Hantu Laut Terhipnotis, Ingin Mencoba?

Featured Image

Perilaku Mengejutkan Hiuj yang Bisa Menghentikan Gerakannya Secara Mendadak

Hiu dikenal sebagai hewan laut yang tangguh dan menjadi predator puncak di lautan. Kecepatan, ketajaman, dan kemampuan berburu mereka membuatnya menjadi salah satu makhluk paling menakutkan di bawah air. Namun, ada satu hal yang bisa mengubah keadaan ini secara tiba-tiba: membalikkan tubuh hiu. Saat berada dalam posisi terlentang, banyak spesies hiu memasuki kondisi yang disebut tonic immobility. Pada kondisi ini, tubuh hiu seperti terhipnotis, dan mereka tidak mampu bergerak lagi.

Dalam kondisi ini, hiu berhenti berenang sepenuhnya dan hanya melakukan gerakan napas yang lambat dan teratur. Fenomena ini menarik perhatian para ilmuwan karena menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana proses fisiologis pada tubuh hiu berubah saat mereka dalam keadaan tersebut. Dan mengapa membalikkan tubuh bisa membuat hiu menjadi tidak berdaya?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Hiu Saat Tonic Immobility?

Saat mengalami tonic immobility, hiu tidak hanya berhenti bergerak, tetapi juga mengalami perubahan fisiologis yang signifikan. Kondisi ini ditandai dengan penurunan respons sensorik, detak jantung, tekanan darah, serta sensitivitas terhadap rasa sakit. Dengan kata lain, hiu berada dalam keadaan semi-sadar yang membuatnya hampir tidak merasakan rangsangan dari lingkungan sekitarnya.

Beberapa spesies hiu seperti hiu putih besar, hiu lemon, dan hiu abu-abu pengasuh atau sand tiger shark dapat mengalami kondisi ini. Fenomena ini menjadi alat penting bagi para ilmuwan. Dengan menempatkan hiu dalam kondisi "tertidur", mereka bisa melakukan penelitian secara aman dan mengurangi stres pada hewan, sebuah pendekatan yang mengedepankan etika dalam studi kelautan.

Teori di Balik Tonic Immobility

Ada beberapa teori yang menjelaskan fungsi tonic immobility di alam liar. Sebuah studi tahun 2023 yang diterbitkan dalam Environmental Biology of Fishes menyebutkan bahwa kondisi ini mungkin berperan dalam pertahanan diri, perilaku kawin, atau perlindungan dari kelebihan rangsangan sensorik.

Abraham Miranda-Páez, salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan bahwa konsensus ilmiah saat ini menganggap tonic immobility sebagai respons pasif untuk mempertahankan diri. Ini mirip dengan strategi berpura-pura mati yang ditemukan pada banyak hewan lain. Contohnya, ular dadu dan semut api akan berpura-pura mati ketika diserang predator. Bahkan, beberapa spesies seperti capung betina dan katak Eropa menggunakan strategi ini untuk menghindari aktivitas kawin yang tidak diinginkan.

Kemungkinan Lain di Balik Evolusi Tonic Immobility

Meski banyak ilmuwan beranggapan bahwa tonic immobility adalah bentuk pertahanan diri, tidak semua sepakat bahwa respons ini punya fungsi adaptif yang jelas. Sebuah studi terbaru tahun 2025 yang dimuat dalam jurnal Reviews in Fish Biology and Fisheries justru menyarankan sebaliknya. Tonic immobility dianggap sebagai "sisa evolusi" yang tidak lagi memiliki tujuan jelas.

“Kami menemukan bahwa tonic immobility telah hilang secara independen beberapa kali sepanjang sejarah evolusi hiu dan pari,” ungkap Joel Gayford, salah satu penulis studi tersebut. Artinya, respons ini kemungkinan tidak begitu penting bagi kelangsungan hidup semua spesies hiu.

Meskipun berbagai teori telah diajukan, para ilmuwan masih belum memiliki cukup data untuk memastikan apa sebenarnya tujuan dari tonic immobility pada hiu. Fenomena ini tetap menjadi misteri laut dan membutuhkan penelitian lanjutan untuk memahami predator laut ini.