Pertarungan Strategi Mobil Listrik di GIIAS 2025: BYD Atto 1, Wuling Air EV, atau VinFast VF 3?

Persaingan Sengit di Segmen Mobil Listrik Murah
Pameran otomotif GIIAS 2025 menjadi ajang yang menarik untuk melihat persaingan sengit di segmen mobil listrik murah. Tiga merek utama yang mencuri perhatian adalah BYD Atto 1, Wuling Air EV, dan VinFast VF 3. Meskipun ketiganya menawarkan konsep serupa—mobil listrik kompak untuk kebutuhan harian—mereka memiliki karakter, fitur, dan strategi harga yang berbeda. Di tengah tren transisi menuju kendaraan ramah lingkungan, siapa yang layak dipilih?
BYD Atto 1: Pendatang Baru dengan Harga Terjangkau
BYD Atto 1 hadir sebagai pendatang baru yang sangat agresif dalam pasar mobil listrik Indonesia. Dengan harga mulai dari Rp 195 juta untuk varian Dynamic dan Rp 235 juta untuk varian Premium, Atto 1 menjadi mobil listrik termurah dari BYD di pasar ini. Meski harganya terjangkau, spesifikasi yang ditawarkan tidak bisa diremehkan.
Baterainya memiliki kapasitas 30,08 kWh dan 38,88 kWh, dengan jarak tempuh masing-masing sekitar 300 km dan 380 km. Dari sisi tenaga, Atto 1 dilengkapi motor listrik dengan output 75 PS dan torsi 135 Nm, memberikan performa yang cukup bertenaga untuk ukuran city car.
Wuling Air EV: Pemain Lama yang Beradaptasi
Wuling Air EV memang bukan pemain baru di kelas mobil listrik mungil. Namun, di GIIAS 2025, mereka harus bersaing lebih ketat menghadapi pesaing seperti BYD. Sebelumnya, Air EV menjadi pilihan utama di kelas tersebut, namun kini harus menyesuaikan harga dan meningkatkan nilai jual.
Air EV tersedia dalam empat varian, mulai dari Air EV Lite (Rp 214 juta) hingga Air EV Pro (Rp 307,5 juta). Ada informasi bahwa di acara ini, Wuling menurunkan harga hingga Rp 170 jutaan. Jarak tempuhnya berkisar antara 200 km hingga 300 km, dengan kapasitas baterai 17,3 hingga 26,7 kWh.
Meski tenaganya sedikit kalah dibanding Atto 1, Air EV tetap menawarkan kepraktisan luar biasa karena dimensi superkompak yang cocok untuk mobilitas perkotaan.
VinFast VF 3: Pendekatan Berbeda dengan Desain Unik
VinFast VF 3 menawarkan pendekatan yang berbeda dari dua model lainnya. Desainnya bergaya mini SUV dua pintu, memberi kesan tangguh dan unik di jalan. Harganya mulai dari Rp 227,65 juta, berada di tengah-tengah antara Atto 1 dan Air EV.
Baterainya berkapasitas 18,6 kWh, dengan jarak tempuh sekitar 210 km. Meskipun tidak mencetak angka tertinggi dalam hal performa, VF 3 menawarkan keunggulan dalam efisiensi waktu pengisian daya, yaitu fast charging dari 10% ke 70% hanya membutuhkan waktu 36 menit. Motor listriknya menghasilkan tenaga 40 hp dan torsi 110 Nm, cukup untuk penggunaan dalam kota.
Fitur dan Desain yang Menjadi Faktor Pembeda
Dari segi fitur, BYD Atto 1 mungkin menjadi yang paling lengkap. Mobil ini sudah dilengkapi layar sentuh 10,1 inci dengan Apple CarPlay dan Android Auto, wireless charging, keyless entry, serta panel instrumen digital 7 inci. Sementara itu, Wuling Air EV, khususnya di varian atas, tak kalah modern dengan layar 10,25 inci, smart start system, dan tampilan interior minimalis futuristik.
VinFast VF 3, meski lebih sederhana, tetap dilengkapi dengan fitur penting seperti layar 10 inci, kontrol traksi, mode hemat energi, serta Hill Launch Assist. Desain menjadi faktor pembeda lainnya. Wuling Air EV tampil mungil dan modern, sedangkan BYD Atto 1 membawa nuansa hatchback urban dengan sentuhan elegan. Sementara itu, VF 3 menawarkan gaya SUV mini yang berani dan tinggi, cocok bagi mereka yang ingin tampil beda.
Kesimpulan: Pemilihan Sesuai Kebutuhan
Jika konsumen mencari kombinasi harga terjangkau, jarak tempuh panjang, dan fitur canggih, BYD Atto 1 bisa dibilang pilihan paling masuk akal. Namun, bagi yang mengutamakan dimensi superkompak dan kepraktisan di jalan padat perkotaan, Wuling Air EV masih sangat relevan. Sementara itu, VinFast VF 3 menawarkan gaya berbeda dengan desain SUV mini dan kemampuan fast charging yang menarik bagi generasi muda atau mereka yang ingin tampil beda.
Di tengah meningkatnya pilihan mobil listrik murah di Indonesia, kehadiran tiga model ini menunjukkan bahwa elektrifikasi kini bukan lagi masa depan, tapi realitas yang bisa dimiliki siapa saja, hari ini.