7 Cara Gen Z Menghindari Burnout di Kota Besar!

Mengatasi Burnout di Dunia Kerja: 7 Cara untuk Gen Z
Sebagai karyawan kantoran, baik itu yang baru maupun yang sudah lama bekerja, seseorang bisa saja mengalami burnout. Burnout adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah akibat beban kerja yang terlalu berat. Hal ini tidak hanya terjadi pada orang tua, tetapi juga bisa dialami oleh generasi Z yang sedang berjuang dalam dunia kerja.
Burnout dapat memengaruhi kinerja dan kehidupan seorang karyawan. Tidak hanya menyebabkan pekerjaan yang tidak optimal, tetapi juga membuat pengelolaan waktu menjadi berantakan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mencegah hal ini terjadi. Dengan mencegah burnout, kualitas hidup dan pekerjaan seseorang akan tetap terjaga.
Berikut ini adalah tujuh cara yang dapat dilakukan oleh generasi Z untuk menghindari burnout:
1. Manajemen Stres yang Efektif
Salah satu cara pertama untuk mencegah burnout adalah dengan melakukan manajemen stres. Selain mengatur tugas-tugas kerja, kamu juga perlu mengelola stres yang kamu alami. Ketika merasa stres, kamu bisa berbicara dengan orang lain atau menyalurkannya melalui berbagai aktivitas seperti menulis jurnal, berolahraga, atau melakukan hobi. Ini membantu mencegah stres menumpuk dan berujung pada burnout.
2. Membuat Batasan Jelas dalam Pekerjaan
Ketika bekerja, terutama sebagai karyawan yang berdedikasi, kamu mungkin sering memeriksa email atau menjawab pesan rekan kerja di luar jam kerja. Namun, jika hal ini terus-menerus dilakukan, batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi akan menghilang. Oleh karena itu, kamu perlu berani menolak panggilan atau tidak khawatir untuk tidak memeriksa pekerjaan saat di rumah.
3. Melakukan Aktivitas Self Care
Self care adalah hal penting yang sering kali diabaikan oleh para karyawan. Saat bekerja, seseorang mungkin menganggap pekerjaan sebagai hal utama dan mengabaikan kebutuhan diri sendiri. Ini bisa menyebabkan burnout. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk melakukan aktivitas self care seperti meditasi, istirahat, atau melakukan hal-hal yang kamu sukai.
4. Mengubah Mindset Terhadap Pekerjaan
Mengubah mindset tentang pekerjaan juga merupakan langkah penting. Hindari menjadi terlalu perfeksionis karena ini bisa membuatmu mudah lelah. Kerjakan tugas sesuai kemampuan tanpa menguras tenaga fisik atau mental. Ingat bahwa bekerja berlebihan tidak akan memberi hasil yang baik, justru akan menyebabkan sakit dan tekanan mental. Ingatlah bahwa kamu adalah individu yang memiliki banyak mimpi dan minat di luar pekerjaan.
5. Meminta Bantuan dan Membagi Tugas
Jangan ragu untuk meminta bantuan dan membagi tugas kepada orang lain. Burnout sering terjadi karena seseorang mencoba mengatasi semua beban sendirian. Kamu bisa menolak tugas yang tidak termasuk dalam tanggung jawabmu, meminta bantuan ketika tidak tahu, dan berkomunikasi dengan rekan kerja untuk membagi tugas secara efisien. Ini akan meringankan beban dan membantu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik.
6. Luangkan Waktu untuk Hobi dan Kesukaan
Hobi dan kesukaan juga penting untuk menjaga keseimbangan hidup. Jika hidup hanya berpusat pada pekerjaan, maka risiko burnout semakin tinggi. Kamu bisa mulai mencari atau kembali mengembangkan hobi yang pernah kamu suka. Misalnya, menonton film favorit, bermain game, atau melakukan aktivitas yang membuatmu bahagia.
7. Ambil Waktu Istirahat yang Cukup
Terakhir, ambil waktu istirahat yang cukup. Istirahat bukan berarti menghabiskan waktu untuk bekerja. Contohnya, ketika makan siang, fokuslah untuk tidak bekerja. Gunakan waktu tersebut untuk bersantai, berbicara dengan teman, atau melakukan hal-hal yang membuatmu rileks.
Dengan menerapkan tujuh cara di atas, kamu dapat bekerja dengan lebih efisien, maksimal, dan tentunya lebih bahagia. Jangan lupa untuk selalu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi agar tidak mudah terkena burnout.