Busan Environmental Corporation (BECO), sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang daur ulang sampah di Korea Selatan. Tidak hanya fungsional, gedung BECO dirancang dengan konsep artistik dan ramah lingkungan, mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.
Ketika masuk ke dalam, penulis disambut oleh berbagai karya seni yang dibuat dari bahan-bahan daur ulang, seperti plastik, logam, dan sampah makanan. Tidak ada kesan jorok sama sekali. Justru sebaliknya, ruangan terlihat sangat bersih dan rapi. Karya seni ini dipajang sebagai bagian dari program edukasi yang sering digelar BECO kepada para pelajar dan mahasiswa.
Edukasi yang Menarik dan Inovatif
BECO memiliki inisiatif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang. Dengan adanya Undang-Undang Daur Ulang Sampah di Korea Selatan, BECO rutin menyelenggarakan workshop dan program-program lain yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan lingkungan. Salah satu cara mereka menarik minat peserta adalah dengan meminta mereka membuat karya seni dari bahan daur ulang. Contohnya, cangkang telur yang diubah menjadi ikan paus, serpihan kaca yang menjadi lukisan, atau jaring ikan yang dijadikan ornamen artistik.
Selain itu, BECO juga menyediakan video game interaktif yang mengajarkan pentingnya pengelolaan sampah. Permainan ini dikemas dalam bentuk simulasi balap mobil, sehingga menarik bagi kalangan muda. Hal ini membuat para peserta, termasuk penulis, betah berlama-lama di kantor BECO.
Pengelolaan Sampah yang Terstruktur
Setelah berkunjung ke kantor BECO, penulis diajak ke lokasi lain, yaitu Saenggok Land Fill, sebuah bukit yang sebenarnya merupakan tempat pembuangan akhir sampah. Meski terlihat tandus di tengah, bukit ini dikelilingi pepohonan yang tumbuh baik. Ini membuktikan bahwa tanah di sini masih layak untuk ditanami. Bagi penggemar serial Kamen Rider, bukit ini akan terasa seperti arena pertarungan antara tokoh utama dengan monster-monster antagonis.
Kim Da Hye, staf BECO, menjelaskan bahwa bukit ini tidak menimbulkan bau menyengat karena sampah sudah dipilah dan diproses sebelum dibuang. Sampah basah, seperti sisa makanan, diproses di tempat lain untuk dijadikan pakan ternak. Sementara sampah plastik dan logam diproses melalui mesin incinerator dengan suhu tinggi, sekitar 850 hingga 1.000 derajat Celsius. Abu hasil pembakaran kemudian ditimbun kembali di Saenggok Land Fill.
Perencanaan Jangka Panjang untuk Mengelola Sampah
Saenggok Land Fill telah beroperasi sejak tahun 1996. Selama 30 tahun, tempat ini telah melewati dua fase pengembangan. Fase pertama selesai pada tahun 2005, dengan luasan 257 ribu meter persegi dan kapasitas penyimpanan sampah hingga 11.127.000 meter kubik. Fase kedua yang direncanakan selesai pada 2031 akan meningkatkan kapasitas penyimpanan sampah menjadi 9.412.000 meter kubik dengan luasan 250 ribu meter persegi.
Perencanaan ini diharapkan menjadi solusi atas beban sampah di Busan yang mencapai 4.000 ton per hari pada tahun 2024. Dengan sistem yang terstruktur dan inovatif, BECO dan Saenggok Land Fill menjadi contoh nyata bagaimana pengelolaan sampah bisa dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.