10 Sayuran Paling Banyak Dibudidayakan di Kalimantan Timur

10 Sayuran Paling Banyak Dibudidayakan di Kalimantan Timur

Peran Sayuran dalam Produksi Holtikultura di Kalimantan Timur

Sayuran merupakan komoditas penting yang berkontribusi besar terhadap produksi holtikultura dan tingkat inflasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mentimun dan kangkung menjadi dua komoditas sayuran dengan jumlah produksi terbesar sepanjang tahun 2024. Kedua komoditas ini konsisten menyumbang hasil panen terbesar di Kaltim sejak 2019, bahkan mengalami peningkatan luas panen yang signifikan.

Namun, produksi mentimun mengalami penurunan sebesar 10,59 persen atau setara dengan 1.121,53 ton dibandingkan tahun 2023. Hal serupa juga terjadi pada hasil panen kangkung, yang turun sebesar 3,19 persen atau sekitar 299,43 ton dari tahun sebelumnya. Meskipun upaya intensifikasi lahan telah dilakukan, tantangan dalam produktivitas tetap muncul.

Berikut adalah daftar jenis-jenis sayuran yang turut menyumbang nilai produksi besar sepanjang 2024:

Mentimun

Mentimun menjadi komoditas unggulan di Kaltim dengan hasil produksi sebesar 9.471,11 ton pada 2024. Panen terbesar terjadi pada Juli 2024, yaitu sebesar 913,56 ton dari lahan seluas 138,88 hektar. Tiga daerah penyumbang utama adalah Kabupaten Kutai Kartanegara (4.747,29 ton), Kota Balikpapan (2.288,01 ton), dan Kabupaten Berau (724,82 ton).

Kangkung

Produksi kangkung mencapai 9.094,36 ton pada 2024, menjadikannya komoditas kedua terbesar. Panen terbesar tercatat pada Maret 2024, dengan hasil sebanyak 944,57 ton dari lahan seluas 133,92 hektar. Tiga wilayah utama yang berkontribusi besar adalah Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Terung

Terung merupakan komoditas sayuran yang umum ditemui dalam masakan rumahan. Produksinya mencapai 8.862,31 ton dengan luas panen sebesar 838,03 hektar. Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Berau menjadi tiga daerah dengan kontribusi terbesar.

Tomat

Tomat memiliki produksi sebesar 6.526,94 ton dengan luas panen 669,65 hektar. Namun, angka ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya. Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi wilayah dengan produksi tomat terbesar, yaitu 2.961,22 ton.

Cabai Rawit

Produksi cabai rawit mencapai 6.467,57 ton pada 2024, meskipun angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya. Puncak produksi terjadi pada Desember 2024, dengan hasil panen sebanyak 612,51 ton dari lahan seluas 286,08 hektar. Tiga daerah utama adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Kutai Timur.

Petsai/Sawi

Petsai atau sawi mencatatkan produksi tinggi karena mudah ditanam dan memiliki siklus panen cepat. Produksinya mencapai 5.760,99 ton dengan luas panen sebesar 1.077,29 hektar. Kota Balikpapan menjadi daerah dengan produksi terbesar, yaitu 3.207,27 ton.

Kacang Panjang

Nilai produksi kacang panjang di Kaltim mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dengan hasil panen sebesar 5.500,04 ton pada luas lahan sebesar 866,03 hektar. Dua wilayah utama adalah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan.

Bayam

Bayam mengalami peningkatan produksi dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil panen sepanjang 2024 mencapai 4.825,50 ton, dengan Kota Balikpapan menjadi daerah dengan produksi terbesar, yaitu 2.226,46 ton.

Cabai Keriting

Cabai keriting mengalami peningkatan produksi dari tahun sebelumnya, dengan hasil panen sebesar 3.779,03 ton dari lahan seluas 609,08 hektar. Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi daerah dengan kontribusi terbesar, yaitu 1.733,39 ton.

Buncis

Buncis menutup daftar komoditas sayuran dengan produksi terbesar di Kaltim sepanjang 2024. Jumlah produksi buncis mencapai 2.862,50 ton dengan luas lahan panen sebesar 452,16 hektar. Meskipun produksi menurun dibandingkan tahun sebelumnya, buncis tetap menjadi salah satu komoditas penting.

Perubahan angka produksi bukan hanya cerminan keberhasilan atau kegagalan panen, melainkan refleksi dari berbagai tantangan seperti iklim, intensifikasi lahan, dan daya dukung pertanian lokal. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan dukungan teknologi yang tepat agar potensi produksi sayuran di Kaltim dapat dimaksimalkan.