Langkah KDM untuk Ketahanan Energi Jabar: Manfaatkan Potensi Energi Pedesaan

Featured Image

Strategi Jawa Barat dalam Membangun Ketahanan Energi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk membangun ketahanan energi. Langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam rangka menciptakan swasembada energi nasional. Salah satu fokus utama adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya energi baru terbarukan (EBT) seperti energi air, energi surya, energi angin, energi panas bumi, dan energi biomassa.

Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), menyampaikan bahwa Jawa Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, namun pemanfaatannya belum optimal. "Kita ingin meningkatkan pemanfaatan sumber energi tersebut. Langkah ini sekaligus menindaklanjuti kebijakan Presiden untuk menciptakan swasembada energi," ujarnya.

Berdasarkan data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar, potensi energi baru dan terbarukan di Jawa Barat antara lain:

  • Energi air dengan potensi sebesar 2.861 MW.
  • Energi angin dengan potensi mencapai 12.272 MW.
  • Energi surya dengan potensi panel surya hingga 156,630 GWp.
  • Energi panas bumi yang mencapai 4.763 MW.
  • Energi biomassa yang juga memiliki potensi besar.

Namun, pemanfaatan energi tersebut masih rendah. Misalnya, energi angin dan surya hanya dimanfaatkan di bawah satu persen, sedangkan energi panas bumi hanya sekitar 20 persen. KDM menilai bahwa potensi energi biomassa juga belum bisa dimanfaatkan secara optimal.

Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Energi Terbarukan

Menurut KDM, langkah optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan dapat dilakukan melalui pembangunan kawasan pedesaan. Ia mencontohkan beberapa desa di Jawa Barat yang telah berhasil mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), seperti di Garut dan Sukabumi, yang kini mampu menyediakan listrik untuk ratusan rumah warga dan kegiatan produksi usaha kecil.

Selain itu, KDM juga mendorong ketersediaan jaringan listrik bagi masyarakat melalui penggunaan panel surya untuk memanfaatkan energi surya. "Kawasan pemukiman penduduk di pedesaan yang lokasinya terpencil dan terkendala geografis, bisa memanfaatkan jaringan listrik melalui panel surya. Kita juga ingin memanfaatkan sumber energi melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah," katanya.

KDM menyatakan komitmennya untuk mendorong pengembangan energi terbarukan berbasis potensi lokal di pedesaan. Ia menilai bahwa masa depan energi Jawa Barat tidak lagi bergantung pada energi fosil, tetapi harus beralih ke sumber daya yang lebih bersih, berkelanjutan, dan dikelola oleh masyarakat sendiri.

"Kita ingin setiap desa di Jawa Barat bisa mandiri energi. Energi bukan hanya soal listrik, tapi juga tentang membangun peradaban dan kultur baru yang lebih bersih dan berkeadilan," tambahnya.

Memperkuat Kerjasama Internasional

Keseriusan Provinsi Jabar dalam membangun ketahanan energi melalui energi terbarukan juga dilakukan dengan bekerja sama dengan negara sahabat yang sudah maju dalam pemanfaatan energi terbarukan. Contohnya adalah kunjungan kehormatan Gubernur Chungcheongnam-do, Korea Selatan, Kim Tae-heum, pada akhir Mei 2025 lalu.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat hubungan provinsi bersaudara (Sister Province) dan memperluas kerja sama di bidang energi bersih, lingkungan, dan teknologi masa depan. Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Chungnam telah menjalin hubungan Sister Province sejak tahun 2021.

Dalam pertemuan strategis tersebut, Gubernur Jabar KDM dan Gubernur Chungcheongnam-do Kim Tae Heum menandatangani nota kesepahaman (MoU) hibah luar negeri berupa charging station dari Ministry of SMEs Korea Selatan melalui Chungnam Center for Creative Economy and Innovation kepada Pemda Provinsi Jawa Barat.

Hibah tersebut berupa pembangunan tiga unit smart halte bus dengan total nilai mencapai Rp113 miliar. Proyek ini menjadi bagian dari program Sustainable Mass Electric Transportation to Support Green Smart City West Java yang berlangsung 2024–2027.

Dalam kerjasama tersebut, kedua gubernur juga menekankan pentingnya mengoptimalkan potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, terutama energi air. Menurut KDM, melalui kerjasama ini terbuka peluang sangat besar untuk mengirim anak-anak muda Jabar ke Korea Selatan untuk belajar teknologi energi terbarukan seperti energi air, udara, dan matahari.

"Peluang yang sangat besar untuk memanfaatkan energi terbarukan itu harus dilakukan dengan baik. Kita bisa kirim anak-anak muda kita untuk belajar ke Korea Selatan. Kita sangat serius dalam membenahi aliran sungai, membersihkan sampah, dan mengembangkan teknologi tepat guna untuk pengelolaan energi terbarukan dan energi hijau," kata KDM.