Peluncuran TAMAN EMAS untuk Layanan PAUD HI di Kabupaten Sikka

Inisiatif Baru untuk Pengembangan Anak Usia Dini di Kabupaten Sikka
Proyek TAMAN EMAS, sebuah inisiatif yang bertujuan meningkatkan layanan pengembangan anak usia dini, diluncurkan pada hari Sabtu, 2 Agustus 2025, di Aula BAPPERIDA (Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah) Kabupaten Sikka. Proyek ini merupakan kerja sama antara Yayasan PAPHA Indonesia dengan pemerintah daerah setempat. TAMAN EMAS berfokus pada optimalisasi Layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) dalam rangka mempersiapkan Generasi Emas 2045.
Dukungan dari William & Lily Foundation (WLF) dan Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN) menjadi fondasi utama dalam pelaksanaan proyek ini. Proyek TAMAN EMAS akan diterapkan di delapan desa di Kecamatan Magepanda hingga bulan Agustus 2025. Fokus utamanya adalah memberikan layanan yang lebih baik bagi anak usia 0-3 tahun, yang sebelumnya sering kali terabaikan.
Masalah yang Diangkat oleh Proyek TAMAN EMAS
TAMAN EMAS lahir dari refleksi atas belum optimalnya layanan pengembangan anak usia dini di Kabupaten Sikka dan Kecamatan Magepanda. Saat ini, layanan PAUD HI lebih banyak ditujukan kepada anak usia 4-6 tahun dan biasanya hanya tersedia di PAUD. Padahal, layanan PAUD HI penting untuk semua anak usia 0-6 tahun, bukan hanya untuk pendidikan, tetapi juga meliputi kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan.
Kegagalan dalam memenuhi tujuh layanan esensial PAUD HI dapat mengganggu perkembangan motorik, kognitif, dan afektif anak. Selain itu, hal ini juga meningkatkan risiko pelanggaran hak-hak anak.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Di tingkat kabupaten, Yayasan PAPHA akan bekerja sama dengan Tim Gugus Tugas PAUD HI Kabupaten Sikka untuk memastikan bahwa layanan anak usia 0-3 tahun dapat lebih diakomodir dalam Rencana Aksi Daerah PAUD HI. Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, SH., menegaskan bahwa persiapan Generasi Emas 2045 harus dimulai dari pengembangan anak usia dini. “Pemerintah daerah dan kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk memberikan perhatian serius terhadap pendidikan dan pengembangan anak usia dini PAUD HI,” ujarnya.
Direktur PAPHA Indonesia, Bernardus Lewonama Hayon, menyatakan bahwa sebagian besar Posyandu di Kecamatan Magepanda belum memberikan layanan PAUD HI bagi anak usia 0-3 tahun. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam akses layanan. Oleh karena itu, TAMAN EMAS menjadi langkah penting untuk mengatasi masalah tersebut.
Visi dan Tujuan Proyek TAMAN EMAS
Program Lead WLF, Sudaryanto, menjelaskan bahwa proyek TAMAN EMAS diharapkan dapat berkontribusi terhadap pemenuhan layanan bagi anak usia dini, khususnya 0-3 tahun. “Fase awal kehidupan anak adalah fondasi utama bagi tahap kehidupan selanjutnya, dan setiap anak berhak mendapat awal yang terbaik,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa layanan PAUD HI tidak hanya perlu tersedia, tetapi juga berkualitas dan inklusif, termasuk menjangkau anak-anak usia 0–3 tahun. Melalui TAMAN EMAS, pihaknya ingin mendorong perubahan sistem layanan yang dimulai dari desa, diperkuat oleh Posyandu, dan terhubung dengan sistem pemerintah kabupaten, agar setiap anak, sejak lahir, mendapat dukungan menyeluruh untuk tumbuh optimal.
Sinergi dan Kolaborasi
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kabupaten Sikka, Margaretha Movaldes Da Gama Bapa, menjelaskan bahwa peluncuran proyek ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi dalam upaya optimalisasi layanan PAUD HI di Kecamatan Magepanda. “Tim Gugus Tugas akan melakukan pemetaan terhadap prioritas layanan PAUD HI dan berusaha mendorong DPRD dalam kebijakan anggaran daerah,” imbuhnya.
Di tingkat desa, proyek TAMAN EMAS akan bekerja langsung bersama kader Posyandu dan pemerintah desa untuk memperkuat Posyandu dalam menyelenggarakan layanan PAUD HI secara menyeluruh. Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa pengasuhan anak merupakan tanggung jawab bersama kedua orang tua, bukan hanya ibu saja.
Meski fokus pada anak usia 0-3 tahun, penguatan kapasitas kader dan kelembagaan Posyandu melalui proyek ini juga akan memberi manfaat lebih luas bagi anak-anak usia 4-6 tahun dan kelompok masyarakat lainnya, sesuai prinsip layanan berbasis siklus hidup.