Sebelum Menggunakan, Ketahui Jenis Alat Kontrasepsi Ini

Featured Image

Jenis-Jenis Kontrasepsi yang Bisa Mencegah Kehamilan dan Infeksi Menular Seksual

Kontrasepsi merupakan metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Di dalam program keluarga berencana, kontrasepsi sering menjadi bagian penting. Namun, selain mencegah kehamilan, beberapa jenis kontrasepsi juga dapat melindungi dari infeksi menular seksual. Ada banyak pilihan kontrasepsi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan.

Secara umum, alat kontrasepsi dibagi menjadi tiga kategori utama: hormonal, fisik, dan permanen. Berikut penjelasannya:

1. Alat Kontrasepsi Hormonal

Alat kontrasepsi hormonal bekerja dengan mengandung hormon yang memengaruhi sistem reproduksi wanita untuk mencegah kehamilan.

  • Pil KB
    Pil KB terbagi menjadi dua jenis: pil kombinasi (mengandung progesteron dan estrogen) serta pil progestin saja. Penggunaannya harus rutin setiap hari, pada jam yang sama, agar efektivitasnya maksimal. Meskipun efektif, penggunaan pil KB dapat menyebabkan efek samping seperti perubahan berat badan, gangguan menstruasi, penurunan gairah seksual, dan risiko tekanan darah tinggi.

  • Suntik KB
    Suntik KB tersedia dalam dua bentuk: satu bulan dan tiga bulan. Efektivitasnya cukup tinggi, namun penggunaannya harus dilakukan secara rutin. Efek samping yang mungkin muncul antara lain perubahan berat badan, gangguan menstruasi, dan rasa mual.

  • IUD (Intra-Uterine Device)
    IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk T yang ditempatkan di dalam rahim. Terdapat dua jenis: IUD tembaga yang bertahan hingga 10 tahun dan IUD hormon yang bertahan hingga 5 tahun. Kelebihannya adalah penggunaan sekali dan efektivitas tinggi. Namun, efek samping seperti nyeri perut, gangguan menstruasi, dan iritasi dapat terjadi.

  • Implan atau Susuk
    Implan adalah batang kecil yang ditanam di bawah kulit lengan. Dapat mencegah kehamilan selama 3 tahun. Meski efektif, efek sampingnya termasuk nyeri di area pemasangan, perubahan menstruasi, dan potensi pengaruh pada kesuburan di masa depan.

2. Alat Kontrasepsi Fisik

Alat kontrasepsi fisik biasanya digunakan di luar tubuh dan bekerja secara mekanis untuk mencegah pembuahan.

  • Kondom
    Kondom merupakan alat kontrasepsi yang mudah ditemukan dan digunakan. Kondom laki-laki dan perempuan tersedia. Selain mencegah kehamilan, kondom juga melindungi dari infeksi menular seksual. Namun, pemakaian yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko kehamilan atau infeksi.

  • Spermisida
    Spermisida adalah zat kimia yang menghambat aktivitas sperma. Cocok untuk pasangan yang ingin menunda kehamilan sementara. Namun, perlindungan yang diberikan bersifat sementara dan tidak mencegah infeksi menular seksual.

  • Diafragma
    Diafragma berbentuk kubah silikon atau lateks yang ditempatkan di dalam vagina untuk mencegah sperma masuk ke rahim. Alat ini dapat digunakan berulang kali, tetapi perlu diperiksa ukurannya agar tidak bergeser. Risiko iritasi juga bisa terjadi.

3. Alat Kontrasepsi Permanen

Jika seseorang ingin mencegah kehamilan secara permanen, kontrasepsi permanen bisa menjadi pilihan.

  • Tubektomi
    Tubektomi adalah prosedur operasi yang menutup saluran telur sehingga sperma tidak bisa mencapai sel telur. Prosedur ini dilakukan oleh dokter dan memiliki efek samping seperti nyeri panggul, infeksi, atau komplikasi pascaoperasi.

  • Vasektomi
    Vasektomi adalah tindakan operasi pada laki-laki untuk mencegah sperma masuk ke air mani. Proses ini tidak memengaruhi gairah seksual atau kemampuan ereksi. Namun, efek samping seperti memar, infeksi, atau rasa tidak nyaman bisa terjadi.

Dengan berbagai jenis kontrasepsi yang tersedia, penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing sebelum memutuskan. Diskusi dengan tenaga medis juga sangat disarankan agar mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kondisi kesehatan.