Munafri Arifuddin Percaya Stadion Untia Makassar Berkontribusi Rp95 Miliar PAD Tahunan

Munafri Arifuddin Percaya Stadion Untia Makassar Berkontribusi Rp95 Miliar PAD Tahunan

Stadion Untia: Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Makassar

Kawasan Stadion Untia di Kota Makassar diprediksi akan menjadi sumber pendapatan tahunan sebesar Rp95 miliar. Pendapatan ini dapat diperoleh melalui berbagai kategori, seperti pertandingan sepak bola, acara hiburan, sewa fasilitas, sponsor, iklan, dan merchandise. Rencana yang digagas oleh Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menunjukkan bahwa Stadion Untia tidak hanya sebagai tempat pertandingan olahraga, tetapi juga sebagai pusat ekonomi baru.

Dalam acara Final South Sulawesi Investment Challenge yang diselenggarakan Forum Pinisi Sultan di Novotel Hotel, Munafri menyampaikan skenario optimistis terkait proyek ini. Pembangunan stadion membutuhkan investasi sebesar Rp453 miliar. Proyek ini direncanakan dibangun dengan skema kerja sama antara pemerintah dan swasta. Pemerintah bertanggung jawab atas penyediaan lahan serta dokumen perencanaan dan perizinan, sedangkan pihak swasta akan menangani pendanaan, pembangunan, dan operasional.

Stadion Untia akan dibangun di atas lahan seluas 13 hektare dengan kapasitas penonton sebanyak 15.000 orang dan luas bangunan mencapai 6,7 hektare. Menurut Munafri, potensi komersialisasi dari stadion ini sangat besar. Contohnya adalah penjualan hak penamaan (naming rights) yang diperkirakan mencapai Rp70–80 miliar per lima tahun, ruang iklan digital, pengelolaan kawasan UMKM, serta parkiran.

Tujuan utama dari pembangunan Stadion Untia adalah untuk menyediakan fasilitas olahraga berstandar internasional, mendukung pembentukan distrik olahraga dan hiburan, serta memberikan ruang publik strategis untuk ekonomi kreatif dan pariwisata. Selain itu, proyek ini juga bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan pendapatan daerah.

"Stadion ini bukan sekadar bangunan, tapi mesin ekonomi. Ini akan membuka ribuan lapangan kerja, meningkatkan PAD, mendorong UMKM, dan memperkuat identitas Makassar sebagai rumah PSM," tegas Munafri.

Infrastruktur Olahraga yang Tidak Terpenuhi

Sebelum adanya Stadion Untia, Kota Makassar mengalami kekosongan infrastruktur olahraga, khususnya stadion yang layak digunakan untuk pertandingan nasional dan internasional. Akibatnya, klub legendaris PSM Makassar harus mencari markas sementara di luar kota. Padahal, Makassar adalah kota metropolitan terbesar di Indonesia Timur.

Fasilitas utama yang tersedia di stadion ini mencakup tribun penonton, lapangan utama, ruang VIP, parkiran luas, serta sistem digitalisasi penuh. Stadion ini dirancang dengan sistem pencahayaan modern di atas 2000 lux, panel surya sebagai energi terbarukan, serta Video Assistant Referee (VAR). Teknologi VAR digunakan untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan lebih akurat selama pertandingan.

Akses menuju stadion juga mudah dijangkau dari pusat kota melalui tol dalam waktu 30–45 menit. Selain itu, pemerintah kota merancang kawasan stadion sebagai sport and entertainment district yang bebas kendaraan pribadi. Shuttle bus akan disiapkan untuk menjamin aksesibilitas inklusif dan ramah lingkungan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Stadion Untia diharapkan menjadi pemicu bagi terbentuknya kawasan ekonomi baru di Makassar bagian utara. Dengan posisi yang dekat dengan kawasan pesisir, pembangunan stadion akan memicu tumbuhnya berbagai infrastruktur penunjang seperti hotel, pusat kuliner, hingga ruang publik.

Bayangkan jika PSM bertanding melawan tim dari Vietnam, Malaysia, atau Singapura. Setiap laga akan membawa wisatawan dan exposure internasional ke kota kita. Ini bukan hanya soal bola, tapi juga soal pariwisata dan devisa.

Pemerintah juga telah menyiapkan skema subsidi sekitar Rp5,9 miliar untuk mendukung penyelenggaraan event-event nasional dan internasional di stadion tersebut. Tujuan dari skema ini adalah untuk memastikan semua dokumen legal dan administrasi rampung terlebih dahulu sebelum berbicara lebih detail dengan para calon investor.

Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, menyampaikan harapannya agar pembangunan Stadion Internasional di Untia benar-benar membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Ia ingin setiap proyek besar seperti Untia Stadium ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat, mulai dari lapangan kerja, UMKM, hingga kebanggaan sebagai warga Makassar.

Aliyah menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan keberhasilan pembangunan infrastruktur yang tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga inklusif secara sosial dan berdampak ekonomi. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan.

Ia juga menyambut baik desain stadion yang diarahkan menjadi sport and entertainment district yang ramah lingkungan, modern, dan mendorong pertumbuhan kawasan pesisir Untia sebagai pusat ekonomi baru Makassar. "Stadion ini menjadi ikon baru Makassar, sekaligus pemicu tumbuhnya infrastruktur dan peluang usaha baru di sektor olahraga, pariwisata, hingga industri kreatif," harapnya.