Perosi Jaya Edukasi Kesehatan Tulang untuk Dokter dan Masyarakat

Pelantikan Perosi Cabang Jakarta Raya dan Fokus Pada Edukasi Pencegahan Osteoporosis
Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) Cabang Jakarta Raya resmi dilantik dalam sebuah acara yang berlangsung meriah di RS Mandaya Royal Hospital Puri, Tangerang. Acara ini juga dirangkaikan dengan "Mini Symposium" yang membahas isu-isu penting terkait pencegahan osteoporosis di tengah masyarakat urban.
Ketua Perosi Cabang Jakarta Raya yang baru dilantik, dr Arya Govinda menjelaskan bahwa fokus utama kepengurusannya adalah peningkatan edukasi baik kepada tenaga kesehatan maupun masyarakat umum. Ia menekankan pentingnya memperluas pengetahuan dokter umum dan dokter keluarga, karena mereka merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Menurut dr Arya, penting bagi tenaga medis untuk memahami bahwa kesehatan tulang perlu dijaga jauh sebelum seseorang memasuki usia lanjut. "Pencegahan itu kuncinya. Bukan menunggu tulang keropos dulu, baru kita bertindak," ujar dia.
Sementara untuk masyarakat, Perosi Jakarta Raya menilai bahwa edukasi soal kesehatan tulang belum sepopuler isu-isu lain seperti jantung atau diabetes. Padahal, osteoporosis bisa berdampak besar terhadap kualitas hidup seseorang, terutama di usia senja. "Kami ingin meningkatkan kesadaran bahwa tulang sehat itu sama pentingnya dengan jantung sehat atau gula darah yang normal," kata Arya.
Sebagai organisasi yang lintas disiplin kedokteran, Perosi Jakarta Raya beranggotakan berbagai spesialis yang siap bekerja sama untuk memberikan edukasi komprehensif mengenai osteoporosis. "Kami bukan hanya terdiri dari satu spesialis, tetapi bergabung dari banyak disiplin ilmu kedokteran, sesuai kompetensi masing-masing," jelas dia.
Terkait strategi, Perosi Jakarta Raya akan memaksimalkan platform digital untuk menyebarkan informasi dan edukasi. "Era digital adalah peluang. Edukasi bisa kita lakukan lewat media sosial, seminar daring, bahkan pelatihan secara hybrid. Tapi tentu ada kegiatan tertentu yang tetap harus dilakukan secara luring," ujar Arya.
Dengan komitmen baru ini, Perosi Jakarta Raya menargetkan lebih banyak kegiatan kampanye publik, seminar medis, dan kerja sama lintas sektor guna memperluas jangkauan edukasi dan deteksi dini osteoporosis, termasuk menyasar kelompok lansia, ibu rumah tangga, serta jamaah haji dan umrah yang rentan mengalami masalah tulang saat ibadah fisik intensif.
Di tempat yang sama, Pendiri Perosi, Prof dr Ichramsyah A Rachman meminta kepada pengurus Perosi untuk terus mengedukasi masyarakat terkait osteoporosis. Karena, menurut dia, osteoporosis sering disebut sebagai penyakit "diam" yang umumnya tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. "Kalau anda sakit kaki ada rasa sakit? Sedikit rasa sakit ada lah. Kalau rasa sakit osteoporosis tidak ada, tiba-tiba ambruk," ucap dia.
Karena itu, dia pun berpesan kepada masyarakat untuk melakukan deteksi dini, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Hal ini penting untuk mengurangi risiko patah tulang dan komplikasi lainnya. "Jadi ini penyakit tanpa gejala. Dan ini bisa dicegah," kata Prof Ichram.
Sementara itu, Ketua Umum Perosi, dr Tirza Z Tamin mengungkapkan, saat ini Perosi sudah memiliki 19 cabang di berbagai daerah di Indonesia. "Dari Indonesia bagian timur, Papua, dan NTT itu juga sudah. Di tengah pun ada, di Malang dan Surabaya, Kemudian di Jakarta sendiri sudah mulai ini. Aceh yang belum, Sedangkan di Pekanbaru, Padang, semuanya sudah ada," jelas dr Tirza.