3 Keterampilan Penting untuk Bertahan di Era Sulit Bekerja, Apakah Kamu Miliki?

Featured Image

Gen Z dan Keterampilan yang Dibutuhkan di Era Digital

Generasi Z kini menjadi kelompok demografis terbesar di Indonesia, dengan jumlah populasi sekitar 74,99 juta jiwa atau hampir 30 persen dari total penduduk. Potensi ini bisa menjadi aset besar bagi negara jika didukung oleh akses pendidikan yang merata dan peluang kerja yang memadai. Namun, di tengah perkembangan teknologi, dinamika ekonomi, dan persaingan global yang semakin ketat, Gen Z menghadapi tantangan dunia kerja yang tidak bisa dihadapi hanya dengan kemampuan akademik.

Diperlukan sejumlah soft skills yang kerap disebut sebagai senjata utama untuk bertahan sekaligus berkembang. Menurut Deloitte Insights, generasi ini memprioritaskan mentorship, makna dalam pekerjaan, dan keamanan finansial. Menariknya, hanya 6 persen Gen Z dan milenial yang menyatakan bahwa tujuan karier mereka adalah mencapai posisi kepemimpinan tertinggi. Artinya, semakin sedikit yang mengejar jabatan puncak, dan lebih banyak yang memilih fokus pada peluang belajar, pengembangan diri, serta membangun keamanan finansial.

Keterampilan Digital dan AI yang Penting

Salah satu keterampilan kunci yang perlu dimiliki Gen Z adalah literasi digital dan artificial intelligence (AI). Data menunjukkan bahwa AI kini sudah menjadi bagian dari keseharian generasi muda, dengan 57 persen Gen Z mengadopsi teknologi ini dalam pekerjaan mereka. Sejalan dengan itu, mayoritas menganggap keterampilan AI menjadi salah satu syarat penting untuk kemajuan karier.

CEO Nvidia, Jensen Huang, menekankan pentingnya memahami dan berinteraksi secara efektif dengan berbagai alat AI seperti ChatGPT, Gemini Pro, dan Grok. Menurutnya, keterampilan AI akan menjadi kebutuhan di hampir semua industri di masa depan. Meski AI dan teknologi digital dapat membantu mempermudah pekerjaan, Huang mengingatkan bahwa ada keterampilan yang tetap perlu diasah di bidang ini.

“Kamu tidak bisa hanya secara acak mengajukan banyak pertanyaan. Meminta AI menjadi asistenmu membutuhkan keahlian dan seni dalam membuat prompt,” ujarnya, dikutip dari Times of India pada Jumat (8/8/2025).

Kemampuan Berjejaring

Di sisi lain, kemampuan teknologi bukan satu-satunya prioritas utama. Ada soft skills lain yang dinilai sama pentingnya, salah satunya adalah kemampuan berjejaring. Apalagi, bagi Gen Z yang mengutamakan mentorship dan makna dalam pekerjaan, jejaring yang kuat menjadi fondasi untuk mewujudkannya.

Berjejaring merupakan kunci yang dapat mengantarkan seseorang menuju mentorship, magang, hingga peluang karier jangka panjang. Ini dibutuhkan untuk membangun masa depan. Aktivitas ini dapat dilakukan sejak masa kuliah, misalnya dengan memanfaatkan jaringan alumni, bergabung dalam organisasi, menjalin hubungan baik dengan dosen, atau meningkatkan profil di media sosial dan platform profesional.

Manajemen Keuangan yang Efektif

Salah satu prioritas utama Gen Z adalah keamanan finansial, yang artinya mereka perlu keterampilan mengelola uang. Survei Deloitte menunjukkan, lebih banyak Gen Z yang merasa bahagia ketika aman secara finansial, daripada mereka yang tidak aman secara finansial. Hampir setengah dari mereka pun justru mengaku tidak merasa aman dan khawatir akan masa depan keuangannya.

Sejalan dengan itu, laman Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkap bahwa tantangan terbesar Gen Z adalah mengelola uang secara bijak. Apalagi, di tengah maraknya layanan keuangan seperti pay later dan pinjaman daring. Dosen FEB UGM, I Wayan Nuka Lantara, menekankan pentingnya membedakan kebutuhan dan keinginan agar tidak terjebak perilaku konsumtif.

“Kemampuan mempersiapkan masa depan bergantung pada kemampuan seseorang untuk menabung atau berinvestasi,” ujarnya. Ia menyarankan membangun kebiasaan disiplin seperti menabung, mengatur pemasukan dan pengeluaran, serta merencanakan keuangan dengan matang.

“Saya merekomendasikan reksa dana untuk pemula karena Anda dapat mulai berinvestasi dengan modal minimal. Jika Anda ingin meningkatkan investasi, Anda dapat mempelajari instrumen pasar modal seperti saham atau obligasi, bahkan kripto,” tambahnya.