Inggris Akan Evakuasi Anak Gaza Sakit Parah

Featured Image

Rencana Evakuasi Anak-Anak dari Gaza oleh Pemerintah Inggris

Pemerintah Inggris sedang mempersiapkan skema evakuasi anak-anak yang mengalami cedera parah atau sakit berat dari wilayah Gaza. Tujuan utama dari rencana ini adalah untuk memberikan perawatan medis yang lebih baik kepada anak-anak tersebut melalui Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Dalam skema ini, hingga 300 anak akan dievakuasi ke Inggris untuk mendapatkan pengobatan khusus.

Sebelumnya, ada beberapa organisasi amal swasta yang telah membawa anak-anak dari Gaza ke Inggris. Salah satunya adalah Project Pure Hope, yang telah berhasil membawa tiga anak ke negara tersebut. Mereka juga menyambut baik rencana pemerintah dan siap berbagi pengalaman mereka dalam proses evakuasi.

Proses Evakuasi yang Dilakukan

Setiap anak yang dievakuasi akan didampingi oleh satu orang tua atau wali. Jika diperlukan, saudara kandung juga bisa ikut serta. Sebelum melakukan perjalanan, Kantor Dalam Negeri Inggris akan melakukan pemeriksaan biometrik dan keamanan yang ketat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses evakuasi berjalan dengan aman dan efisien.

Rencana ini diharapkan dapat berjalan bersama dengan inisiatif yang sudah ada dari Project Pure Hope. Organisasi tersebut telah menjadi contoh sukses dalam mengevakuasi anak-anak dari Gaza. Contohnya, Majd al-Shagnobi, seorang remaja berusia 15 tahun, menjadi anak Palestina pertama yang diterbangkan ke Inggris untuk perawatan luka perang. Rahangnya rusak akibat serangan tank Israel saat ia mencoba mengakses bantuan kemanusiaan pada Februari 2024.

Tekanan untuk Mempercepat Evakuasi

Pemerintah Inggris dihadapkan pada tekanan dari berbagai pihak untuk mempercepat proses evakuasi. Lebih dari 100 anggota parlemen, termasuk Stella Creasy dari Partai Buruh, telah menulis surat yang meminta pemerintah untuk bertindak lebih cepat. Mereka menekankan bahwa setiap hari semakin banyak anak yang terluka atau meninggal, sehingga kebutuhan untuk mengatasi hambatan menjadi sangat mendesak.

Laporan dari Komite Urusan Luar Negeri Inggris pada akhir Juli sempat mengkritik pemerintah yang dinilai lambat dalam mendukung evakuasi. Kritik ini menyebutkan bahwa dukungan seperti izin perjalanan, visa medis, dan transportasi aman ke Inggris masih kurang.

Perbandingan dengan Negara Lain

Inggris dianggap tertinggal dibandingkan negara-negara lain dalam upaya evakuasi anak-anak dari Gaza. Misalnya, Italia telah mulai mengevakuasi puluhan anak Palestina beserta keluarga mereka untuk perawatan medis sejak Januari 2024. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara lain lebih proaktif dalam menangani krisis kemanusiaan di Gaza.

Langkah Politik untuk Mengakui Negara Palestina

Selain itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, berencana untuk mengakui negara Palestina pada September jika Israel gagal mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza. Ini merupakan langkah politik penting yang menunjukkan komitmen Inggris terhadap solusi perdamaian di wilayah tersebut.

Menurut data UNICEF, lebih dari 50 ribu anak diperkirakan telah tewas atau terluka di Gaza sejak konflik pecah pada Oktober 2023. Angka ini terus meningkat seiring berlanjutnya pertempuran di wilayah tersebut. Seorang ahli bedah yang pernah bertugas di Gaza, Waseem Saeed, menilai evakuasi saat ini masih belum cukup. Menurutnya, hal yang paling mendesak adalah penghentian total pertempuran untuk mencegah lebih banyak korban.

Situasi Kemanusiaan di Gaza

Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 60 ribu orang di Gaza. Selain itu, 175 orang termasuk 93 anak-anak, telah tewas akibat malnutrisi. Situasi ini menunjukkan betapa buruknya kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut, yang membutuhkan respons cepat dan efektif dari seluruh dunia.