Bayi Tertua dari Embrio Beku 30 Tahun Lahir

Featured Image

Bayi Laki-Laki yang Lahir dari Embrio Beku Terlama di Dunia

Seorang bayi laki-laki lahir di Amerika Serikat dengan kondisi sehat, menjadi yang pertama dalam sejarah yang lahir dari embrio yang telah dibekukan selama lebih dari 30 tahun. Proses kelahiran ini terjadi pada Sabtu (26/7/2025), dan menandai rekor baru dalam dunia reproduksi medis.

Embrio tersebut awalnya dibuat pada tahun 1994 oleh pasangan Linda Archerd dan suaminya saat menjalani program fertilisasi in vitro (IVF). Setelah melahirkan seorang anak perempuan, mereka memutuskan untuk membekukan tiga embrio yang tersisa. Puluhan tahun kemudian, Linda memilih mendonasikan embrio-embrio tersebut kepada pasangan lain melalui program Snowflakes, yang dijalankan oleh lembaga Nightlight Christian Adoptions.

Pasangan yang menerima embrio adalah Lindsey dan Tim Pierce. Mereka tidak memiliki maksud untuk memecahkan rekor, tetapi hanya ingin memiliki seorang bayi. Dengan embrio yang disimpan selama 30 tahun, bayi yang lahir kini mencetak rekor sebagai yang terlama dalam sejarah. Kasus ini juga menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari embrio beku bisa memiliki kakak kandung yang jauh lebih tua, karena embrio tersebut dibuat pada tahun 1994.

Program Donasi Embrio dan Klinik Fertilitas

Adopsi embrio yang memecahkan rekor ini dilakukan di sebuah klinik fertilitas di Tennessee, yang dipimpin oleh ahli endokrinologi reproduksi John Gordon. Sebelumnya, rekor embrio beku terlama yang berhasil melahirkan anak tercatat pada 2022, ketika bayi kembar lahir dari embrio yang telah disimpan selama lebih dari 30 tahun.

Di AS, tidak ada batasan waktu resmi untuk penyimpanan embrio. Hal ini berbeda dengan beberapa negara lain seperti Australia dan Inggris, yang memiliki batas penyimpanan embrio secara ketat. Di Australia, embrio hanya boleh disimpan maksimal lima tahun, sedangkan di Inggris hingga 55 tahun. Namun, di AS, sekitar 1,5 juta embrio beku diperkirakan belum diklaim hingga saat ini.

Batas Etika dalam Teknologi IVF

Perdebatan etika mengenai penyimpanan embrio jangka panjang semakin meningkat. Ahli biokimia komputasi Shina Caroline Lynn Kamerlin dalam makalah yang diterbitkan di EMBO Reports pada 2024 menyebutkan bahwa angka-angka ini sangat besar dan terus bertambah setiap tahun. Tanpa solusi praktis dari sisi etika maupun hukum, masalah ini menjadi semakin kompleks.

Meski tidak ada batasan hukum, tidak semua klinik di AS bersedia menerima embrio yang telah disimpan dalam jangka waktu sangat lama. Beth Button, Direktur Eksekutif program Snowflakes, menyatakan bahwa lebih dari 90 persen klinik di AS tidak akan menerima embrio-embrio tersebut.

Pengaruh Penyimpanan Jangka Panjang terhadap Embrio

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ovarian Research pada 2022 di China menemukan bahwa penyimpanan embrio dalam jangka panjang dapat menurunkan tingkat kelangsungan hidup embrio. Namun, dampaknya terhadap kesehatan neonatal tidak signifikan. Studi lain menunjukkan bahwa lamanya proses kriopreservasi tidak memengaruhi keberhasilan embrio setelah dicairkan.

Namun, kebanyakan penelitian yang tersedia masih berdasarkan embrio yang dibekukan dalam rentang waktu yang jauh lebih pendek dari 30 tahun. Sementara itu, klinik-klinik fertilitas di AS terus menguji batas kemampuan teknologi ini, dengan harapan bisa memberikan solusi bagi banyak pasangan yang ingin memiliki anak.

Dengan rekor ini, kasus bayi laki-laki yang lahir dari embrio beku terlama di dunia menunjukkan perkembangan pesat dalam teknologi reproduksi buatan. Namun, tantangan etika dan hukum tetap menjadi isu utama yang harus diselesaikan.