Ekonom Prediksi Indeks Tabungan Konsumen Naik di Paruh Kedua 2025

Penurunan Indeks Menabung Konsumen di Indonesia
Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada bulan Juli 2025 mencatat penurunan sebesar 1,6 poin dari posisi sebelumnya. Angka ini menunjukkan bahwa niat dan intensitas masyarakat untuk menabung sedikit melandai. IMK berada di level 82,2, yang merupakan angka terendah dalam beberapa bulan terakhir.
Salah satu komponen yang turut memengaruhi penurunan IMK adalah Indeks Waktu Menabung (IWM). Pada periode yang sama, IWM mengalami penurunan sebesar 4,7 poin, dengan level akhir sebesar 90,5. Hal ini menunjukkan bahwa responden semakin ragu dalam menentukan waktu yang tepat untuk menabung.
Berdasarkan survei, persentase responden yang merasa bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung mengalami penurunan, dari 28,9% di Juni 2025 menjadi 26,4% di Juli 2025. Selain itu, persentase responden yang menyatakan bahwa tiga bulan mendatang adalah waktu yang tepat untuk menabung juga turun, dari 42,6% menjadi 38,6%.
Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran rumah tangga, khususnya untuk pendidikan, di awal tahun ajaran baru. Meskipun ada stimulus ekonomi jangka pendek, hal tersebut tidak cukup untuk mengimbangi peningkatan biaya hidup.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Tabungan
Menurut Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, penurunan indeks menabung juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal. Pendapatan masyarakat, terutama dari golongan yang terdampak oleh perubahan aktivitas ekonomi global, mengalami penurunan. Hal ini memengaruhi kemampuan mereka untuk menabung.
Contohnya, masyarakat yang biasanya memperoleh keuntungan dari lonjakan harga komoditas, kini menghadapi situasi yang kurang menguntungkan. Harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti batu bara dan kelapa sawit mengalami tren penurunan. Hal ini secara langsung memengaruhi pendapatan masyarakat.
Selain itu, perang dagang yang masih berlangsung turut memengaruhi permintaan global. Kondisi ini membuat masyarakat lebih waspada dalam mengambil keputusan finansial, termasuk dalam hal menabung.
Dari sisi domestik, penyesuaian masyarakat untuk mendapatkan penghasilan besar tergolong lambat. Di awal kuartal pertama, banyak pos-pos penghasilan yang terhambat karena kebijakan efisiensi pemerintah. Hal ini turut berkontribusi pada penurunan tingkat tabungan.
Penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen
Selain IMK, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada Juli 2025 juga mengalami penurunan. IKK turun 2,5 poin MoM ke level 96,9. Penurunan ini mencerminkan persepsi konsumen yang semakin pesimis terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja.
Meski demikian, persepsi positif konsumen terhadap prospek ekonomi dan pendapatannya di masa depan tetap terjaga. Beberapa faktor yang turut memengaruhi penurunan IKK antara lain kenaikan harga sembako, penurunan serapan lapangan kerja, serta harga pupuk yang masih tinggi.
Anomali iklim juga turut memengaruhi hasil produksi panen, terutama tanaman pangan. Biaya pendidikan yang meningkat juga memberi tekanan pada pengeluaran rumah tangga, terutama di masa awal tahun ajaran baru.
Harapan untuk Semester Kedua Tahun Ini
Myrdal melihat adanya harapan perbaikan pada semester kedua tahun ini. Perbaikan ini akan bergantung pada kondisi global, baik dari sisi perdagangan internasional maupun harga komoditas.
Ia menjelaskan bahwa prospek iklim perdagangan internasional mulai membaik, terutama setelah ada titik cerah dalam kebijakan perang dagang AS. Di sisi domestik, aktivitas ekonomi mulai menunjukkan tanda-tanda pergerakan agresif, terutama dengan realisasi anggaran belanja program prioritas pemerintah.
Dengan perbaikan ekonomi, diharapkan pendapatan masyarakat juga akan meningkat. Hal ini akan berdampak positif pada tingkat tabungan masyarakat. Dengan pendapatan yang lebih stabil, masyarakat dapat kembali fokus pada tabungan sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang.