Detik-detik 10 Petugas Damkar Bantu Pemakaman Warga Jebres Berbobot 208 Kg

Bantuan Petugas Damkar dalam Pemakaman Jenazah dengan Berat 208 Kilogram
Sejumlah petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kota Solo turun tangan untuk membantu proses pemakaman seorang warga yang memiliki berat badan mencapai 208 kilogram. Almarhum H, seorang warga Kecamatan Jebres, meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit JIH Solo. Proses pemakaman ini membutuhkan bantuan khusus karena kondisi jenazah yang sangat berat dan ukuran peti jenazah yang tidak biasa.
H meninggal pada hari Rabu (29/7/2025) sore dan dimakamkan pada Kamis (31/7/2025). Namun, karena bobotnya yang melebihi 200 kilogram, warga kesulitan untuk memproses pemakamannya. Ukuran peti jenazahnya tiga kali lebih besar dari ukuran normal, sehingga memerlukan teknik khusus untuk memasukkannya ke dalam liang lahat.
Petugas Damkar Solo akhirnya menerapkan teknik vertical rescue untuk mengangkat jenazah H dari peti ke dalam liang lahat. Teknik ini melibatkan penggunaan alat khusus dan kerja sama tim yang baik. Petugas dengan penuh kehati-hatian melakukan proses tersebut hingga jenazah dapat dimasukkan ke dalam liang lahat secara aman.
Proses Evakuasi Awal dan Bantuan dari Berbagai Pihak
Sebelum proses pemakaman, petugas Damkar juga sudah terlibat dalam evakuasi H dari rumahnya ke rumah sakit. Pada malam Selasa (29/7/2025), keluarga menghubungi petugas untuk mengevakuasi H dari lantai dua rumahnya di daerah Jagalan. Saat itu, H mengalami sesak napas dan harus dievakuasi dengan bantuan BPBD, Linmas, serta warga sekitar.
Proses evakuasi ini cukup memakan waktu karena bobot H yang mencapai 208 kilogram. Setelah berhasil dievakuasi, H langsung dibawa ke RS JIH Solo. Sayangnya, pada hari Rabu (30/7/2025) sore, pihak keluarga memberitahu bahwa H telah meninggal dunia. Keesokan harinya, warga kembali meminta bantuan Damkar untuk proses pemakaman.
Tantangan dalam Pemindahan Jenazah
Pemindahan jenazah dari mobil ambulans ke lokasi pemakaman menjadi tantangan tersendiri. Warga secara bergantian membawa jenazah dari mobil jenazah menuju area TPU. Diperlukan sekitar 8 hingga 12 orang untuk mengangkat jenazah secara estafet. Ukuran peti jenazah yang mencapai 2,5 hingga 3 kali lipat dari ukuran normal menyulitkan proses penurunan ke dalam liang lahat.
Menurut Analis Damkar Solo, Antonius Satria, sebelum prosesi dimulai, petugas sempat mengukur ulang liang lahat. Akhirnya, jenazah dikeluarkan dari peti dan diturunkan menggunakan tandu fleksibel yang biasa digunakan untuk evakuasi vertikal. Hal ini dilakukan agar proses pemakaman bisa berjalan dengan lancar.
Riwayat Kesehatan dan Penyebab Kematian
Berdasarkan informasi dari keluarga, H diketahui mengalami obesitas sejak kecil dan memiliki riwayat asam lambung. Saat evakuasi ke rumah sakit, H juga mengeluh sesak napas. Menurut Satria, H dalam kondisi lemas saat dievakuasi. Meski telah mendapat perawatan, kondisi kesehatannya tidak membaik dan akhirnya meninggal dunia.
Apa Itu Teknik Vertical Rescue?
Vertical rescue adalah metode penyelamatan yang menggunakan sistem tali dan alat khusus untuk mengevakuasi korban dari ketinggian atau kedalaman. Teknik ini umumnya digunakan dalam situasi ekstrem seperti tebing, jurang, gedung tinggi, atau ruang sempit. Peralatan utama mencakup tali statis, harness, carabiner, descender, dan sistem anchor. Teknik ini membutuhkan keterampilan teknis tinggi, kerja tim yang solid, serta penilaian risiko yang cermat.
Di Indonesia, pelatihan vertical rescue sering dilakukan oleh Damkar, Basarnas, PMI, komunitas SAR independen, hingga organisasi Mapala. Teknik ini menjadi salah satu cara penting dalam membantu proses evakuasi dan pemakaman jenazah dalam kondisi sulit.