Komputasi untuk Anak, Logika Melalui Permainan Menarik

Featured Image

Mengenal Berpikir Komputasional dan Manfaatnya bagi Anak

Berpikir komputasional adalah cara berpikir yang terstruktur dan logis, mirip dengan bagaimana komputer menyelesaikan tugas. Meskipun terdengar rumit, konsep ini sebenarnya bisa diajarkan kepada anak-anak dan orang dewasa untuk membantu mereka memecahkan masalah secara lebih efisien.

Salah satu manfaat utama dari berpikir komputasional adalah kemampuan untuk membagi masalah besar menjadi bagian-bagian kecil. Dengan demikian, masalah tersebut bisa diselesaikan secara bertahap dan lebih mudah dipahami. Selain itu, berpikir komputasional juga mendorong pengembangan keterampilan seperti berpikir kritis, logis, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah.

Pentingnya Berpikir Komputasional dalam Pendidikan

Berpikir komputasional tidak hanya berguna untuk belajar komputer atau matematika, tetapi juga sangat bermanfaat dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Keterampilan ini membantu anak menjadi lebih mandiri dalam menghadapi berbagai situasi, meningkatkan kesabaran dan ketekunan, serta melatih kemampuan berpikir kreatif.

Sebagai salah satu keterampilan abad 21, berpikir komputasional semakin penting dikuasai oleh generasi muda. Pendekatan yang menyenangkan dan kontekstual membuat konsep ini lebih mudah dipahami dan diterima oleh siswa.

Kudus Jadi Pelopor Berpikir Komputasional

Pada tahun 2023, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai memperkenalkan berpikir komputasional di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SD/MI. Program ini dilaksanakan dengan pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru, sehingga dapat mencapai ribuan siswa di wilayah Kudus.

Salah satu acara yang digelar adalah Festival dan Lomba Berpikir Komputasional di Pendopo Kabupaten Kudus pada Minggu (27/07). Acara ini diikuti lebih dari 250 siswa SD/MI dan menjadi ajang untuk menunjukkan kreativitas serta kemampuan pemecahan masalah mereka.

Dalam program ini, berpikir komputasional mulai diperkenalkan melalui pendampingan kepada kepala sekolah dan guru dari 36 satuan PAUD. Hasilnya sangat signifikan, karena memberikan manfaat kepada lebih dari 10.300 siswa.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif Bakti Pendidikan Djarum Foundation, yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus. Pada tahun 2024, pelatihan ini diperluas hingga menjangkau 160 guru dari berbagai tingkat pendidikan, termasuk TK, KB, SPS, dan TPA.

Selain itu, Bakti Pendidikan Djarum Foundation juga bekerja sama dengan Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Nonformal untuk menyusun materi pelatihan berpikir komputasional di berbagai wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun 2024, program ini telah mencapai 11 SD/MI dengan lebih dari 4.900 siswa penerima manfaat.

Meningkatkan Kemampuan Siswa

Dalam waktu dua bulan, terjadi peningkatan skor rata-rata siswa kelas 4 hingga 6 sebesar 62% dalam tes BEBRAS, sebuah inisiatif internasional yang mengukur keterampilan computational thinking.

Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk meningkatkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) di Kudus. Menurutnya, berpikir komputasional dapat melatih cara berpikir kritis, numerasi, literasi, dan sains yang dinilai dalam tes PISA.

Lomba yang Menyenangkan dan Edukatif

Dalam festival dan lomba berpikir komputasional, para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi melalui berbagai tantangan menarik. Lomba dibagi menjadi dua kategori: plugged (menggunakan alat digital) dan unplugged (tanpa alat digital).

Games Unplugged

  • Programer Cilik: Permainan yang mengajarkan peserta didik cara membuat algoritma sederhana.
  • Kebugaran Tanpa Komputer: Mengajarkan konsep ilmu komputer seperti sequence dan loop.
  • Batang dan Daun: Membantu rekognisi pola.
  • Menyortir Koin: Mengajarkan konsep sorting.
  • Block Coding Labirin dan Block Coding Burung: Mengajarkan konsep algoritma dan percabangan.

Games Plugged

  • Animasi Scratch: Mengasah keterampilan berpikir komputasional melalui animasi.
  • Story Telling Scratch: Membantu peserta didik menceritakan animasi buatannya.
  • Soal SiKecil dan Soal Siaga: Mengasah kemampuan penyelesaian masalah melalui soal HOTS.
  • Creative Robotics: Memperkenalkan keterampilan berpikir komputasional melalui hardware.

Apresiasi dari Bupati Kudus

Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan program ini. Ia berharap inisiatif ini menjadi awal dari gerakan yang menjadikan Kudus sebagai pionir pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sejak usia dini.